Selain hama kutu yang diatasi dengan insektisida, tantangan pertanian di musim kemarau adalah bagaimana dengan pengairannya. Terutama pada daerah yang tidak dekat dengan sumber air. Berikut beberapa contoh pengairan cabe musim kemarau agar cabe tetap tumbuh subur.
IRIGASI PERMUKAAN
Pengairan cabe yang pertama namanya Irigasi Permukaan. Jenis ini merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh petani. Caranya adalah dengan membuat bedengan di sekitar lahan dan membiarkan air menggenangi lahan dengan ketinggian tertentu.
Bedengan dibuat dengan manual menggunakan cangkul dengan kedalaman tertentu di sekeliling tanaman secara teratur. Lahan padi atau sawah sering menggunakan bedengan sebagai pengairan.
Pembuatan bedengan mulai dari yang dekat sumber air sampai ke lahan. Sistem ini tidak memerlukan alat khusus dan lebih cocok untuk kita yang bertanam di tanah bertekstur halus sampai sedang.
Pada saat musim kemarau terik dan lama, air yang mengalir bisa saja berkurang dan tidak ada yang dapat menggenangi lahan atau melalui bedengan.
IRIGASI CURAH
Pengairan lahan cabe kedua namanya Irigasi Curah. Irigasi curah sebelumnya sudah diterapkan pada lahan tanaman lain. Biasanya petani secara bergantian menggunakan pompa di malam hari musim kemarau, menyalurkan air ke sawah.
Pengairan ini tidak membutuhkan bedengan, tetapi butuh alat yang namanya sprinkle. Itu sebabnya banyak yang menyebut irigasi curah sebagai irigasi springkel. Daripada mengalirkan pompa dan mencurahkan banyak air yang kadang terbuang, springkle lebih efektif. Pompa dapat diletakkan di satu atau beberapa tempat dan air mengalir melalui selang dan springkel.
Berdasarkan perhitungan, cara ini menghemat dua sampai tiga jam pemompaan air untuk satu lahan. Air yang tercurah juga lebih sedikit dan cukup.
Baca juga : AZOXYSTROBIN VS PYRACLOSTROBIN DUEL BAHAN AKTIF MAHAL, HIGH QUALITY
Penempatan sprinkle atau nozzle di beberapa titik di tengah lahan. Ketika dibuka, air akan menyemprot ke udara dan jatuh ke permukaan tanah, seperti air hujan.
Agar sprinkle mengeluarkan air dengan baik, kita memerlukan sumber air yang cukup dan pompa kekuatan sedang. Dari pompa, air mengalir melalui selang ke sprinkle. Namun, di kondisi musim kemarau, sumber air kemungkinan berkurang. Juragan perlu mengambil dari mata air cukup jauh dan menggunakan selang yang sangat panjang.
Keuntungan menggunakan irigasi springkel, yaitu:
– Penghematan pengunaan air yang memang wajib di musim kemarau ketimbang cara bedengan dan irigasi bawah permukaan.
-Penghematan tenaga kerja, karena Juragan tidak perlu memindahkan pompa.
-Harga instalasi atau pembuatan irigasi springkel lebih murah.
-Hama Trips, kutu kebul, dan tungau yang sering menyerang cabe lebih terkendali karena tanaman tidak terlampau lembap.
-Meminimalisir penggunaan pestisida, karena tanaman tidak terlalu lembap atau kering.
IRIGASI BAWAH PERMUKAAN
Yang Ketiga Irigasi Bawah Permukaan. Irigasi jenis ini membutuhkan biaya cukup besar.
Juragan harus membuat pipa-pipa berupa semen dengan diameter 10 cm dan ketebalan minimal 1 cm yang disambung-sambung.
Peletakan pipa-pipa tersebut di bawah permukaan tanah dekat tanaman mulai dari mata air, mirip dengan bedeng.
Hanya saja penggunaannya harus pada tanah yang bertekstur sedang sampai kasar. Jika tidak, penyumbatan mungkin terjadi di beberapa tempat keluarnya air karena pengendapan.
IRIGASI TETES
Irigasi yang sedang digalakkan pemerintah untuk menanam cabe di lahan pada musim kemarau adalah pengairan tetes.
Penggunaannya lebih hemat dari segi penyaluran air dan cocok untuk lahan kering.
Cara pemberian air ini adalah secara langsung kepada di atas dan di bawah permukaan tanah. Penetesannya juga secara teratur sehingga cabe tidak kekeringan.
Pengairan sistem tetes cocok untuk tanah yang kering. Pemberian yang secara perlahan dan berkesinambungan lebih menjamin ketersediaan.
Selain membuat lahan lebih basah di musim panas, irigasi tetes juga mengurangi risiko daun cabe terkena penyakit yang menyerang daun, seperti bercak daun. Alasannya, air tidak langsung mengenai daun dan menyebabkan kelembapan di sana hingga menjadi tempat hidup jamur.
Untuk membuat irigasi jenis keempat, Juragan memerlukan beberapa hal di bawah ini:
-Sumber air yang cukup, baik dari mata air langsung atau tendon atau penampungan.
-Mesin pompa, tentunya untuk mengalirkan air ke atas dan permukaan tanah.
-Jarigan pipa irigasi tetes yang tersiri dari penetes, lateran atau sambungan atau pipa yang menyambungkan pipa utama dengan penetes, dan pipa utama.
-Komponen pendukung, seperti katup saringan, pengatur tekanan, pengatur debit, tangki bahan kimia, dan lainnya.
Tangki bahan kimia ini fungsinya untuk mengalirkan fungisida, pupuk, dan insektisida cair melalui pipa yang sama.
Yang harus diperhatikan
Jangan lupa, untuk menggunakan air bersih dalam pengairan. Air yang kotor mungkin akan menyjmbat pipa atau penetes. Jika tidak, kita juga harus rajin mengecek dan membersihkannya.
Meski demikian, dengan kekurangan tersebut, tidak banyak tenaga yang harus keluar di sini. Pipa dapat kita gunakan dalam waktu lama.
Juragan juga dapat sekaligus mengalirkan pupuk cair dan pestisida ke dalamnya. Jadi, tidak perlu berkeliling dalam menyemprotkan pupuk dan pembasmi hama.
Pembuatan irigasi tetes memang lebih lama dan memakan waktu. Akan tetapi keuntungannya lebih besar.
Untuk irigasi tetes sebaiknya selalu gunakan air bersih. Penggunaan air keruh dapat menyumbat lubang pada selang dan memperpendek umur selang.
Keuntungan dari irigasi ini, Juragan juga bisa melakukan pemupukan dalam bentuk larutan. Tapi, untuk melarutkannya sebaiknya di tempat terpisah agar tidak terjadi pengendapan.
Mana yang Terbaik?
Jika bicara yang paling ramah di kantong, jelas irigasi permukaan. Tapi di antara 4 cara tadi meskipun pengairan cabe musim kemarau dengan irigasi tetes terlihat lebih ribet, tapi sebenarnya hanya ribet di awal. Sebab Juragan hanya perlu membuka keran saja untuk mengairi lahan. Tidak perlu ribet membersihkan genangan air yang kotor juga.
Namun, itu kembali berdasarkan jenis tanah di lahan Juragan. Pilih yang paling efektif ya Juragan.