Sebagai orang Indonesia, pasti kamu tidak asing dengan tanaman bernama cabai. Mungkin, kamu juga tahu cara menanam cabai di pekarangan, sebab tanaman ini tergolong bahan makanan yang kerap dikonsumsi.
Di sisi lain, meski cabai memiliki harga fluktuatif, tetapi orang-orang tetap menggemari rasa pedas buah tanaman ini.
Selain itu, tahukah kamu cabai memiliki kandungan nutrisi yang tinggi? Soalnya, cabai terbukti mengandung antioksidan, protein, kalsium, fosfor, potasium, folat, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin E. Bahkan, jika dibandingkan dengan jeruk, cabai memiliki vitamin C yang jauh lebih tinggi.
Cara Menanam Cabai dengan Langkah Sederhana
Pada umumnya, cabai mampu memiliki umur hingga 2 tahun. Sedangkan, masa panen tanaman ini berkisar 6 bulan atau lebih, khususnya jika ditanam di lahan pertanian.
Akan tetapi, cabai yang ditanam di rumah memiliki usia yang lebih pendek untuk berbuah. Cabai juga memiliki frekuensi panen yang tinggi, yakni sebanyak 15 hingga 18 kali.
Kamu pun bisa menemukan beragam varietas cabai, mulai dari cabai rawit, cabai merah besar, cabai keriting, dan lain-lain. Cabe rawit dapat dibedakan menjadi cabe rawit merah dan cabe rawit hijau. Keduanya memiliki ukuran buah yang kecil jika dibandingkan varietas lainnya.
Sedangkan, cabe merah besar cocok digunakan untuk hiasan makanan, sebab memiliki rasa yang tidak terlalu pedas. Cabe keriting juga populer di masyarakat karena memiliki kandungan air yang sedikit.
Nah, sebagai penggemar cabai sebaiknya kamu menanamnya sendiri. Lantas, bagaimana cara menanam tanaman cabai di rumah masing-masing?
1. Menentukan Lokasi yang Cocok
Kamu harus memikirkan baik-baik, apakah cabai ditanam di halaman depan, halaman belakang, atau di dalam wadah.
Hal ini sangat krusial untuk memastikan cabai tumbuh dan berkembang secara optimal.
Cara menanam cabai juga memerhatikan aspek-aspek tertentu, khususnya untuk menentukan apakah lokasi cocok atau tidak.
Pertama, permukaan tanah sebaiknya berada pada ketinggian 300 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut.
Kedua, cabai tumbuh di temperatur 24 sampai 27 derajat celcius.
Ketiga, sebaiknya pastikan lokasi tidak memiliki kelembaban yang tinggi.
Selain itu, kamu harus menanam cabai di tanah yang gembur, memiliki persediaan air yang tinggi, dan kaya unsur hara.
Kemudian, lokasi media tanam harus terkena sinar matahari secara langsung dengan pH netral atau sekitar 5 sampai 7.
Kamu juga dapat menanam cabai dalam pot, polybag, atau ember bekas.
2. Menanam Cabai Membutuhkan Proses Penyemaian dengan Benih Berkualitas
Setelah mendapat lokasi yang cocok, kamu harus mendapat benih dengan kualitas terbaik. Soalnya, benih dapat menjadi tolok ukur apakah cabai mampu tumbuh secara optimal atau tidak.
Sebelumnya, kamu juga harus memilih varietas cabai yang ingin ditanam, seperti cabe rawit, cabe merah besar, cabe keriting atau varietas lainnya.
Pada dasarnya, benih cabai berasal dari biji. Oleh karena itu, kamu dapat menyayat cabai yang tampak segar untuk memperoleh biji-biji tersebut.
Biji ini tidak dapat disemai begitu saja, tetapi harus melalui beberapa tahap untuk menjadi benih, seperti proses penjemuran di bawah sinar matahari secara langsung, diseleksi menggunakan air, dan mengangin-anginkan biji cabai di tempat terbuka.
Namun, jika tidak ingin repot-repot melakukannya, kamu dapat membeli benih cabai di toko pertanian.
Benih yang baik memiliki ciri-ciri tertentu, seperti memiliki varietas dan identitas yang jelas, bersertifikat atau berlabel, dan tidak bercampur dengan varietas lain.
Benih juga memiliki daya tumbuh sekitar 80 persen, bebas dari hama dan penyakit, serta memiliki berat sekitar 150 hingga 175 gram perbiji.
Cara menanam cabai ternyata juga melibatkan proses penyemaian. Tujuannya untuk menurunkan tingkat kematian tanaman, khususnya untuk bibit yang membutuhkan proses adaptasi sebelum tumbuh optimal di tempat pembesaran.
Kamu dapat menyemai menggunakan polybag dengan media tanam yang sesuai, yakni terdiri atas tanah dan pupuk dengan perbandingan 3:1.
Kemudian, siram cabai setiap hari hingga berkecambah. Sebaiknya, bibit cabai mulai terkena sinar matahari setelah 1 minggu.
3. Memindahkan Cabai ke Lokasi Pembesaran
Cabai dapat dipindahkan saat menginjak usia 4 minggu. Jangan lupa untuk menggemburkan tanah terlebih dahulu, sekaligus memberi pupuk yang dibutuhkan tanaman.
Sebaiknya, kamu juga berhati-hati saat melepas bibit dari polybag agar akar tidak mengalami kerusakan.
Nah, sebagai gambaran, gunakan perbandingan tanah, pupuk, dan sekam sebesar 3:2:1.
Cabai juga tetap membutuhkan pupuk di masa pertumbuhan, tetapi tidak setiap hari. Dalam hal ini, kamu dapat menggunakan pupuk organik atau pupuk anorganik.
Akan tetapi, pupuk organik lebih rekomended, sebab membuat cabai lebih sehat sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
Cabai sebaiknya juga kamu tanam pada wadah dengan diameter lebih dari 30 sentimeter.
Secara logika, wadah pembesaran harus lebih besar dari wadah penyemaian, seperti polybag berukuran besar atau ember bekas. Soalnya, cabai mampu tumbuh dengan ketinggian lebih dari 1 meter.
4. Merawat Cabai Secara Berkala
Cara menanam cabai selanjutnya adalah merawatnya. Sirami dan cabut gulma pada tanaman untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Hal ini membantu mendapatkan hasil optimal.
Jika menemukan tanaman layu, atasi segera dengan menyiram tanaman. Jika tidak berhasil, berikan pupuk sesuai kebutuhan.
Saat tanaman berusia 1 bulan, lakukan pemangkasan. Tujuannya menjaga struktur cabai agar tidak terlalu rimbun.
Pada umumnya, cabai juga dapat kamu pasang ajir sehingga tanaman tetap berdiri tegak. Selain itu, ajir juga menjaga agar akar tidak mengalami kerusakan.
Merawat berarti juga menjaga kesehatan tanaman. Hal ini bisa dengan menyemprotkan pestisida menjelang malam. Dengan demikian, kamu dapat mengendalikan hama dan penyakit.
Akan tetapi, jika tanaman cabai benar-benar sakit parah, berikan obat agar cabai tidak mati.
5. Masa Panen
Cara menanam cabai pada akhirnya membawa petani memasuki masa panen. Sebaiknya, panen kamu lakukan setiap pagi, khususnya dengan menggunakan gunting agar tidak merusak tanaman.
Soalnya, cabai masih dapat berbuah di masa berikutnya. Kamu juga harus memilih cabai yang tampak matang, tetapi tidak terlalu tua untuk menghindari pembusukan.
Dengan demikian, kamu dapat menyimpan cabai selama 2 sampai 3 hari sebelum siap konsumsi.
Akan tetapi, jangan sekali-kali memanen cabai saat terlalu mentah.
Kuncinya ada pada ukuran dan buah tanaman, di mana cabai yang siap panen memiliki ukuran sempurna dengan warna hijau, oranye, atau sedikit merah.
Cabai memang dapat berbuah berkali-kali sebelum daun-daunnya mulai menguning dan mati. Oleh karena itu, cabai menawarkan prospek yang menguntungkan, terlebih kerap menunjukkan fluktuasi harga yang tidak dapat kamu prediksi.
Demikian langkah sederhana menanam cabai di rumah masing-masing. Selain menanam cabai dari biji, sebenarnya kamu dapat menanam cabai dengan teknik stek batang dan cangkok di rumah.
Pada akhirnya, dengan memerhatikan cara menanam cabai yang baik dan benar, kamu akan mendapat hasil panen yang melimpah.
Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.