Juragan yang selalu menanam padi di sini, setelah panen tentu akan dihadapkan dengan tumpukan jerami yang sangat banyak. Apa yang harus kita lakukan dengan itu? Adakah Juragan di sini yang masih membakarnya? Padahal itu bukanlah cara membuat kompos jerami yang benar.
Jika Juragan masih melakukan pembakaran jerami ini, segera hentikan! Sebab, hal tersebut bisa menyebabkan unsur hara dalam tanah, habis terkuras.
Lihat juga : Campuran Pupuk Daun Kristal dan Cair, Bonus Daun Lebih Hijau
Selama ini, banyak petani yang membakar jerami dengan anggapan abu hasil bakaran jerami tersebut berguna untuk menyuburkan tanah. Selain itu, abu jerami juga dapat membuat tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Padahal, kenyataannya, justru hasil pembakaran jerami dapat memberikan dampak yang buruk bagi tanaman. Selain itu, ada dampak-dampak lain akibat dari pembakaran jerami.
Dampak Pembakaran Jerami
- Menghilangkan unsur hara yang terdapat pada tanah. Tidak hanya unsur hara pada tanah saja, namun unsur hara yang terkandung pada jerami juga akan musnah.
Meskipun, Jerami memiliki kandungan unsur hara yang cukup besar, antara lain 0,5 – 0,8% N, 0,07 – 0,12 P2O5, 1,2 – 1,7% K2O dan 4 – 7% Si.
- Mungkin sudah banyak yang tahu, bahwa jerami padi yang kita biarkan atau bahkan kita tanam di dalam tanah akan menjadi makanan bagi mikroorganisme tanah. Dan perlu menjadi perhatian juga, bahwa mikroorganisme tanah sangat berperan penting dalam menyuburkan tanah.
Pembakaran jerami justru akan membuat si mikroorganisme menjadi mati serta membuat tanah kurang subur.
- Dengan mengkremasi jerami padi di lahan sawah secara terus-menerus maka tanah akan menjadi sangat tandus dan produktivitasnya menjadi semakin turun, dengan kata lain hasil kualitas panen padi juga akan berangsur-angsur menurun.
Itu karena jika jerami dibakar, tingkat absorpsi hara tanah dan kadar K, akan semakin meningkat. Hal ini tidak baik bagi tanah dan akan menurunkan produktivitas tanaman.
- Membakar jerami, justru membuat tanaman mudah terserang hama dan penyakit
Selama ini, banyak petani di Indonesia yang berpikiran bahwa abu dari pembakaran jerami dapat membuat tanaman terhindar dari hama dan penyakit.Nyatanya, pemikiran ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal ini karena tidak ada keseimbangan dalam tanah, di mana abu jerami sama sekali tidak menyebabkan adanya penambahan unsur hara Kalium ke tanah yang menyebabkan tanaman malah mudah terkena hama dan penyakit.
Oleh karena itu, sebaiknya, biarkan saja jerami membusuk di sawah. Atau lebih baik lagi jika kita olah jerami sebagai kompos, ia akan memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, dan biologi tanah.
Kompos jerami, juga dapat membuat tanah subur, mengurai tanah hingga menjadi gembur, dan membuat nutrisi dalam tanah dapat terserap dengan mudah oleh tanaman.
Jikalau kita teliti, biasanya batang dan daun padi yang kita biarkan membusuk pada lahan sawah dapat menciptakan tanah menjadi subur.
Itu karena, jerami yang membusuk akan menjadi humus atau materi organik yang dapat menciptakan tanah menjadi sangat subur.
Tapi, kalau kita bakar jerami hanya akan menjadi arang atau zat karbon yang tidak berguna.
Bagaimana cara membuat jerami menjadi kompos?
Pertama-tama, kita harus menyiapkan jerami. Kemudian, buatlah lubang pada tanah, berukuran 1,5 m x 1m x 1m. Setelah itu, masukkan jerami dengan ketebalan kita-kira 10 cm ke dalam lubang. JIkalau jerami yang Juragan punyai banyak, maka tinggal sesuaikan saja ukuran lubangnya. Asalkan nanti, jerami yang masuk ke dalam lubang tebalnya, hanya 10 cm saja, tidak lebih.
Selanjutnya, tambahkan air, kira-kira satu ember ke permukaan jerami. Tambahkan juga mikroba dekomposer, misalnya seperti Mol atau EM 4 Cair.
Terakhir, tutup jerami dengan plastik mulsa atau jenis plastik lain yang berwarna gelap. Untuk hasil yang maksimal, tunggu proses pengomposan tersebut hingga tiga bulan, agar kompos tersebut cukup matang.
Dengan cara tadi, jerami sisa panen Juragan menjadi lebih bermanfaat, dan tidak lagi merusak tanah.
Baca juga : 10 OBAT KERITING DAUN CABE PALING AMPUH