back to top

Kenalan Sama Varietas Cabai Rawit Unggul Indonesia

Halo Juragan, semoga kabarnya baik semua. Pasti Juragan semua suka mengonsumsi makanan pedas kaya rendang, seblak dan masih banyak makanan pedas lainnya. Makanan pedas merupakan satu dari sekian cita rasa yang sangat digemari di Indonesia. Cita rasa pedas di Indonesia rata-rata memanfaatkan tanaman cabai. Maka dari itu salah satu komoditas yang tinggi di Indonesia adalah cabai. Kami kasih tau, Varietas Cabai Rawit Unggul yang sering ditanam di Indonesia, simak yuk!

Banyak sekali jenis atau varietas yang ditanam dan paling menarik di Indonesia. Hal itu disebabkan karena tanaman yang cocok ditanam di daerah tertentu akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Langsung saja mimin sebutin jenis cabainya buat Juragan.

  1. Varietas Pelita

Varietas cabai rawit unggul ini sangat cocok untuk Juragan yang memiliki kebun di dataran tinggi atau dataran rendah. Bentuk buahnya langsing, ujungnya runcing dan kulitnya mengkilat. Dengan tinggi 70 cm dan berat per buahnya 1,7 gram varietas pelita mulai berbunga pada hari ke 65 dan dapat Juragan panen setelah 115 hari penanaman.

Berat buah per tanamannya bisa mencapai 0,7 kg. Dengan penanaman yang tepat, kebun dengan luas satu hektar dapat memanen 14 ton cabai. Salah satu ke unggulan varietas ini yaitu tahan dengan penyakit layu bakteri, Cucumber Mosaic Virus (CMV) dan antracnose.

Klik produknya di sini

  1. Varietas Bara

Vairetas bara memiliki ciri -ciri yang hampir sama dengan varietas pelita nih gan. Dapat Juragan tanam di dataran rendah dan tinggi, bentuk buah yang kerucut lansing dan ujung buahnya runcing serta kulit buah yang mengkilap. Tinggi tamanannya hanya 55 cm dan berat perbuahnya 1,1 gram.

Varietas ini akan mulai berbunga pada hari ke 65 setelah penyemaian dan mulai panen 50 hari setelah berbunga. Satu tanaman dapat menghasilkan 0,5 kg dan pada saat panen dapat mencapai 10 ton per hektarnya. Walaupun hasil panennya lebih sedikit, namun varietas ini memiliki kekebalan terhadap beberapa penyakitnya seperti Cucumber Mosaic Virus (CMV), layu bekteri, Antracnose dan Chilli Veinal Mottle V(CVMC).

Klik produknya di sini

Cara Tanam Cabe dengan Stek Batang dan Cangkok

  1. Varietas Taruna

Warna buah varietas ini putih gading ketika muda dan merah ke oren-orenan. Walaupun warnanya berbeda dengan varietas sebelumnya, tapi rasa buahnya sangat pedas. Cabai taruna dapat beradaptasi di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Varietas ini memiliki tinggi 80 -150 cm dan akan mulai berbunga 60 hari dan panen 100 hari setelah penanaman. Bentuk buahnya mengerucut dan memiliki kulit berlekuk kekusaman. Berat buah per tanamannya 0,3 -0,5 kg, apabila Juragan tanam dan rawat dengan tepat varietas ini dapat menghasilkan cabai hingga 10 ton per hektarnya. Wahhh, banyak ya Juragan.

Klik produknya di sini

  1. Varietas Nirmala

Varietas cabai rawit unggul Nirmala sangat baik apabila ditanam di dataran tinggi dengan altitud 900-1100 mdpl. Tinggi tanamannya 120-124 cm dengan bentuk buah mengerucut kulit halus dan berwarna merah cerah. Pertanaman, varietas ini dapat menghasilkan 0,53-0,67 kg cabai. Setelah 108 hari penyemaian, varietas ini dapat menghasilkan 11,67-14,09  ton per hektarnya, tidak heran kalau varietas ini sering disebut varietas unggulan. Selain itu pertumbuhan tanamannya seragam, sehingga bisa langsung panen secara bersamaan.

Setelah panen, cabai jenis ini dapat bertahan sampai 7 hari di suhu ruangan. Namun varietas ini tidak terlalu tahan dengan layu bakteri Ralstonia solanacearum. Mimin kasih info nih buat Juragan, cabai dari varietas ini paling enak untuk sambel lhoo, lumayan kalo ditanam di sebelah rumah.

  1. Varietas Sonar

Varietas sonar merupakan salah satu dari berbagai varietas yang dapat beradaptasi baik di dataran rendah dan dataran tinggi dengan altitud 150 -1050 mdpl. Tingginya dapat mencapai 110 cm dengan batang berwarna hijau dan bergaris ungu. Bentuk buahnya silindris berujung lancip dan berwarna hijau gelap ketika muda dan lama kelamaan akan berwarna merah cerah. Berat buah pertanamannya bisa mencapai 900 gr, sedikit lagi sekilo ya gan.

Klik produknya di sini

Varietas ini membutuhkan 80-84 hari untuk mulai panen. Cabai sonar memiliki tingkat produktivitas yang tingga dan buahnya sangat lebat. Tak heran ketika panen bobot buahnya bisa mencapai 16 ton per hektar. Banyak juga yang beranggapan varietas ini mudah untuk dirawat dan rasanya cenderung lebih pedas. Juragan pernah cobain belum?

  1. Varietas Cakra Putih

Ciri khas varietas cakra putih adalah warna buahnya putih kekuniangan dan berubah menjadi merah ketika siap panen. Batangnya berwarna hijau dan rantingnya yang bercabang dan cukup rapat. Tekstur kulit buahnya halus dan memiliki bentuk buah yang agak pipih dengan ujungnya yang runcing. Berat perbuahnya 2-3,5 gram. Selain itu buahnya tegak menghadap ketas, unik ga Juragan?

Varietas ini butuh 35-45 hari untuk berbunga dan 90-95 hari untuk siap panen setelah penyemaian. Produktivitas pada saat panen dapat mencapai 12 ton per hektar. Keunggulan dari varietas ini yaitu tahan terhadap serangan penyakit antraknosa.

Klik produknya di sini

  1. Varietas Cakra Hijau

Terakhir di artikel ini ada varietas cakra hijau. Varietas ini dapat Juragan tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Warna batangnya hijau dengan kanopi yang cukup rapat. Berdaun oval dan tepi daunnya bergelombang. Ketika masih muda buahnya berwarna hijau muda dan berubah menjadi merah ketika siap panen. Kulit buahnya halus dan ujungnya runcing.

Varietas ini akan muncul bunga pada umur 55 hari setelah tanam dan siap panen setelah 94 hari setelah panen. Potensi hasilnya 600gr per tanaman atau dapat mencapai 12 ton per hektarnya.Sama seperti cakra putih, varietas ini buahnya menghadap ke atas. Pokoknya varietas cakra nantang langit gan, haha. Selain itu varietas ini cukup tahan terhadap berbagai penyakit yang biasa menyerang varietas lainnya.

Klik produknya di sini

Itu tadi tujuh Varietas Cabai Rawit Unggul yang sering ditanam di Indonesia, yang sering dan sangat cocok untuk Juragan tanam di wilayah Indonesia. Tentunya dari ketujuh varietas diatas ada yang berpotensi besar di wilayah tertentu, misalnya varietas nirmala yang akan memiliki jumlah produktivitas yang tinggi dan beradaptasi sangat baik di daerah dataran tinggi.

Produktivitas yang tinggi sangat dipengaruhi bagaimana perawatan yang dilakukan terhadap tanaman cabainya contohnya seperti pengolahan lahan yang tepat, pemilihan bibit yang cocok, pemberian pupuk yang efektif, penyemprotan pestisida  secara berkala, penyiraman dan pembersihan terhadap rumput liar. Satu lagi ni gan  jangan lupa buat berdoa, biar panennya bisa mencapai hasil yang maksimal. Kalau panen maksimal kan Juragan seneng, iya gaa?

Sekian info dari mimin, jangan lupa buat terus pantengin websitenya biar tetep dapet informasi, tips dan trik buat juragan semua yang masih belajar. Sampai ketemu di artikel selanjutnya!

 

Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });