Cara Menanam Pare, Si Sayuran Pahit yang Menguntungkan

Bingung soal cara menanam pare? Untungnya, kamu membaca artikel yang tepat.

Pada umumnya, pare juga terkenal sebagai sayuran dengan rasa pahit. Meski begitu, pare tetap memiliki daya tarik tersendiri, khususnya setelah masyarakat olah hingga memiliki rasa yang lezat.

Pare juga populer sebagai tanaman obat yang bagus secara turun temurun.

Berdasarkan penelitian, pare mengandung zat-zat aktif yang mampu mengobati beberapa penyakit seperti diabetes, obat cacing, sebagai antibiotik, dan lain-lain.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab pare mengandung kalsium, zat besi, natrium, vitamin A, vitamin B, dan vitamin B2.

Oleh karena itu, pare juga memiliki prospek yang menjanjikan untuk masyarakat budidayakan.

Cara Menanam Pare agar Untung Besar

Cara Menanam Pare sebagai Sayuran Pahit yang Menguntungkan

Ternyata, tanaman pare tumbuh optimal di dataran rendah dan tinggi, yakni pada ketinggian kurang dari 1.400 meter di atas permukaan laut.

Pare juga membutuhkan pH netral atau sekitar 7, tetapi tetap mampu bertahan hidup di pH yang berbeda. Sebaiknya, menanam pare di tanah yang gembur agar dapat berbuah lebat.

Selain itu, pare tergolong tanaman adaptif yang tidak terlalu membutuhkan sinar matahari. Pare juga dapat bertahan hidup di tempat ekstrem.

Nah, sebelum mulai bercocok tanam, sebaiknya pahami perihal varietas pare yang ada di Indonesia. Pasalnya, tanaman dengan nama latin Momordica charantia L. ini memiliki banyak varietas.

Misalnya adalah varietas pare hijau dan varietas pare putih. Keduanya sama-sama memiliki tekstur yang renyah, tetapi pare hijau tergolong varietas yang paling populer di Indonesia.

Kemudian, kamu pun dapat menanam pare dengan baik dan benar, yakni melalui penyiapan lahan, memilih benih, pemindahan pare, proses perawatan sampai memasuki tahap panen.

Jika kamu tanam dengan teknik yang sesuai, pare dapat memproduksi sampai 10 kilogram per tanaman. Setiap kilogram mencapai hargai antara Rp5.000 sampai Rp8.000.

1. Menyiapkan Lahan untuk Menanam Pare

Lahan untuk menanam pare tidak langsung digunakan, tetapi membutuhkan pengolahan sesuai karakteristik tanaman. Pada dasarnya, lahan harus petani gemburkan menggunakan mesin bajak atau alat tradisional seperti cangkul.

Kemudian, membersihkan lahan dari gulma atau rumput liar. Jika menanam di lahan yang luas, sebaiknya juga membuat bedengan.

Cara menanam pare termasuk meningkatkan kesuburan lahan melalui pupuk dasar, seperti pupuk organik, pupuk NPK, pupuk urea, atau pupuk KCl.

Pupuk juga dapat kamu terapkan dengan cara tabur, kemudian kamu ratakan dengan tanah pertanian.

Jangan lupa untuk mengecek pH guna memutuskan apakah kamu perlu menetralkan tanah dengan dolomit atau justru sebaliknya .

Setelah lahan menjadi gembur dan memiliki nutrisi yang bagus, tutup dengan plastik mulsa berwarna hitam untuk mencegah gulma.

Kemudian, buat lubang 1 hari sebelumnya dengan kedalaman sekitar 6 sentimeter. Setiap lubang pada dasarnya memiliki jarak 45 hingga 60 sentimeter.

Selain itu, kamu juga dapat menanam pare dalam pot, lho.

2. Memilih Benih Pare

Kamu dapat memperoleh benih berkualitas dari buah pare matang atau memutuskan untuk membeli benih di toko pertanian. Pilihan kedua lebih bagus, sebab cenderung praktis jika kamu adalah pemula.

Akan tetapi, kamu juga dapat belajar membuat bibit pare sendiri dengan mengambil biji dari buah yang matang. Namun, tidak sekadar buah pare biasa, tetapi harus buah pare yang matang di pohon atau belum kamu petik.

Selain itu, buah harus memiliki morfologi sempurna agar memperoleh benih dengan kualitas terbaik.

Artinya, kamu harus menghindari buah pare yang tampak cacat, terkena penyakit, atau seolah-olah memiliki pertumbuhan yang tidak normal.

Cara menanam pare bisa kamu lanjutkan dengan membelah buah untuk diambil bijinya. Biji ini dapat kamu rebus selama 30 menit untuk memperoleh benih yang tetap tenggelam.

Lantas, cobalah untuk memecah benih tersebut dengan potongan kuku atau gunting kecil guna memotong kulit bagian pangkal. Tujuannya agar benih dapat cepat berkecambah dan cepat berbuah.

3. Pemindahan Bibit

Tidak seperti tanaman lainnya, pare sebenarnya tidak membutuhkan penyemaian, kecuali kamu menanamnya di musim kemarau.

Artinya, kamu dapat langsung menanam benih tersebut di lahan pertanian saat musim hujan.

Dalam prosesnya, kamu dapat memasukkan 1 hingga 3 benih ke sebuah lubang pembesaran. Setiap lubang sebaiknya juga diberi insektisida dengan cara ditabur.

Tujuannya agar benih yang kamu tanam tidak terserang hama atau penyakit sebelum tumbuh menjadi tanaman pare yang sehat. Jangan lupa untuk memerhatikan jarak penanaman agar pare tumbuh optimal.

Namun, jika bersikeras menanam pare di musim kemarau, kamu harus menyiapkan media semai, seperti campuran tanah, pupuk, dan sekam.

Benih sebaiknya kamu tanam dengan tutup plastik mulsa. Dalam hal ini, kamu juga harus menyiram benih setiap hari.

Kemudian, pemindahan bibit juga dilakukan di pagi atau sore hari dengan penyiraman teratur.

4. Proses Perawatan

Pare harus mendapat pasokan air secara penuh di minggu pertama. Kemudian, kamu dapat menyiram tanaman secara rutin setiap hari atau tergantung cuaca.

Cara menanam pare juga membutuhkan para-para, sebab pare adalah tanaman merambat dengan buah yang menggantung.

Kamu bisa membuat para-para dari bahan sederhana, seperti bambu yang telah dibelah sebelumnya. Bambu dapat disusun di bedengan dalam formasi kotak.

Tujuannya untuk mengoptimalkan pertumbuhan sekaligus meningkatkan estetika dengan rambatan pare yang tampak tertata rapi.

Dalam hal ini, kamu juga perlu proses penyulaman di minggu awal, khususnya jika menanam pare tanpa penyemaian.

Dengan demikian, kamu dapat mengganti bibit abnormal dengan bibit baru. Kemudian, pemupukan dapat dilakukan setelah usia 3 minggu dan 2 minggu setelahnya.

Sebaiknya, menggunakan jenis pupuk yang sama, tetapi dengan takaran yang lebih sedikit.

5. Panen

Tahukah kamu pare memiliki masa panen yang singkat, yakni hanya 42 hari setelah pemindahan? Akan tetapi, hal ini dapat berbeda sesuai varietas pare yang ditanam.

Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, kemudian panen lanjutan dilakukan dengan interval 3 hingga 4 hari sekali.

Nah, agar kamu bisa memperoleh panen yang melimpah, jangan lupa mengendalikan hama dan penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan menyemprot tanaman secara berkala, tentunya dengan dosis tertentu.

Soalnya, hama dan penyakit mampu menurunkan atau justru menggagalkan masa panen. Misalnya adanya tungau, lalat buah, geminivirus, layu bakteri, serkospora, trips, dan lain-lain.

Selain itu, cobalah untuk menaikkan harga jual pare dengan mengolah tanaman ini terlebih dahulu, baik diolah menjadi sayuran siap saji, keripik, es krim, dan lain-lain.

Pengolahan juga meminimalkan kerugian karena pare tergolong buah yang dapat membusuk. Jadi, selain budidaya, ada baiknya kamu memiliki tenaga produksi untuk mengolah buah pare tersebut.

Demikian hal-hal yang sebaiknya dipahami sebelum menanam pare. Meski memiliki rasa yang pahit, tetapi pare memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.

Dengan sedikit kreativitas, kamu dapat mengolah pare menjadi bahan makanan yang enak dan tahan lama. Maka, cara menanam pare menjadi kebutuhkan untuk menciptakan peluang usaha.

 

Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.