Jika ingin budidaya cabe dengan hasil melejit, maka pelajari cara menanam cabe rawit secara organik.
Soalnya, cabe rawit tergolong sebagai salah satu jenis cabe dengan tingkat permintaan yang tinggi, di mana kuantitas permintaan tersebut cenderung stabil.
Cabe rawit juga memiliki rasa yang lebih pedas jika dibandingkan dengan cabe merah dan cabe keriting. Selain itu, cabe rawit memiliki umur yang panjang sehingga dapat panen berkali-kali.
Nah, agar dapat memperoleh hasil melejit, maka kamu perlu memahami tips dan trik tertentu.
Belajar Cara Menanam Cabe Rawit
Sebelum belajar menanam cabe rawit dengan baik dan benar, ada baiknya kamu memahami perihal karakteristik, habitat, dan manfaat tanaman tersebut. Soalnya, ada berbagai jenis cabe di Indonesia yang cocok kamu tanam di habitat tertentu.
1. Karakteristik Cabe Rawit
Tahukah kamu terdapat berbagai jenis tanaman cabe di Indonesia? Salah satunya adalah cabe rawit atau Capsicum frutescens.
Pada umumnya, cabe ini memiliki tingkat kepedasan yang tinggi jika dibandingkan jenis cabe lainnya, yakni mencapai 50.000 hingga 100.000 dalam skala Scoville. Hal ini berbanding terbalik dengan buah cabe rawit yang justru berukuran kecil.
Saat muda, buah cabe rawit akan berwarna hijau tua atau justru putih kehijauan. Tanaman ini juga dapat tumbuh hingga 1 meter.
2. Habitat Cabe Rawit
Cabe rawit merupakan tanaman yang berasal dari Peru. Kemudian, menyebar ke benua Eropa dan Asia, termasuk sampai ke Indonesia.
Sebenarnya, cabe rawit dapat tumbuh di mana pun, sebab memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Akan tetapi, cabe rawit memiliki habitat optimal jika kamu tanam di dataran rendah.
Tanaman ini juga membutuhkan sinar matahari secara penuh atau sekurang-kurangnya 8 jam per hari. Sedangkan, pH tanah ideal adalah 6,5 hingga 7.
3. Manfaat Cabe Rawit
Cara menanam cabe rawit dapat memberi berbagai manfaat, di mana tidak sekadar menghemat finansial atau menambah sumber pendapatan.
Cabe juga memiliki kandungan nutrisi untuk kesehatan, di mana cabe rawit mengandung vitamin C yang lebih tinggi dari buah jeruk. Selain itu, cabe rawit juga mengandung vitamin A, Vitamin B1, capcaisim, dan lain-lain.
Dengan demikian, cabe rawit mampu membantu memperlambat penuaan, mengobati pilek, mengurangi risiko stroke, mengobati sakit kepala, hingga menjadi antibodi alami.
Persiapan Menanam Cabe Rawit
Nah, karena kamu hendak menanam cabe organik, maka siapkan pupuk kandang atau kompos untuk menambah nutrisi. Kamu juga boleh menggunakan pupuk organik lainnya agar tanaman dapat tumbuh secara optimal.
1. Mengolah Lahan dan Media Tanam
Jika ingin budidaya cabe rawit organik dengan skala besar, sebaiknya cabe rawit kamu tanam di lahan steril. Artinya, lahan belum pernah terpakai untuk menanam cabe sebelumnya, yakni sekurang-kurangnya selama 6 bulan.
Lahan lantas kamu bajak dengan mesin atau cangkul untuk menggemburkan media tanam dan menghilangkan gulma.
Kemudian, orang-orang lebih bagus untuk membuat bedengan. Namun, jika tidak memiliki lahan yang luas, kamu juga dapat menanam cabe rawit di dalam pot, polybag, atau ember bekas.
Jangan lupa untuk memberi pupuk dasar, yakni pupuk kandang atau pupuk kompos 10 hingga 15 hari sebelum proses penanaman.
2. Memilih Benih dengan Kualitas Terbaik
Cara menanam cabe rawit perlu awalan dengan memilih benih. Kamu dapat menemukan berbagai benih di toko pertanian, yakni benih cabe rawit lokal atau hibrida.
Namun, jika ingin membuat benih cabe rawit sendiri, kamu hanya perlu memilih buah cabe yang sehat.
Buah cabe sebaiknya berasal dari panen ke-4 dengan kematangan 90 sampai 100 persen. Kemudian, sayat cabe dan keringkan biji-bijinya. Maka, kamu sudah memperoleh benih cabe rawit lokal melalui cara sederhana.
Nah, untuk memilah-milah benih berkualitas, maka rendam benih ke dalam air. Pada umumnya, benih yang baik akan tetap tenggelam.
3. Penyemaian
Proses penyemaian dapat kamu lakukan melalui 2 cara, yakni memakai polybag atau tebar bedeng.
Benih dapat direndam selama 6 jam untuk merangsang pertumbuhan akar sehingga proses perkecambahan dapat berjalan secara efektif. Nah, untuk media tanam, sebaiknya siapkan campuran tanah, kompos, dan sekam.
Bibit dapat dipindah ke lahan atau tempat pembesaran setelah berusia 25 hingga 30 hari.
Akan tetapi, kamu perlu menyeleksi bibit dengan memerhatikan karakteristiknya, di mana bibit yang sehat tampak memiliki vigor yang kuat dengan daun berwarna hijau segar. Kamu disarankan untuk memindah bibit pada pagi atau sore hari.
Merawat Cabe Rawit
Cara menanam cabe rawit paling krusial adalah proses perawatan. Dalam hal ini, sebaiknya membuat ajir untuk menopang tanaman.
Ajir dipasang setelah proses pemindahan, sebab untuk mencegah rusaknya akar.
Selain itu, juga terdapat proses perawatan lain yang harus diperhatikan, seperti penyiraman dan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta tahap panen.
1. Penyiraman dan Pemupukan
Sembari merawat tanaman dengan penyiraman dan pemupukan, ada baiknya kamu juga melakukan penyulaman, yakni mengganti bibit yang tidak sehat atau mati.
Jangan lupa untuk melakukan penyiangan atau pembersihan lahan dari gulma, sebab cabe rawit tumbuh di lahan yang subur.
Pada umumnya, frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kondisi cuaca.
Pemupukan dapat dilakukan setelah tanaman berusia 2 minggu. Nah, karena kamu sedang menanam cabe rawit secara organik, maka kamu harus menggunakan pupuk kompos atau kandang.
Selain itu, kamu juga dapat menggunakan pupuk GDM organik agar tetap memiliki nutrisi optimal.
2. Pengendalian Hama dan Penyakit
Ternyata, cabe rawit memiliki keunggulan jika dibandingkan jenis-jenis cabe lainnya, sebab tanaman ini lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Pada umumnya, hama atau penyakit yang kerap menyerang tanaman adalah ulat grayak, jangkrik, tungau, layu fusarium, antraknosa, virus gemini, dan lain-lain.
Cara menanam cabe rawit organik juga membutuhkan pengawasan. Tujuannya agar hama atau penyakit dapat segera dihilangkan sebelum berkembang pesat.
Akan tetapi, kamu juga dapat mengendalikan hama dan penyakit secara alami, baik menggunakan ekosistem atau pestisida alami.
3. Panen
Cabe rawit memang tergolong tanaman menguntungkan, di mana cabe ini memiliki usia produktif di atas rata-rata. Artinya, dengan budidaya yang baik dan benar, tanaman dapat bereproduksi hingga usia 3 tahun.
Lantas, kapan cabe rawit memasuki masa panen? Ternyata, cabe dipanen di usia 80 sampai 90 hari setelah tanam.
Cabe dipanen melalui 2 cara, yakni sebagai cabe rawit merah atau hijau. Hal ini disesuaikan dengan permintaan pasar.
Panen disarankan dilakukan di pagi hari, tepatnya setelah embun mengering. Selanjutnya, kamu dapat memanen setiap 1 minggu sekali.
Pahami bahwa cabe rawit lokal memiliki usia yang lebih panjang dari cabe hibrida.
Demikian cara menanam varietas cabe secara organik. Nah, jika mempraktikkan hal ini dengan baik dan benar, maka kamu dapat memperoleh hasil panen yang melejit.
Lantas, kapan kamu akan mempraktikkan cara menanam cabe rawit secara organik?
Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.