Selama ini banyak dipahami bahwa suhu yang relatif tinggi di musim kemarau akan menjadi pemicu adanya serangan hama pada tanaman juragan. Untuk itu perlu adanya pengendalian dengan pemberian insektisida. Termasuk juga rolling insektisida, agar hama tidak kebal.
Dalam pengaplikasian insektisida tidak bisa sembarang/sembrono, yang perlu menjadi perhatian adalah dosis, waktu, jenis dan bahan aktifnya. Dan tidak kalah penting perlu strategi pergiliran insektisida.
Tujuan dari rolling insektisida ini guna untuk insektisida bekerja lebih efektif, tidak terjadi resistensi terhadap insektisida dan mencegah terjadinya ledakan hama pada tanaman. Apa saja yang menyebabkan terjadinya resisten terhadap insektisida tersebut :
-
Menggunakan insektisida yang cara kerjanya sama secara bergiliran.
Misal karbamat dan organofosfat, cara kerja keduanya sama yakni menghambat kerja enzim asetilkolin esterase pada sistem saraf dan otot serangga.
Seperti penggunaan insektisida Marshal 200 EC yang berbahan aktif karbamat yang kemudian pada penyemprotan selanjutnya, Juragan melanjutkannya dengan pemberian Curacron 500 EC yang mempunyai bahan aktif profenofos yang termasuk golongan organofosfat. Sehingga jangan gunakan keduanya secara bergilir.
2. Aplikasi insektisida dengan dosis yang tidak pas.
Dosis terlalu kecil berakibat hama tidak mati, sedang dosis tinggi berakibat hewan lebih kebal jika dosis diturunkan.
Baca juga : 5 BENIH CABE CAP KAPAL TERBANG, 30-120 K
3. Melakukan pencampuran (mixing) namun kurang tepat.
Bukan hama berkurang, yang terjadi justru level efikasinya menjadi menurun.
Tips pergiliran insektisida
- Identifikasi hama yang yang ada di lahan, misal thrips
- Setelah itu, lihat daftar pestisida yang recommended untuk thrips
- Kemudian pilih merk dagang mana yang akan juragan gunakan
- Selanjutnya, lihat dan catat cara kerjanya (mode of action)
- Pilih setidaknya 3 jenis insektisida dengan cara kerja berbeda (golongan bisa saja berbeda).
- Gunakan 1 jenis insektisida tersebut selama 3 minggu (satu siklus hama) Setelah 3 minggu, gunakan jenis lain, dan seterusnya.
Contoh Rolling Insektisida
Contoh penerapan pergiliran insektisida untuk mengendalikan hama thrips pada tanaman cabai :
- Pada periode tiga minggu pertama aplikasikan insektisida dengan kode cara kerja yang sama
- Pada periode tiga minggu kedua aplikasikan insektisida yang kode cara kerjanya berbeda dengan kode cara kerja pada periode tiga minggu pertama
- Pada periode tiga minggu ketiga aplikasikan insektisida yang kode cara kerjanya berbeda dengan kode cara kerja pada periode tiga minggu pertama dan kedua
- Pada periode tiga minggu keempat dan selanjutnya kembali mengikuti pola dari periode tiga minggu pertama
Kenapa harus dengan acuan waktu tersebut? Alasannya bahwa selama satu periode daur hidup yang berlangsung ± 3 minggu, hama tersebut hanya terpapar oleh insektisida dengan cara kerja yang sama dan generasi berikutnya mendapat paparan insektisida dengan cara kerja yang berbeda.
Dengan demikian kesempatan hama untuk mendetoksifikasi suatu jenis insektisida dapat berkurang sehingga terjadinya resistensi hama dapat kita minimalisir.
Sebagai patokan, berikut saya beri contohnya.
Contoh 1
Siklus 3 minggu | G1 | G2 | G3 |
Kode Kerja | 1B | 3A | 6 |
Nama merk dagang | Destan 400 EC | Matador 25 EC | Agrimec 18 EC |
Bahan Aktif | Dimetoat | Lambda-sihalotrin | Abamektin |
Cara kerja | Menghambat AChE (acetylcholinesterase) sehingga menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf. | Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka, sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf. | Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls), sehingga menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga. |
Contoh 2
Siklus 3 minggu | G1 | G2 | G3 |
Kode Kerja | 6 | 4A | 5 |
Nama merk dagang | Agrimec 18 EC | Confidor 5 WP | Tracer 120 SC |
Bahan Aktif | Abamektin | Imidakloprid | Spinosad |
Cara kerja | Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat (GluCls), sehingga menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga. | Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs, sehingga menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat. | Allosterically mengaktifkan nAChRs. Akibatnya, terjadi hyperexcitation dari sistem saraf. |
Bagaimana gan? Sampai sini sudah paham? Silahkan praktekkan mulai sekarang, agar virus kuning segera terhempas dari lahan Juragan.
DAPATKAN PRODUKNYA