Ada dua bahan aktif insektisida spektrum luas baru yang sangat populer di pasaran saat ini karena daya bunuhnya yang efektif pada hama. Yaitu Lufenuron dan Klorfenapir. Walau begitu, masih banyak yang ragu untuk memilih antara dua bahan aktif ini. Dari segi harga dan efek sebenarnya tidak banyak perbedaan.
Klorfenapir memiliki efek ovisidal yang relatif kuat. Yaitu efek mencegah perkembangan telur pada telur hama. Penyemprotan insektisida bahan aktif ini disarankan selama periode penetasan puncak hama, yang nantinya akan memiliki efek ganda.
Klorfenapir memiliki konduktivitas lokal yang sangat baik pada tanaman, juga memiliki efek penyembuhan yang baik di bagian belakang daun, dimana biasanya hama bersembunyi. Efisiensi pencegahan dan pengendaliannya adalah 90 sampai 100% dalam 1 sampai 3 hari setelah aplikasi. Itupun masih dapat distabilkan hingga 90% setelah 10 atau 15 hari aplikasi. Keunggulannya tidak sampai situ saja. Klorfenapir mudah terserap tanaman dan tidak mudah menguap.
Dosisnya harus mengikuti anjuran dalam masing-masing produk. Karena jika pemberiannya terlalu over justru akan membuat tanaman menjadi gosong atau kering. Dan penggunaannya tidak direkomendasikan untuk daun muda.
Pada tanaman cabe bisa mengendalikan hama kutu daun, thrips, sampai ulat grayak dengan dosis yang sedikit saja.
Bahan aktif yang tidak kalah unggul adalah lufenuron. Toksisitasnya rendah, tapi dengan spektrum yang luas seperti klorfenapir. Efek utamanya adalah keracunan perut, dan juga beberapa efek pembunuhan kontak. Lufenuron sangat efektif untuk larva muda. Juga bisa membunuh telur hama dengan sangat baik. Dengan menyemprotkan dedaunan atau telur pada tanaman dapat langsung membunuh telur. Lebih dari 95% telur diletakkan oleh hama dalam waktu 48 jam setelah daun tidak mampu menetas.
Setelah lufenuron termakan hama, mereka akan berhenti makan dalam 2 jam, dan akan mencapai puncak kematian serangga dalam 2 atau 3 hari.
Perbedaan Lufenuron dan Klorfenapir
Spektrum Insektisida
Lufenuron digunakan untuk mengendalikan hama ngengat, banyak jenis ulat, kutu kebul, trips, dan hama lainnya. Sementara klorfenapir memiliki efek kontrol yang baik pada hama tungau, ngengat, trips, cacing, dan ulat grayak.
Maka dari itu, dari segi spektrum pengendalian hama, lufenuron lebih luas dibanding klorfenapyr.
Kecepatan Serangga Mati
Lufenuron, bekerja secara kontak pada hama dengan anestesi mulut dalam waktu 2 jam. Hama akan berhenti makan sehingga berhenti merusak tanaman, dan puncak serangga mati terjadi dalam 3 sampai 5 hari.
Sementara pada bahan aktif klorfenapyr, satu jam setelah pemberiannya, aktivitas hama akan melemah, dengan bintik-bintik, perubahan warna, penghentian kegiatan, kelumpuhan, dan akhirnya kematian. Puncak kematian serangga terjadi dalam 24 jam. Oleh karena itu, menurut kecepatan insektisida, perbandingannya klorfenapir lebih baik ketimbang lufenuron.
Baca juga : BUKAN PUPUK BUKAN OBAT, 6 ANTIVIRUS PENGENDALI VIRUS CABE SEHARGA INSEK MAHAL
Daya Tahan
Lufenuron memiliki efek saluran air yang kuat, dan waktu pengendalian serangganya lama, hingga 25 hari. Sementara Klorfenapir tidak membunuh telur, tetapi hanya memiliki efek kontrol yang menonjol pada serangga, dan waktu kontrolnya sekitar 7 sampai 10 hari. Maka bisa kita simpulkan, daya tahan bahan aktif lufenuron lebih lama ketimbang klorfenapir.
Perlindungan pada Daun
Tujuan akhir penggunaan pestisida adalah untuk mencegah hama merusak tanaman. Terlepas dari kecepatan kematian hama, tingkat perlindungan daun adalah indikator akhir untuk mengukur nilai produk.
Tingkat pengawetan daun lufenuron dapat mencapai lebih dari 90%, sementara klorfenapir dapat mencapai 65%. Oleh karena itu, menurut tingkat pengawetan daun, lufenuron lebih baik ketimbang klorfenapir.
Jadi, mau memilih lufenuron atau klorfenapir? Dari pendapat saya, lufenuron lebih bagus dari klorfenapir. Dari perbedaan yang sudah kita bahas tadi, lufenuron mendominasi sebagai bahan aktif yang lebih unggul. Memang, hama tidak bisa mati dalam waktu 24 jam begitu saja.
Tapi, dalam budidaya cabe ada banyak jenis hama yang bisa saja datang merusak. Dan lufenuron yang bisa melakukannya. Walaupun hama tidak langsung mati, toh setidaknya hama sudah berhenti makan sehingga tidak menimbulkan kerusakan lagi.
Walaupun tentu saja, semuanya itu ada kelebihan dan kekurangannya. Dalam membasmi hama dalam bentuk telur, larva muda, dan larva tua, efektivitasnya lebih baik pada telur dan larva muda. Oleh sebab itu, akan lebih baik jika kerjanya digabungkan dengan bahan aktif lain seperti klorfenapir. Akan lebih baik juga kalau penyemprotannya rolling.
Berikut ini, adalah beberapa produk dengan kandungan salah satu bahan aktif tadi.
Minecto Xtra 400 SC
Minecto Xtra merupakan insektisida racun kontak, lambung, dan penghambat tumbuh serangga. Ada dua bahan aktif yang dimiliki obat ini, yaitu siantraniliprol 200 gram per liter dan lufenuron 200 gram per liter.
Siantraniliprol merupakan jenis bahan aktif yang bisa mengatasi hama kutu kebul, penyebab virus kuning pada tanaman cabe. Jenis bahan aktif ini termasuk bahan aktif terampuh untuk pengendalian kutu kebul.
Dengan Minecto, Juragan bisa mengendalikan hama jenis ulat dan kutu kebul. Kerjanya cepat, setelah 3 jam aplikasi bisa menghentikan proses makan ulat, dan mengendalikan di semua fase ulat. Setiap aplikasinya dapat melindungi tanaman sampai 2 minggu. Pada tanaman cabe, dosis yang diperlukan adalah 10 mili, atau sekitar 1 tutup botol untuk takaran 1 tangki semprot 16 liter.
100 mili Minecto, harganya sekitar 240 ribuan.
Toxedown 150 EC
Bahan aktif dalam insektisida spektrum luas ini terdiri dari emamektin benzoat 50 gram per liter dan lufenuron 100 gram per liter. Gabungan antara lufenuron dan emamektin benzoat akan membuat hama mati dalam waktu yang lebih cepat.
Insektisida spektrum luas ini akan mengendalikan hama ulat grayak, trips, dan hama sejenis kutu daun. Dosis penggunaannya 0,5 sampai 1 mili per liter. 250 mili Toxedown harganya sekitar 144 ribu.
Valetudo 600 SC
Bahan aktif klorfenapir dalam insektisida spektrum luas Valetudo termasuk yang paling tinggi. Kandungannya 600 gram per liter klorfenapir. Dosis untuk membasmi hama adalah 1,5 mili per liter. Harganya sekitar 200 ribuan per kemasan 250 mili
DK Fenzo 120 SC
Bahan aktifnya terdiri dari klorfenapir 100 gram per liter dan 20 gram per liter emamektin benzoat. Harganya sekitar 100 ribu per kemasan 250 mili.
Bila campur dengan emamektin, memang bisa untuk membasmi hama ulat, tapi yang bukan dalam stadia telur. Maka dari itu, campurannya menjadi komposisi akarisida, yaitu untuk membunuh hama tungau.
Diantara 4 insektisida tadi, kalau Juragan lebih memilih yang mana nih?
DAPATKAN PRODUKNYA
Minecto Xtra 200/200 EC – Link Shopee
Toxedown 150 EC – Link Shopee
Valetudo 600 SC – Link Shopee
DK Fenzo – Link Shopee