back to top

5 Pupuk Organik Padat, Plus Asam Humat Biochar juga Mikroba

Akibat dari pengolahan tanah dan proses panen sering menyebabkan hilangnya unsur hara dan bahan organik lainnya pada tanah. Biasanya terjadi pada lapisan tanah atas. Untuk mengembalikannya, dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik padat pada setiap awal masa tanam.

Pupuk organik dalam bentuk butiran padat lebih efisien digunakan pada tanaman yang memiliki masa tanam sekitar 100 sampai 180 hari, seperti cabe, jagung, dan tomat. Kalau pupuk organik yang bentuknya serbuk, cocok digunakan untuk tanaman yang umur panenya pendek, sekitar 40 sampai 80 hari masa tanam, misalnya pada jenis sayur-sayuran.

Berikut ini adalah 6 pupuk organik padat yang paling banyak dan baik digunakan.

NPK Mas Hitam

Mashitam adalah pupuk organik yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik berbentuk butiran berwarna hitam. Dalam pupuk ini, kandungan nitrogennya ada 10%, fosfatnya ada 10%, kalium oksidanya ada 10%, dan magnesium oksida sekitar 3%. Dalam pupuk ini, juga ada asam humat sebanyak 10%.

Karena ada bahan organiknya, mampu memperbaiki dan menjaga kondisi kesuburan tanah. Dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air dan mempertahankan kelembaban tanah. Ini manfaat yang tidak bisa dimiliki pupuk kimia. Sehingga pada saat musim kemarau tanaman kita akan terhindar dari kekeringan. Di pasar online, harga pupuk ini sekitar 35 ribuan.

Meskipun analisis kandungan unsur hara NPK dalam pupuk ini terlihat lebih sedikit, bila dibandingkan dengan pupuk kimia umumnya, tapi dalam mas hitam mengandung tambahan bahan organik. Di mana setelah aplikasinya, akan meningkatkan kegiatan mikroorganisme, yang kemudian menguraikan butiran pupuk menjadi unsur hara yang siap diserap oleh akar tanaman.

Dosis pemakaian pupuk ini 250 atau 500 kg per hektar. Penggunaannya bisa untuk pupuk dasar atau susulan.

Baca juga : 6 HAMA KACANG PANJANG, ATASI DENGAN INSEKTISIDA INI!

Black Ion Java

Dalam pupuk Black Ion buatan Javamas juga ada kandungan NPK. Terdiri dari nitrogen 20%, fosfat 10%, kalium 20%, magnesium 1%, dan sulfur 4%. Kalau dalam pupuk NPK Mashitam tadi ada asam humatnya, dalam pupuk Black ion ada kandungan Biochar 10%. Per kg, harga pupuk ini sekitar 30 ribuan.

Dengan itu akan berguna bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Pupuk ini sifatnya controlled soluble, yaitu kandungan nutrisinya dilepaskan secara bertahap, diperhitungkan sesuai fisiologi tanaman.

Kalau diperhatikan, kandungan NPK-nya tidak kalah banyak dengan yang ada pada pupuk kimia biasanya. Penggunaan pupuk ini juga membuat tanah tidak mudah kehilangan nutrisi. Teknologi biochar yang ada juga berfungsi sebagai penghambat perkembangan nematoda pada akar tanaman. Hasil efikasinya langsung nampak dan bertahan lama.

Biochar menjadi rumah mikroorganisme dan unsur hara dalam bentuk ion yang biasanya ketika panas menguap, dan mudah tercuci. Maka biochar akan menyerap air, nutrisi, atau mikroba yang dibutuhkan tanaman. Dan yang sudah pasti, bisa memperbaiki struktur tanah berat agar gembur.

Penggunaannya bisa untuk pupuk dasar ataupun pupuk susulan. Untuk tanaman cabe membutuhkan dosis 625 kg per hektar. Kalau untuk tanaman tomat 517 kg per hektar. Untuk tanaman lain, silakan lihat pada gambar berikut.

Supernasa Granule

Kandungan dalam pupuk ini ada hara NPK, dan banyak sekali unsur hara mikro dengan ph 7. Fungsinya, untuk memperbaiki lahan-lahan yang rusak, meningkatkan kesuburan fisik, meningkatkan kesuburan khemis dengan memberikan semua jenis unsur makro mikro enzim dan zpt, juga meningkatkan kesuburan biologis dengan membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman. 10 kg pupuk ini harganya sekitar 180 ribu.

Fungsi lainnya, juga bisa melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah, sehingga dapat termanfaatkan tanaman kembali. Perlu Juragan ketahui, kalau dalam keadaan mikroba yang kurang, ketika kita beri pupuk akan ada banyak yang tersisa di tanah. Sebab pupuk fosfat yang bisa terserap dalam 1 musim pertama hanya 25% saja. Padahal penyerapan pupuk oleh tanaman sebenarnya terbantu oleh mikroba.

Cara menggunakannya, dengan sebar secara merata bersama pupuk makro kalau sebagai pupuk dasar sebelum tanam, dan 30 hari setelah tanam untuk tanaman pangan. Dosisnya 30 kg per hektar pada saat olah tanah, dan 20 kg per hektar pada 30 hari setelah tanam.

Sebagai pupuk dasar bisa sebarkan dalam barisan tanaman atau sekitar lubang tanam di awal tanam untuk tanaman sayur daun atau buah. Dosisnya 50 kg per hektar.

Dan untuk tanaman buah kelas perkebunan, sebarkan atau lebih baik benamkan dalam tanah kurang lebih 10 cm secara melingkar selebar lingkaran tajuk tanaman. Dengan dosis 200 sampai 400 gram per pohon, kurang lebih pada 3 atau 6 bulan sekali.

Herbafarm

Produk ini buatan Sido Muncul Pupuk Nusantara. Terbuat dari bahan organik dan mikroba penting yang diformulasi melalui tahapan fermentasi biological complex process. Per kemasan 5 kg, harganya sekitar 150 ribuan.

Kandungannya terdiri dari C organik 15%, N 1,06%, P 5,02%, K 2,93%. Hara mikronya ada besi 11,88 ppm, mangan 93,78 ppm, dan seng 283,94 ppm. Ada juga mikroba penting, di antaranya seperti azotobacter, azospirillum, lactobacillus, pseudomonas, rhizobium, trichoderma, dan streptomycess.

Sifatnya slow release sehingga penyerapan bahan organik berlangsung secara perlahan, tidak langsung habis. Hal ini akan mengefektifkan laju penyerapan bahan makanan oleh akar tanaman.

Sebagai pupuk dasar, taburkan pupuk Herbafarm atau dengan cara tugal sebanyak 15 sampai 30 kg per hektar. Sesuaikan dosis tersebut dengan jenis tanaman. Aplikasinya tidak boleh bersamaan dengan pupuk kimia atau pestisida, dan tanah sebaiknya dalam kondisi lembab. Karena di dalamnya ada banyak mikroba yang harus beradaptasi dengan tanah dulu.

Petroganik

Kalau petroganik merupakan pupuk subsidi dengan kandungan bahan organik 15%. Saat ini, harganya sekitar 5.000 rupiah per kilo.

Kadar air dalam petroganik sangat rendah. Nilai lebihnya memang mudah dalam penyimpanan. Tapi dalam bentuk granul yang keras justru membuatnya susah terurai sebagai pupuk dasar. Pupuk ini membutuhkan waktu yang lama untuk bisa terurai. Aplikasinya paling tidak 3 minggu sebelum tanam, atau idealnya 1 bulan sebelum tanam.

Penggunaan petroganik sebagai pupuk susulan, sebaiknya aplikasinya campur dengan POC asam amino. Dengan begitu, campurannya akan menjadi POC siap pakai.

Juragan membutuhkan 5 kg petroganik untuk ditambahkan air hingga basah merata. Selanjutnya berikan POC asam amino sebanyak 1 gelas, dan aduk merata. Proses ini membutuhkan waktu semalaman untuk memecah granul petroganik.

Aplikasikan pada tanaman sebanyak 2 gelas campuran tadi untuk 10 liter air. Nantinya tinggal kocor saja, sekitar 2 gelas per tanaman.

Itu tadi Juragan 5 rekomendasi pupuk organik padat yang paling baik. Ada yang memiliki kandungan asam humat, biochar, ada juga yang ada tambahan mikrobanya. Sehingga Juragan tidak perlu mencari pupuk mikroba lainnya.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Pupuk Mashitam – Link Shopee
NPK Black Java Ion+ – Link Shopee
Supernasa Granule 10kg – Link Shopee
Herbafarm – Link Shopee  

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });