Ternyata, kamu bisa menanam berbagai jenis sayuran di rumah, seperti belajar cara menanam labu siam agar tumbuh sehat.
Berdasarkan catatan sejarah, labu siam adalah tanaman asli Amerika Tengah yang masuk ke Indonesia di zaman penjajahan Belanda.
Labu siam merupakan tanaman dalam keluarga cucurbitaceae atau labu-labuan. Tanaman ini juga sebagai bahan makanan dengan kandungan nutrisi yang tinggi, seperti vitamin B kompleks, vitamin C kompleks, fosfor, asam folat, seng, zat besi, tembaga, dan mangan.
Selain itu, labu siam juga termasuk tanaman dengan tingkat adaptasi yang tinggi.
Cara Menanam Labu Siam
Secara Internasional, labu siam memiliki nama latin Sechium edule. Mayoritas masyarakat gemar mengonsumsi labu siam sebagai sayuran.
Untungnya, labu siam dapat kamu tanam di mana pun, termasuk pada ketinggian atau iklim apa pun.
Pada umumnya, kamu bisa membedakan labu siam dengan tanaman lain melalui ciri-ciri khususnya, yakni memiliki batang yang menjalar, memiliki buah yang lunak, dan mempunyai warna buah bervariasi, mulai dari hijau tua, hijau muda, dan kuning.
Labu siam juga memiliki buah dengan ukuran yang besar atau sekitar 2 kepalan tangan.
1. Mengolah Lahan dengan Teknik yang Sesuai
Pada dasarnya, lahan harus memiliki kriteria tertentu, seperti terkena sinar matahari selama 8 jam, memiliki unsur hara melimpah, dan mempunyai drainase yang baik.
Selain itu, kamu juga bisa menanam labu siam di dalam pot, polybag, atau ember dengan memerhatikan karakteristik tersebut.
Cara menanam labu siam juga membutuhkan teknik mengolah lahan yang sesuai, apalagi jika kamu menanam dalam skala besar di lahan pertanian. Tujuannya agar lahan menjadi gembur sehingga akar dapat tumbuh menyebar untuk menyerap nutrisi.
Dalam hal ini, kamu dapat mengolah lahan menggunakan mesin bajak atau cangkul sesuai kebutuhan.
Dalam prosesnya, kamu lebih baik menambah pupuk organik atau anorganik agar tanah semakin subur.
Nah, jika menanam di lahan yang luas, sebaiknya kamu membuat bedengan untuk mempermudah proses drainase.
Bedengan juga dapat kamu tutup plastik mulsa untuk mencegah tumbuhnya gulma dan mengurangi penguapan.
2. Proses Pembenihan dan Penyemaian
Tahukah kamu budidaya labu siam dilakukan secara generatif? Artinya, menanam tanaman ini harus menggunakan benih.
Oleh karena itu, pembenihan dan penyemaian menjadi tolok ukur apakah tanaman dapat tumbuh sehat secara optimal.
Hal ini diawali dengan memilih biji sesuai kriteria, seperti biji labu siam matang dari buah berukuran besar.
Selain itu, biji harus melalui proses tertentu, yakni pembersihan dan penjemuran di bawah matahari selama 3 jam.
Kemudian, biji kering dapat disimpan di tempat sejuk sebagai benih. Untuk lahan seluas 1 hektar, setidaknya kamu membutuhkan 650 benih.
Lantas, seperti tanaman pada umumnya, kamu juga harus melakukan proses penyemaian sebelum memindahkan labu siam di tempat pembesaran hingga memasuki masa panen.
Cara menanam labu siam memang membutuhkan proses penyemaian dengan tray, baki, atau polybag. Penyemaian membutuhkan media tanam berupa campuran tanah dan kompos.
Setelah benih berkecambah dan tumbuh, sebaiknya memindahkan bibit ke lokasi yang mendapat sinar matahari secara langsung. Jangan lupa untuk menyiram sebanyak 1 sampai 2 kali sehari.
3. Menanam Labu Siam untuk Pembesaran
Kamu dapat memindahkan bibit labu siam setelah berusia 1 minggu atau lebih, di mana bibit kerap memunculkan daun ketiga.
Kamu dapat memindahkannya dengan hati-hati, baik di bedengan atau menanamnya di dalam pot jika tidak memiliki lahan yang luas.
Nah, jika hendak memindahkan bibit ke bedengan, maka pastikan bedengan dalam keadaan basah.
Kemudian, buat lubang tanam untuk labu siam sedalam 10 sentimeter di plastik mulsa. Kamu juga dapat mengoptimalkan proses penanaman dengan insektisida dan fungisida.
Sebaiknya, proses pemindahan dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak mudah layu.
Hampir sama dengan tanaman lainnya, untuk mengoptimalkan masa panen, labu siam membutuhkan proses penyulaman. Apalagi jika kamu menanam tanaman ini dalam jumlah besar.
Penyulaman adalah proses mengganti bibit yang mati atau tidak normal dengan bibit yang baru. Proses ini dilakukan di 5 hari pertama.
4. Teknik Perawatan
Seperti penjelasan sebelumnya, labu siam tergolong tanaman merambat sehingga membutuhkan tongkat bambu atau ajir di sisi tanaman. Bambu harus kuat dan kokoh untuk menopang proses pertumbuhan labu siam.
Dalam proses ini, kamu harus merawat labu siam dengan baik. Perawatan dapat berupa penyiangan, penyiraman, pemupukan, pengarahan sulur, pemangkasan, hingga pengendalian hama dan penyakit.
Penyiangan adalah proses membersihkan tanaman, khususnya membuang gulma yang merugikan secara berkala.
Kemudian, labu siam juga membutuhkan penyiraman secara rutin agar tanaman tidak kekurangan air.
Pupuk dasar juga dibutuhkan untuk menambah nutrisi. Dalam hal ini, kamu dapat menggunakan pupuk organik atau anorganik.
Namun, apabila menanam di musim kemarau, disarankan untuk menambahkan pupuk NPK. Dengan demikian, pupuk ini dicampur dengan pupuk kandang dengan jumlah yang sedikit.
Nah, jika tanaman memiliki sulur, kamu harus mengarahkan sulur tersebut agar melilit di tongkat bambu atau ajir. Kamu juga harus memastikan bahwa tanaman merambat dengan baik.
Cara menanam labu siam dipengaruhi proses perawatan untuk menentukan tingkat keberhasilan budidaya. Misalnya, kamu menentukan apakah tanaman akan berbuah lebat atau tidak dengan proses pemangkasan di usia 3 sampai 6 minggu.
Selain itu, pengendalian hama atau penyakit juga berperan penting, mulai dari serangan ulat grayak, kepik, penyakit layu, dan lain-lain.
5. Panen
Akhirnya, kamu memasuki masa paling ditunggu-tunggu, yakni proses panen di usia 3 hingga 5 bulan.
Proses ini sebaiknya menggunakan alat-alat pertanian, seperti gunting atau pisau untuk memotong tangkai buah labu siam.
Selain itu, pastikan agar buah tidak jatuh ke tanah secara langsung, sebab dapat mengurangi kualitas karena buah menjadi lecet.
Ternyata, labu siam bukan tanaman tahunan yang mati setelah berbuah, melainkan mampu berbuah berkali-kali.
Sebagai gambaran, lahan seluas 20 meter persegi mampu menghasilkan buah labu siam sebanyak 2,5 sampai 3 ton dalam sekali panen. Biasanya, per kilogram labu siam dibanderol dengan harga Rp1.000 hingga Rp2.000.
Dengan demikian, petani mampu memperoleh keuntungan hingga 15 juta per bulan. Sedangkan, perawatan labu siam juga tergolong murah.
Pada umumnya, labu siam memiliki produktivitas selama 3 sampai 4 tahun.
Nah, jika melewati periode tersebut, kamu harus menanam labu siam dari awal kembali. Selain itu, kamu juga dapat melakukan panen berturut-turut seminggu setelah panen pertama.
Untuk meningkatkan nilai jual, sebaiknya menanam labu siam secara organik sekaligus menjaga kualitas buah dengan proses panen yang aman.
Intinya, perhatikan langkah-langkah menanam labu siam yang benar agar tanaman tumbuh sehat secara optimal. Oleh karena itu, informasi perihal cara menanam labu siam sangat krusial, khususnya agar tanaman mampu berbuah lebat.
Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.