back to top

6 Bakterisida Obat Layu Bakteri, Terbaik

Sebagai petani, mengapa bakterisida itu penting? Kendala dalam budidaya cabe bukan hanya virus dan jamur, ada juga yang namanya bakteri. Keberadaannya, bisa mengakibatkan tanaman layu.

Layu bakteri pada tanaman cabe, penyebabnya adalah Ralstonia solanacearum. Gejala awal penyakit ini ditandai dengan layu pada pucuk daun kemudian menjalar ke bagian bawah daun sampai seluruh daun menjadi layu dan akhirnya tanaman mati.

Untuk mengatasinya, Juragan membutuhkan produk-produk seperti berikut.

Agrept 20 WP

Agrept 20 WP, merupakan bakterisida yang bersifat antibiotika. Bentuknya berupa tepung, berwarna putih. Bakterisida yang kemasannya identik dengan warna hijau ini, memiliki bahan aktif Streptomisin Sulfat sebanyak 20 persen. Agrept 20 WP termasuk dalam bakterisida dengan kode kerja 25.

Pada tanaman cabe, bisa membantu melawan bakteri Ralstonia solanacearum. Dosis penggunaannya harus tepat agar tidak menimbulkan resistensi. Untuk tanaman cabe, Juragan membutuhkan 1, atau 1,5 gram saja per liter air. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara semprot.

Harga 50 gram Agrept 20 WP, sekitar 20 ribuan.

Starner, 20 WP

Starner 20 WP, merupakan bakterisida yang bekerja secara sistemik. Bentuknya berupa tepung berwarna putih. Bahan aktif dari bakterisida ini, adalah asam oksolinik sebanyak 20 persen. Yang dapat menghambat dan mengendalikan penyakit layu bakteri. Mode kerjanya masuk dalam kode 31.

Gunakan dosis 1, atau 2 gram, untuk mengendalikan penyakit layu bakteri. Atau sekitar 1 sendok makan, untuk satu kali aplikasi di tangki sprayer. Aplikasinya dengan cara semprot.

Harga 100 gram Starner 20 WP, adalah sekitar 120 ribuan.

Baca juga : REVIEW PUPUK KALSIUM TERLARIS, KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

Plantomicyn 7 SP

Plantomicyn 7 SP, merupakan bakterisida sistemik berwarna kehijauan. Bahan aktifnya mirip seperti Agrept 20 WP. Yaitu, Streptomisin sulfat.

Sehingga cara kerjanya sama, dengan kode kerja 25. Hanya saja dosisnya berbeda. Kalau Agrept 20 WP mengandung 20 persen bahan aktif, sedangkan plantomicyn 7 sp mengandung 6,87 persen saja.

Untuk mengatasi penyakit layu bakteri pada tanaman cabe, Juragan membutuhkan dosis 1 gram per liter air.

100 gram bakterisida ini, harganya sekitar 90 ribu

 

Kalau tiga produk tadi merupakan bakterisida khusus, 4 produk berikutnya ada bakterisida, yang juga bisa berfungsi sebagai fungisida sekaligus.

 

Nordox 56 WP

Saya rasa sudah ada banyak Juragan yang mengenal produk ini. Nordox, adalah fungisida dan bakterisida berbentuk tepung yang berwarna merah. Bahan aktifnya adalah tembaga oksida sebanyak 56 persen. Cara kerjanya termasuk dalam kode M1.

Penggunaannya baik untuk mencegah atau mengendalikan terjadinya layu bakteri. Juragan bisa menggunakan dosis 1,5 sendok makan per tangki 15 liter. Semprotkan pada tanaman, setiap 4 sampai 5 hari sekali.

Fungsinya sebagai fungisida, juga akan mencegah terjadinya layu fusarium.

Harga 100 gram Nordox 56 WP, sekitar 25 ribuan.

Kasumin 5/75 WP

Kasumin 5/75 WP, merupakan bakterisida berbentuk tepung, dalam warna kehijauan. Bahan aktifnya ada dua. Yaitu kasugamisin hidroklorida 5,7 persen, tembaga oksiklorida 75,6 persen. Cara kerjanya masuk dalam kode 24, dan M1.

Cara kerjanya ganda, bisa kontak dan sistemik. Bersifat kontak dengan bahan aktif tembaga oksiklorida, dan bersifat sistemik dengan bahan aktif kasugamisin hidroklorida. Kasumin 5/75 WP disebut bakterisida karena bahan aktif kasugamisin, yang juga berfungsi sebagai antibiotik.

Harga 500 gram fungisida dan bakterisida ini, berkisar antara 35, sampai 40 ribuan.

Bactocyn 150 AL

Bactocyn 150 AL, merupakan bakterisida dan fungisida yang mempunyai bahan aktif Tembaga hidroksida 150 gram per liter. Kode kerjanya adalah M1.

Penggunaannya, bisa membantu mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman cabe. Dosis yang dibutuhkan, adalah 1, sampai 2 mili per liter. Dengan cara aplikasi disemprotkan, menyeluruh pada bagian tanaman.

Harga 100 mili Bactocyn saat ini, sekitar 45 ribuan.

 

Nah, itu tadi Juragan, beberapa pilihan produk bakterisida, yang bisa Juragan gunakan untuk mengendalikan penyakit layu bakteri. Karena adanya potensi resistensi, atau kekebalan bakteri terhadap obat, maka silahkan Juragan melakukan rolling.

Yaitu, dengan menggunakan lebih dari 1 bakterisida, yang kode kerjanya berbeda. Bukan berarti dengan dicampur, cukup dengan digunakan secara bergantian saja.

Coba kita ambil contoh. Fokus pada bakterisida, Juragan bisa pakai starner selama 2 atau 3 kali saja. Lalu rolling dengan agrept yang bahan aktifnya beda. Atau bisa juga dengan plantomycin.

Cara aplikasinya dengan cara semprot sesuai dosis tadi. Untuk pengocoran, Juragan gunakan saja agen hayati, seperti pupuk hayati yang bisa mengendalikan bakteri.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Agrept 20 WP – Link Shopee 
Starner 20 WP – Link Shopee 
Plantomycin Plus 20 WP – Link Shopee 
Nordox 56 WP – Link Shopee 
Kasumin 5/75 WP – Link Shopee 
Bactocyn 150 AL – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });