Belajar Cara Menanam Terong untuk Peluang Usaha yang Menjanjikan

Tokodeeres – Salah satu sayuran yang kerap orang konsumsi adalah terong. Selain membeli, kamu juga bisa memetiknya di rumah, yakni dengan belajar cara menanam terong.

Bahkan, terong juga banyak masyarakat ketahui memiliki prospek yang menguntungkan jika dibudidayakan. Soalnya, terong tidak sekadar orang konsumsi sebagai sayuran, tetapi juga dapat kamu olah sesuai kebutuhan.

Misalnya terong balado, terong goreng, keripik terong, dan lain-lain. Produk-produk tersebut juga banyak mendapat suka berbagai kalangan, mulai dari lansia, orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

Selain itu, tanaman terong bisa bereproduksi dalam jangka panjang, yakni mampu mencapai usia 2 tahun sehingga menghasilkan panen yang melimpah.

Belajar Cara Menanam Terong dengan Memerhatikan Jenis-Jenisnya

Belajar Cara Menanam Terong untuk Peluang Usaha yang Menjanjikan

Nah, sebelum kamu memutuskan untuk belajar menanam terong, ada baiknya memahami jenis-jenis terong terlebih dahulu.

Soalnya, terdapat beberapa jenis terong yang populer di Indonesia. Tiap-tiap jenis juga memiliki karakteristik tertentu

1. Terong Ungu

Kamu bisa menemukan terong ungu di mana pun, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket.

Seperti namanya, terong ungu memiliki karakteristik khusus dengan warna kulit buahnya, yakni tampak berwarna ungu ketika tua.

Akan tetapi, bagian dalam terong justru berwarna gading. Karakteristik lainnya adalah buahnya yang berbentuk bulat lonjong. Di dalamnya juga terdapat biji-biji kecil yang aman manusia konsumsi.

Menurut penelitian, terong ungu dapat memberi berbagai khasiat, seperti meningkatkan gairah seks, mencegah anemia, dan melancarkan sistem pencernaan.

2. Terong Belanda

Cara menanam terong Belanda tidak jauh berbeda dari jenis-jenis terong lainnya.

Jika terong ungu cocok sebagai bahan masakan tradisional, maka terong Belanda lebih cocok kamu konsumsi sebagai jus. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab terong Belanda memiliki rasa manis dengan tekstur renyah dan berair.

Dengan demikian, terong Belanda dapat kamu konsumsi langsung saat matang.

Terong ini juga memiliki karakteristik lainnya, yakni mempunyai buah berbentuk bulat telur. Kulitnya cenderung tipis dengan warna kuning, jingga, atau merah.

Meski memiliki nama dengan kata Belanda, tetapi terong ini sebenarnya berasal Amazon, Amerika Serikat.

3. Terong Bulat

Persis seperti namanya, terong bulat memiliki bentuk bulat secara sempurna. Terong ini sangat populer di kalangan orang Sunda, khususnya untuk membuat karedok.

Secara umum, terong bulat memiliki warna hijau agak keputih-putihan. Namun, juga terdapat varietas terong bulat yang memiliki warna ungu. Kamu pun dapat langsung mengonsumsi terong ini.

Akan tetapi, terong bulat tetap cocok kamu olah terlebih dahulu, baik sebagai karedok, lalapan, atau tumis.

Selain menciptakan cita rasa yang enak, terong bulat juga memiliki beragam khasiat, seperti mengurangi kadar zat besi yang berlebihan dalam tubuh, menurunkan darah tinggi, sampai melancarkan sistem pencernaan.

Belajar Cara Menanam Terong dengan Baik dan Benar

Setelah memutuskan jenis terong yang ingin kamu tanam, kamu dapat mulai bercocok tanam.

Pada umumnya, memperbanyak terong dapat kamu lakukan secara generatif atau memakai biji dan secara vegetatif atau menggunakan potongan tanaman.

Akan tetapi, untuk budidaya terong dalam skala besar lebih bagus memperbanyak tanaman menggunakan biji. Dengan demikian, menanam terong dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

1. Mengolah Lahan Pertanian

Pada umumnya, terong cocok kamu tanam di tanah lempung berpasir, di mana tanah memiliki pH 6,5 hingga 7. Namun, jika tanah terlalu asam, kamu dapat menambahkan pupuk dolomit.

Sebagai gambaran, dalam 1 hektar lahan membutuhkan pupuk dolomit sebesar 1 sampai 2 ton.

Terong juga tumbuh optimal di suhu 22 sampai 30 derajat celcius. Tanaman ini harus mendapat sinar matahari sepanjang hari sehingga cocok tertanam di musim kemarau.

Cara menanam terong sebaiknya juga tanam di lahan gembur. Oleh karena itu, lahan harus kamu bajak dengan mesin atau cangkul. Proses pembajakan juga bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma atau rumput liar.

Kemudian, kamu perlu membuat bedengan yang mempunyai lebar 1 meter dengan tinggi 20 sentimeter. Pupuk dasar dapat kamu tambahkan untuk menambah nutrisi, yakni berupa pupuk kompos atau pupuk kandang secara merata.

Pemasangan mulsa plastik lantas kamu lakukan. Tujuannya untuk mencegah tumbuhnya gula. Setelah itu, buat lubang tanam dengan jarak 80×90 sentimeter.

2. Memilih Benih untuk Penyemaian

Ternyata, rekomendasi benih yang baik untuk budidaya adalah benih yang memiliki daya tumbuh lebih dari 75 persen. Kamu dapat membeli benih di toko pertanian, baik untuk terong ungu, terong Belanda, atau terong bulat.

Jika menanam terong di lahan seluas 1 hektar, maka kamu membutuhkan benih sebanyak 300 sampai 500 gram.

Nah, sebelum benih tertanam di tempat terbuka, benih harus disemaikan terlebih dahulu. Proses penyemaian kamu lakukan di bedengan selebar 1 meter dengan tinggi 20 sentimeter.

Bedengan untuk semai juga  dibuat dari media tanam yang berbeda, yakni berupa campuran tanah, kompos, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1.

Benih dapat kamu rendam di dalam air hangat selama 6 jam, khususnya sebelum di tabur di tempat penyemaian. Setelah kering, benih dapat langsung kamu tabur di bedengan.

3. Pemindahan Bibit

Pada hari ke-25 sampai 30, bibit terong dapat kamu pindah ke lahan terbuka.

Akan tetapi, kamu harus memilih bibit yang sehat, di mana bibit tampak memiliki daun berwarna hijau segar dan mempunyai vigor yang kuat.

Kemudian, bibit kamu tanam di lubang tanam yang siap sebelumnya. Jangan lupa untuk langsung menyiram tanaman agar tidak layu.

4. Merawat Terong

Cara menanam terong membutuhkan proses perawatan seperti penyulaman, penyiraman, penyiangan, pemupukan, dan pemasangan ajir.

Penyulaman harus dilakukan secepat mungkin, khususnya setelah melihat bibit yang mati atau terserang hama dan penyakit. Hal ini dapat dilakukan di usia 15 hari setelah proses pemindahan.

Sedangkan, banyaknya penyiraman ditentukan oleh kondisi cuaca.

Terong juga membutuhkan proses penyiangan untuk mencabut gulma atau rumput liar yang kerap mengganggu tanaman.

Selain itu, pemupukan susulan juga dibutuhkan. Tujuannya agar tanaman tumbuh subur sehingga dapat berbuah banyak.

Proses ini sebenarnya dapat dilakukan dengan ditabur, tetapi hal ini lebih efektif jika dikocorkan. Pasalnya, kamu menutup bedengan dengan mulsa plastik.

Pemupukan pertama sebaiknya dilakukan di usia 10 hari setelah proses pemindahan. Kemudian, pemupukan kedua dilakukan 1 minggu setelahnya.

Dalam hal ini, kamu dapat menggunakan pupuk NPK, ZA, KCL, atau sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Jangan lupa untuk memasang ajir guna menopang tanaman, khususnya ketika terong telah berumur 3 minggu.

5. Panen

Biasanya, terong memasuki masa panen setelah 70 hingga 80 hari setelah proses pemindahan bibit. Kemudian, panen dilakukan setiap 3 hari atau 7 hari sekali.

Pada umumnya, panen dapat dilakukan sebanyak 13 sampai 15 kali dalam sekali musim tanam.

Panen dilakukan dengan memotong tangkai terong dengan gunting atau pisau.

Selain itu, perhatikan bahwa buah terong harus segera dipasarkan, sebab buah tidak dapat bertahan lama.

Demikian cara menanam terong dalam skala besar. Tujuannya agar kamu dapat memperoleh keuntungan secara optimal, sebab terong memiliki peluang usaha yang menjanjikan.

 

Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.