back to top

4 Cara Menggunakan Asam Humat dan Manfaatnya

Bisa dikatakan, asam humat adalah perantara antara unsur hara, dan akar tanaman. Cara menggunakan pupuk organik ini harus secukupnya. Intinya, tidak usah berlebihan.

Hal ini karena humid acid bisa memberikan reaksi pada pH tanah. Asam humat cair bisa membuat tanah menjadi basa. Sedangkan asam humat padat, bisa membuat pH tanah cenderung asam.

Cara penggunaannya pun, dosisnya berbeda untuk tujuan yang berbeda. Berikut ini, ada 5 cara menggunakan asam humat.

Dalam pengolahan lahan dan perbaikan lahan kritis

Asam humat bisa menjadi pupuk dasar, dan bisa menggantikan pupuk kandang atau kompos.

Cara menggunakannya, adalah dengan melarutkan asam humat dengan air. Jumlah airnya, sebanyak 500 sampai 1000 liter air. Kemudian, aduk asam humat, dan semprotkan ke permukaan tanah secara merata.

Untuk dosisnya, jumlah asam humat yang dilarutkan adalah 1, sampai 2 kg per hektar, untuk lahan produktif. Dan, 3 sampai 5 kg per hektar, untuk lahan kritis.

Cara aplikasinya, bisa dengan cara kocor, atau dalam keadaan kering dengan campuran pupuk dasar.

Sementara itu, untuk penggunaan asam humat cair bisa dengan cara melarutkan 1 tutup botol dengan 1 liter air, lalu siramkan ke tanah sekitar pangkal tumbuhan.

Sebagai persiapan benih

Untuk cara ini, kebutuhannya akan lebih sedikit, karena hanya untuk mempersiapkan benih saja. cara ini juga berlaku untuk persiapan bibit, atau pun stek, jika Juragan menggunakan cara stek batang untuk menanam.

Cara menggunakannya, adalah dengan melarutkan asam humat, dengan air, dalam konsentrasi 100 ppm. Atau setara dengan 0,1 gram per liter. Untuk kebutuhan yang lebih banyak, misalnya 0,5 liter, berarti Juragan membutuhkan 0,5 gram saja untuk dilarutkan.

Benih, bibit, atau stek kemudian rendam, atau celupkan selama kurang lebih 24 jam.

Baca juga : 3 BIBIT CABE RAWIT UNGGUL MURAH TOLERAN VIRUS

Sebagai campuran media tanam

Dosis yang bisa diberikan, hanya 500 gram, per 1000 liter air. Itu berarti, Juragan bisa menggunakan 25 gram, untuk 50 liter air.

Lihat juga : 5 Asam Humat Terlaris, Terlengkap Kandungan Pupuknya

Sebagai campuran pupuk

Karena setiap tanaman memiliki kebutuhan pupuk yang berbeda, maka kebutuhan dosis asam humatnya pun juga berbeda.

Ini berdasarkan jenis tanamannya. Untuk tanaman tahunan dengan batang keras seperti sengon atau jabon, dosis yang dibutuhkan adalah 2 sampai 3 kg per hektar, per aplikasi.

Sedangkan untuk tanaman musiman seperti padi, hortikultura seperti cabai, tomat, dan sebagainya, menggunakan dosis 1 sampai 1,5 kg per hektar, per aplikasi.

Dari pengaplikasian tersebut, ada banyak sekali manfaat yang bisa Juragan dapatkan.

Diantaranya adalah sebagai berikut.

  • meningkatkan kapasitas tukar kation. Ini bisa meningkatkan kemampuan tanah menahan unsur – unsur hara. Hal ini karena Asam humate membentuk senyawa kompleks dengan unsur mikro, sehingga mampu melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan.
  • memiliki kemampuan mengikat air yang besar.
  • mampu mengikat dan mengendapkan polutan seperti logam berat, sehingga dapat mengurangi kadar racun tanah.
  • melarutkan sisa-sisa pupuk kimia.
  • melarutkan tsp atau sp 36. Bila juragan menggunakan pupuk Urea, yang nitrogennya berbentuk amonium, yang mana lebih mudah menguap. Dengan pupuk hitam ini, penguapannya akan berkurang.
  • membantu menstabilkan ph
  • mengatur pergerakan dan penyaluran unsur hara dalam tanah,
  • menciptakan lingkungan yang sesuai bagi perkembangbiakkan mikro organisme berguna bagi tanaman pada tanah.
  • menghemat penggunaan pupuk, sampai 25 persen. Dengan kemampuan mengikatnya, Juragan bisa menurunkan penggunaan pupuk kimia. Misal yang biasanya 100 kg, maka bila dengan asam humat bisa menggunakan 75 kg saja. Tapi, ini perlu uji coba dulu. Agar tanaman Juragan tidak kekurangan unsur hara.

Banyak sekali ya Juragan manfaatnya? Itu semua, pasti akan berdampak pada hasil tanam yang lebih baik, juga lebih banyak.

Berdasarkan jurnal penelitian Pengaruh Asam Humate Sebagai Pelengkap Pupuk oleh Hermanto, N. K. T. Dharmayani, dan kawan-kawannya, membuktikan bahwa asam humat dapat meningkatkan ketersediaan dan pengambilan unsur hara bagi tanaman.

Di jurnal lain, Pengaruh Asam Humate terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao, oleh Laksmita Prima Santi, membuktikan bahwa asam humat memilki korelasi positif terhadap peningkatan populasi mikroorganisme tanah dan serapan hara. Penambahan asam humate serta ombinasinya dengan pupuk NPK dapat meningkatkan kadar hara daun N (5,7%), P(21,4%), dan K (17,2%).

Secara keseluruhan, semuanya menguntungkan petani. Sebenarnya, ini bukanlah hal baru di bidang pertanian. Cukup banyak juga petani yang menggunakannya.

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });