back to top

Pindah Tanam Cabai, Aplikasi Campuran Pupuk dan Insektisida

Semestinya, kita coba mulai untuk memperhatikan cara penanaman yang benar dan tepat. Memang terkesan sederhana, tetapi ini bisa menjadi salah satu faktor keberhasilan hidup tanaman. Juragan semua sudah pernah mendapati bibit yang gagal tumbuh di media tanam kan?

Apabila kita memperhatikan dan peduli mulai dari proses awal, perawatan selanjutnya juga lebih mudah. Bukan hanya sekedar memindahkan bibit ke lahan yang sudah kita siapkan. Dibalik itu semua, ada caranya.

CARA PINDAH TANAM

Mulai dari bibitnya, usahakan bibit ditempatkan di area lahan dulu, sekitar 3 hari sebelum tanam. Ini yang namanya adaptasi lingkungan, agar bibit tidak stress.

Proses penanaman bibit yang paling baik adalah pada waktu sore hari. Sebelum itu, pastikan bibit dalam media semai basah dulu agar lembab. Tujuannya agar ketika membuka polybag, tanah tidak mudah pecah, sehingga masih dalam kondisi utuh.

Caranya cukup dengan melembabkan sedikit, setelah itu polybag ditekan pelan-pelan, baru kita lepaskan media semai tersebut.

Yang perlu diperhatikan lagi, adalah cara tanamnya.

Sebisa mungkin, lubang tanam jangan terlalu dalam, sesuaikan dengan bibitnya. Usahakan juga, bibit berada di posisi tengah. Jangan sampai bersentuhan dengan plastik mulsa, karena bisa berakibat fatal untuk bibit itu sendiri.

Fatalnya, bibit akan gosong sebab terkena panas dari plastik mulsa, sehingga mengakibatkan kematian pada tanaman. Untuk memastikan bibit sudah berada di posisi tengah, kita tutup kembali dengan tanah. Kemudian tekan agar lebih padat pada bagian pinggir area bibit. Kebanyakan petani pada umumnya, menekan pada bagian tengah. Nah, jika seperti ini batang bibit itu riskan patah dan akar yang terkena tekanan berlebih bisa mati. Maka, hati-hati ya Juragan.

MIKORIZA

Belum banyak yang menggunakan mikoriza. Padahal manfaatnya sangat terasa, terutama di musim kemarau. Mikoriza ini masuk dalam akar tanaman, dan membuatnya menjadi lebih lebat. Oleh sebab itu, serapan pupuk dan air oleh tanaman menjadi lebih luas.

Yang membingungkan adalah cara aplikasinya.

Mikoriza, sejatinya merupakan agen hayati. Membutuhkan inang, untuk bisa hidup. Maka jika kita aplikasikan sebelum tanam, dan dalam waktu yang lama bibit belum pindah tanam, kemungkinan besar mikoriza akan mati. Oleh sebab itu, aplikasi mikoriza sebaiknya pada saat pindah tanam.

Asalkan aplikasinya langsung dekat pada akar, di mana mikoriza langsung bertemu dengan inangnya, mikoriza bisa berfungsi dengan sebagai mana mestinya. Kalau dalam waktu yang lama tidak bertemu dengan akar, mikoriza bisa mati.

Pada lubang tanam, sebar saja mikoriza sebanyak 1 sendok teh, sekitar 2 atau 3 gram. Selanjutnya letakkan bibit. Bila perlu, siram dengan air.

Baca juga : 3 INSEKTISIDA TERMAHAL UNTUK ULAT, PALING AMPUH

INSEKTISIDA

Hama yang menyerang di awal tanam ini, bermacam-macam. Ada yang berupa siput, belalang, jangkrik, atau bahkan semut. Mulai usia 5 HST, lakukan pengendalian.

Saya ada 2 rekomendasi produknya. Kalau lebih rentan serangan hama siput, pakai Furadan saja. Tabur saja sejumput, pada pinggir pangkal batang.

Sementara kalau hama belalang, semut, trips, dan sejenis kutu daun yang lebih mengkhawatirkan, saya rekomendasikan Regent untuk Juragan gunakan. Aplikasinya secara semprot saja dengan dosis 1 mili per liter.

Kalau untuk hama orong-orong, baik Regent atau Furadan sama bagusnya. Silahkan Juragan gunakan salah satunya.

PUPUK KOCOR

Lanjut di usia 7 HST, mulai lakukan pemupukan secara kocor. Bukan dengan cara semprot, karena dari fisik daunnya saja masih kecil. Pupuk kocornya adalah pupuk nitrogen dan fosfat. Dalam bentuk kristal, yang lebih mudah serapannya oleh tanaman. Agar bisa cepat termanfaatkan. Usahakan, yang tinggi fosfatnya.

Pembentukan akar sudah pasti lebat karena tadi terbantu oleh mikoriza. Sekarang ditunjang lagi dengan pupuk tinggi fosfat, biar pembentukan batang tanaman juga lebih sempurna.

Seperti yang biasa kita gunakan, bisa pakai pupuk sejenis Ultradap atau Meroke MAP. Pupuk ini, masih dicampur dengan asam amino. Seperti pada merk Ambition.

Tujuannya, untuk menghindarkan tanaman dari stress abiotik, dan membantu aktivasi pertumbuhan tanaman pada tunas baru.

Dosisnya, membutuhkan 50 mili asam amino, dan 2 sendok makan penuh pupuk MAP untuk takaran 20 liter air. Berikan pada tanaman dengan cara kocor dalam dosis 100 mili saja.

 

Kurang lebih seperti itu, berbagai hal yang perlu Juragan persiapkan dan lakukan, pada saat pindah tanam, sampai perawatannya.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Mikoriza – Link Shopee 
Furadan 3 GR – Link Shopee 
Regent 50 – Link Shopee 
Ambition – Link Shopee 
Meroke MAP – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });