Cara Buat 4 Jenis POC, Tinggi NPK, Kalium, Fosfor, dan Mikro

Kian hari, harga pupuk kimia kian mahal saja. Sementara kita sebagai petani tetap membutuhkan pupuk sebagai sumber hara untuk menunjang tumbuh tanaman. Untuk menghindari pembengkakan biaya dari penggunaan pupuk kimia yang mahal, kita bisa membuat pupuk organik cair sendiri. Untuk budidaya full organik setelah melakukan pupuk dasar dengan pupuk kandang, pupuk organik cair ini menjadi pupuk susulan.

Tidak kalah dengan pupuk kimia yang banyak variasinya, ada yang mengandung NPK, ada juga yang tinggi unsur P atau K. Tidak bisa di pungkiri kita juga butuh pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Berikut ini adalah bagaimana saja cara membuat pupuk organik cair yang tinggi kandungan hara.

Membuat Pupuk Organik Cair

POC Tinggi NPK, Mikroba, dan Hormon

Ada 5 bahan sebagai komponen utama, yaitu
a. Daun Lamtoro sebagai sumber nitrogen,
b. Bonggol pisang sebagai sumber npk dominan P dan hormon giberelin sitokinin,
c. Sabut kelapa sebagai sumber kalium,
d. Lidah buaya sebagai sumber mineral, kalsium, dan magnesium,
e. dan air cucian beras sebagai sumber hara mikro.

Berikut ini, cara membuatnya.

Pertama, gula merah sebanyak 500 gram campur dulu dengan air cucian beras sebanyak 10 liter. Aduk hingga larut menjadi kecoklatan.

Selanjutnya 1 setengah kilo daun lamtoro, 3 lembar lidah buaya, satu setengah kilo bonggol pisang, dan sabut kelapa dari 1 setengah butir kelapa iris halus. Potongan bahan-bahan tadi dan masukkan dalam susunan. Pertama sabut kelapa dimasukkan, lalu daun lamtoro, kemudian lidah buaya. Baru setelah itu yang terakhir masuk bonggol pisang.

Kalau sudah, larutan air beras dan gula merah tadi kita masukkan dalam campuran empat bahan utama tadi. Lalu diamkan selama 14 hari dalam keadaan tertutup.

Apabila sudah matang, ketika wadah dibuka akan tercium aroma asam atau seperti alkohol. POC yang seperti ini sudah siap aplikasi ke tanaman.

POC Tinggi Kalium

Sabut kelapa mengandung unsur kalium sebesar 10,25% sehingga bisa menjadi alternatif sumber kalium untuk menggantikan pupuk KCL. Tanaman krokot juga bisa menjadi sumber kalium organik, karena ada kcl, kalium sulfat, dan kalium nitrat di dalamnya. Daripada menjadi gulma, bisa kita gunakan sebagai sumber kalium. Cara membuatnya adalah sebagai berikut.

Pertama, pisahkan sabut kelapa dari buahnya. Ambil segenggam sabut yang masih saling merekat, cacah lalu masukkan ke dalam wadah botol air mineral ukuran 1,5 Liter. Haluskan juga krokot segenggam lalu campur dengan sabut kelapa. Kedua, larutkan gula merah atau 1 tutup botol tetes tebu dengan 1 liter air di wadah terpisah. Kemudian campurkan 1 tutup botol EM4. Tuangkan campuran tersebut ke wadah berisi sabut kelapa, kemudian tutup rapat.

Lihat juga : 9 Penyebab Bunga Cabe Rontok! Lengkap Dengan Solusi Mengatasinya!

Buka tutup botol setiap pagi selama beberapa detik untuk membuang gas yang timbul. Jauhkan dan simpan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari. Biarkan selama 2 minggu.

Pupuk ini dapat Juragan berikan pada akar dan daun tumbuhan. Cara aplikasi pada akar yaitu dengan mencampurkan 1 bagian POC dengan 3 bagian air. Siramkan pada tanaman dengan dosis 250 ml per tanaman. Lakukan penyiraman setiap satu minggu sekali. Sedangkan pengaplikasian pada daun yaitu dengan mencampurkan 1 bagian POC dengan 5 bagian air. Semprotkan pada daun serta batang tanaman setiap satu minggu sekali.

Apabila Juragan kerepotan dalam mencari rumput krokot, pakai sabut kelapa saja juga tidak masalah.

POC Kalium Sabut Kelapa

Maka Kebutuhan sabut kelapa yang diperlukan menjadi 20 kg, tambah dengan air kelapa satu liter, air bersih 40 liter, Em 4 100 ml, dan gula pasir 100 gram. Berikut cara membuatnya.

Pertama, siapkan sabut kelapa yang di potong kecil-kecil.
Masukkan ke dalam drum, dan tuangkan air bersih 40 liter.
Kemudian tuangkan air kelapa, gula, dan em 4.
Lalu, aduk hingga tercampur rata, dan tutup rapat. Buka tutup ember setiap pagi selama beberapa detik untuk membuang gas yang timbul.
Proses ini hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 minggu hingga fermentasinya sempurna. Ciri-cirinya, ketika air rendaman sudah berubah warna menjadi kehitaman.

Cara aplikasinya, bisa dengan semprot atau kocor. Kebutuhan untuk penyemprotan kurang lebih 1, sampai 2 liter, per tangki. Kalau juragan menghendaki cara kocor, maka dosisnya kurang lebih 1 liter, per timba ukuran 8 liter.

POC Tinggi Fosfor

Unsur hara yang ada dalam batang pohon pisang, atau biasa kita sebut sebagai bonggol pisang, diantaranya adalah kalsium sebesar 16%, kalium 23%, dan fosfor 32%. Pupuk yang seperti ini akan cocok untuk Juragan gunakan pada saat fase pembungaan, untuk merangsang banyak bunga, dan memperkuat bunga agar tidak mudah rontok. Begini cara membuatnya.

Siapkan 3 kg batang pisang yang telah dicacah. Sebagai starter kita bisa gunakan EM 4 atau sejenisnya, 1 ons gula merah sebagai molase, dan 10 liter air bersih.

Pertama kita haluskan dulu gula merah dengan 1 gelas air dan aduk hingga larut. Masukkan juga gula merah yang telah halus dalam 10 liter air. Tambahan EM 4 sebanyak 5 tutup botol. Diamkan larutan ini selama kurang lebih 20 menit agar bakteri pengurai pada EM 4 dapat aktif.

Baca juga : TUMBUH LEBIH CEPAT DENGAN NPK GROWER, PUPUK SUSULAN UNTUK CABE

Baru setelah itu masukkan cacahan bonggol pisang dalam ember kapasitas 20 liter. Masukkan juga larutan dekomposer. Silakan Juragan tutup rapat menggunakan plastik dan ikat menggunakan karet untuk memastikan kedap udara. Campuran ini didiamkan selama 21 hari. Jangan lupa untuk selalu membuka penutup sebentar di setiap hari untuk mengeluarkan gas hasil proses fermentasi.

POC Mikro + Vitamin

Air cucian beras, ternyata mengandung banyak vitamin dan hara mikro. Diantaranya adalah sebagai berikut.

Nitrogen (N) : 70,55 ppm
Phosphor (P) : 60,65 ppm
Kalium (K) : 91,11 ppm
Besi (fe) : 09,95 ppm
Boron (B) : 06,44 ppm
Vitamin B : 205,44 ppm
Vitamin K : 11,12 ppm
Protein : 185,09 ppm

Untuk membuat pupuk organik dari air cucian beras, Juragan membutuhkan 1 liter air leri (cucian beras) pertama, dengan EM4 dan tetes tebu masing-masing sebanyak 1 botol lalu fermentasi selama 1 atau 2 minggu.

Karena pupuk dari air beras juga mengandung cukup banyak hara P dan K, maka cocok untuk aplikasi pada tanaman ketika sudah memasuki fase bunga atau buah.

Setiap satu liter pupuk organik cair dari air cucian beras harus dicampur dengan 5 – 10 liter air, boleh tambah bila terlalu pekat.

Siramkan pupuk organik cair dari air cucian beras yang sudah dicairkan dengan air bersih ke tanaman dengan dosis yang sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat kesuburan tanah.

Asalkan penyimpanannya tertutup rapat, tidak terkena sinar matahari langsung dan letakkan pada suhu ruangan, pupuk organik cair dari air cucian beras ini dapat bertahan hingga 6 bulan.

Dalam pembuatan pupuk organik cair ini, pastikan sudah matang sebelum Juragan berikan pada tanaman. Karena jika masih mentah, justru bahan organiknya akan diserang oleh mikroba sehingga unsur hara tanaman menjadi berkurang karena dimakan mikroba dari kompos mentah.

Memang, dengan pupuk organik kandungan haranya rendah sehingga kita membutuhkan lebih banyak jumlah pupuk. Penguraiannya juga lambat. Apalagi pada cuaca yang dingin. Namun, nilai lebihnya dapat memperbaiki struktur tanah. Kandungan unsur haranya juga tidak mudah hilang.

Berapa Lama POC Bisa Di simpan

Kandungan beberapa unsur hara pada pupuk bisa mengalami penurunan setelah di simpan. Unsur nitrogen akan mengalami penurunan dari minggu pertama. Sementara unsur Posfor, Kalium dan beberapa unsur penting lainnya pada POC mengalami peningkatan dari minggu pertama sampai kelima.

Maka, pada berapa waktu pastinya, kita tidak bisa memastikan. Masih bagus atau tidaknya pupuk organik cair bisa kita ketahui dari aromanya, masih sama identik dengan bahan dasar pembuatannya.

Juga di tandai dengan masih aktifnya bakteri pada POC. Biasanya masih ada gas yang keluar dari media penyimpanan POC. Atau ada lapisan berwarna putih di atas POC.