Saat ini, petani berhadapan dengan masalah harga pupuk yang sudah di ambang batas kendali. Untuk petani-petani kecil, pasti sangat terasa membebani. Solusinya, kita banting setir beralih ke “Pertanian Organik”. Sebenarnya pertanian organik tidak hanya identik dengan segala caranya yang ribet dan membutuhkan banyak waktu. Tapi, di musim hujan seperti ini, justru tanaman dengan pupuk-pupuk organik yang lebih kuat. Ketika cuaca sedang tidak menentu, banyak tanaman yang roboh atau sebagainya. Tapi bila dengan budidaya cabe organik bisa lebih kuat.
Untuk melakukan semua rangkaian budidaya cabe full organik, ada banyak hal yang harus kita persiapkan. Dari jenis pupuk dasar, pupuk susulan, hingga pestisidanya.
Pupuk Kandang Ayam – Pupuk Dasar
Ada banyak pilihan pupuk untuk pemupukan dasar secara organik. Ada pupuk kandang atau kompos. Pupuk kandang pun juga banyak jenisnya. Tapi yang saya rekomendasikan adalah pupuk kandang dari kotoran ayam.
Dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, kadar NPK dalam pupuk hasil kotoran ayam adalah yang tertinggi. Pemberian pupuk kandang ayam dapat menghasilkan jumlah cabang dikotom terbanyak, umur berbunga yang lebih cepat, peningkatan bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, dan bobot buah per bedengan.
Berikan pupuk dasar kotoran ayam sebanyak 2 kg/meter persegi. Waktu pemberian adalah satu minggu sebelum tanam. Secara umum, menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar dosisnya adalah 15 – 25 ton per hektar. Namun, pada penggunaannya untuk tanaman cabe, pupuk organik sebagai pupuk dasar cabai dapat digunakan +/- 20 ton per hektar.
Media Tanam + Pseudomonas Fluorescens – Perlakuan Benih
Penggunaan kompos sebagai pupuk awal di persemaian akan sangat membantu pertumbuhan benih menjadi bibit yang bagus dan kuat saat akan tanam. Tapi pakai kompos yang sudah benar-benar matang ya Juragan dan memiliki kandungan bahan organic ataupun hara yang tinggi. Sangat disarankan lahan persemaian sudah siap minimal 2 – 3 hari sebelum benih semai. Media persemaian harus merupakan pencampuran tanah dan kompos yang sudah merata.
Perlakuan terhadap benih sebelum semai tujuannya sebagai imunisasi awal terhadap serangan hama dan penyakit. Rendam terlebih dahulu dengan agens hayati pseudomonas fluorescens.
Sebelum disemai benih direndam dengan pseudomonas fluorescens selama 24 jam. Dan setelah itu benih dikering anginkan selama 2-3 jam sebelum disemaikan. Setelah disemai kemudian benih ditutupi dengan karung plastic sampai dengan benih berkecambah dan mulai tumbuh. setelah benih tumbuh maka karung plastic tersebut dipindahkan dan benih di pasangakan atap plastic transparan selama lebih kurang 2 minggu sampai benih sudah kuat untuk langsung menerima kondisi lingkungan yang ada seperti sinar matahari yang langsung dan hujan yang turun.
Jika terlihat adanya serangan hama penyakit harus langsung lakukan upaya pengendalian menggunakan ramuan nabati yang sesuai. Apabila bibit terlihat seperti kekurangan air dan perubahan cuaca, harus lakukan penyiraman bibit dan jika perlu air siraman tersebut tambah dengan pupuk dari urine kambing ataupun ekstrak kompos.
Trichoderma – Penangkal Penyakit
Trichoderma sebagai agen hayati sangat berguna dalam mencegah infeksi penyakit jamur. Kurang lengkap rasanya jika budidaya cabe organik tidak menggunakan penangkal penyakit ini. Penggunaannya bisa dengan banyak cara. Sebagai pupuk dasar, pupuk kocor, atau tugal. Cara menggunakannya, sesuaikan saja dengan kebutuhan.
POC – Pupuk Susulan
Sebagai pupuk susulan, kita menggunakan pupuk organik cair untuk memberi makanan pada tanaman. Tidak kalah dengan pupuk kimia yang banyak jenisnya, pupuk organik cair juga ada banyak jenisnya.
Pertama, ada POC dengan kandungan tinggi NPK plus Mikroba plus Hormon. Ini terbuat dari daun lamtoro, bonggol pisang, sabut kelapa, lidah buaya dan air cucian beras.
Kedua ada POC dengan kandungan tinggi kalium. Ini terbuat dari sabut kelapa dan rumput krokot. Atau dengan sabut kelapa saja juga bisa menghasilkan kalium.
Ketiga ada POC tinggi fosfor, yang terbuat dari bonggol pisang. Dan ada juga POC yang kandungannya terdiri dari hara mikro dan vitamin. Sumber makanan ini berasal dari air cucian beras.
Atau dengan pupuk organik cair yang sudah tersedia dalam kemasan. Ada banyak juga variasinya dengan berbagai kandungan.
Paling tidak, untuk memenuhi kebutuhan tanaman cabe Juragan dalam budidaya cabe organik, aplikasikan pupuk organik cair ini setiap 2 minggu sekali. Atau pada 15, 30, dan 70 HST.
Dan agar efek pupuk pada tanaman lebih cepat terlihat, kita berikan beberapa pupuk tadi dengan cara semprot pada daun.
Baca juga : SUDAH PUPUK MKP, APA KNO3 PUTIH MASIH DIBUTUHKAN? INI 4 TIPSNYA
Jadam Sulfur + JWA – Fungisida Pengendali Jamur
Salah satu resep fungisida dari Jadam organik korea yaitu Jadam Sulfur bisa menjadi solusi dalam mengatasi berbagai jenis serangan jamur patogen. Diantaranya adalah fusarium, embun tepung, antraknosa, dan phytophthora. Penggunaannya harus dengan perekat.
Untuk membuat Jadam Sulfur, kita membutuhkan tepung belerang, NaOH atau bisa ganti KOH, garam grosok, tepung batu, tepung tanah merah, dan air. Sudah banyak konten kreator yang menjelaskan bagaimana cara membuat jadam sulfur ini. Tapi, kalau Juragan ragu bisa jadi atau tidak, ada jadam sulfur yang bisa Juragan dapatkan secara online. Malah sudah sepaket sekalian dengan JWA sebagai perekat yang ramah lingkungan. Harganya sekitar 40 ribuan.
Hidrogen Peroksida – Pengendali Jamur dan Hama
Ada satu lagi yang semestinya ada dalam budidaya cabe organik. Yaitu hidrogen peroksida. Ketika kondisi tanaman sudah dalam keadaan terserang jamur yang sangat parah, untuk mengatasinya paling baik adalah dengan hidrogen peroksida. H2o2 ini zat kimia yang tidak akan meninggalkan residu berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, apabila dengan dosis yang tepat. Karena ada yang konsentrasinya 50%, 10%, atau 3%. Konsentrasi yang tinggi ini perlu diturunkan untuk bisa mengatasi jamur dan hama.
Misalnya untuk mengatasi busuk akar. Gunakan 1 sendok makan hidrogen peroksida 3% per cangkir air. H2O2 juga bisa Juragan gunakan sebagai pengendali hama. Saking efektifnya, bukan hanya jamur patogen saja yang akan mati. Kalau hanya dengan dosis 1 mili h2o2 3% per liter air, tidak akan membunuh mikroba. Tapi, kalau pakai dosis 10 mili per liter air, ini juga akan membunuh jamur atau bakteri baik seperti trichoderma, em4 dan kawan-kawannya. Sementara dosis yang pas untuk mengatasi penyakit yang sudah sangat parah, adalah dengan dosis 10 mili per liter air.
Maka setelah aplikasi hidrogen peroksida ini, setelah penyakit benar-benar hilang dari lahan, akan lebih baik jika Juragan kembali mengaplikasikan agen hayati.
Dengan hidrogen peroksida 10%, juga bisa menjadi herbisida. Tapi jangan sampai terkena tanaman budidaya karena juga bisa ikut mati.
Dengan penggunaan pupuk padat dan cair dalam bentuk organik, rusaknya struktur tanah dan tingkat kesuburan yang semakin rendah bisa diatasi. Tidak lain dengan cara mengembalikan bahan organik ke dalam tanah. Dari alam untuk alam.
DAPATKAN PRODUKNYA