Cara Menanam Sawi, dari Mengolah Lahan Sampai Masa Panen

Pada dasarnya, cara menanam sawi sangat sederhana. Apalagi, sawi dapat tumbuh di banyak tempat, seperti di dataran rendah atau dataran tinggi sehingga kerap masyarakat budidayakan.

Akan tetapi, kamu tetap membutuhkan tata cara menanam sawi, khususnya dari mengolah lahan sampai memasuki masa panen. Tujuannya agar sawi mampu tumbuh secara optimal.

Sawi merupakan tanaman dengan nama latin Brassica sinensi L. Tanaman ini cukup populer di Indonesia sebagai sayuran.

Secara umum, sawi dapat kamu bedakan menjadi 2, yakni sawi hijau dan sawi putih. Sawi hijau memiliki harga yang lebih murah daripada sawi putih.

Keduanya sama-sama menawarkan nutrisi untuk kesehatan, seperti vitamin dan mineral. Berdasarkan penelitian, sawi mengandung asam askorbat dan vitamin A dengan kadar yang tinggi dibandingkan tanaman lain.

Hal ini mampu menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, peradangan, dan lain-lain. Sawi juga baik kamu makan untuk program diet, sebab mampu mengendalikan kolesterol.

Oleh karena itu, kamu lebih bagus mengonsumsi sawi dalam berbagai bentuk, seperti olahan campuran makanan goreng, rebus, atau campur dalam masakan sesuai selera masing-masing.

Cara Menanam Sawi dengan Baik dan Benar

Cara Menanam Sawi, dari Mengolah Lahan Sampai Masa Panen

Tahukah kamu sawi dapat kamu tanam dari sisa potongan tanaman tersebut? Apalagi setelah memasak kerap terdapat sisa potongan sawi. Ternyata, kamu dapat menanam potongan ini untuk mengurangi limbah rumah tangga.

Pangkal potongan dapat kamu rendam di dalam air dan diangin-anginkan di tempat sejuk. Dalam beberapa hari, tunas mulai muncul dari tengah sehingga sawi kembali rimbun.

Alternatif lainnya, kamu juga dapat menanam pangkal sawi di tanah.

Pada umumnya, sawi bisa jadi banyak secara generatif atau memakai biji, khususnya jika kamu ingin budidaya tanaman sawi dalam skala besar. Oleh karena itu, penting untuk menentukan jenis sawi yang hendak kamu tanam sebelum mulai bercocok tanam.

Selain itu, cara menanam sawi harus memerhatikan tahap mengolah lahan, memilih benih dan menyemai bibit, memindahkan bibit sawi, merawat tanaman, dan panen.

1. Mengolah Lahan

Sawi tumbuh di ketinggian kurang dari 1.200 meter di atas permukaan laut. Selain itu, sawi tumbuh di tanah bertekstur liat atau tanah organik seperti gambut.

Cara menanam sawi pada umumnya menggunakan bedengan, apalagi jika kamu tanam di lahan yang luas.

Akan tetapi, kamu juga dapat menanam sawi di dalam pot jika memiliki pekarangan yang terbatas. Selain itu, menanam sawi di lahan sempit juga dapat kamu lakukan di polybag atau rak bertingkat.

Nah, agar sawi tumbuh optimal, kamu harus mengolah lahan terlebih dahulu, seperti membajak lahan dengan mesin atau cangkul.

Kemudian, campurkan tanah dengan pupuk kandang yang telah digemburkan melalui proses pembajakan.

Sebagai saran, mendiamkan lahan selama 2 minggu agar tanah benar-benar optimal memberi unsur hara.

2. Memilih Benih dan Menyemai Bibit

Selanjutnya, kamu harus memilih benih sawi, baik sawi varietas lokal atau hibrida. Soalnya, memilih benih tergolong langkah krusial untuk menanam sawi, sebab panen dapat terpengaruhi oleh kualitas benih tanaman.

Oleh karena itu, kamu harus memahami karakteristik benih unggul. Misalnya, benih tampak berbentuk bulat menyerupai bola dengan ukuran kecil.

Selain itu, benih memiliki kulit berwarna cokelat atau gelap kehitam-hitaman, memiliki tekstur yang keras, memiliki permukaan licin, dan lain-lain.

Kamu lebih baik membeli benih sawi di toko pertanian.

Kemudian, kamu harus merendam benih tersebut ke dalam air untuk menentukan  benih unggul atau cacat. Benih unggul adalah benih yang tetap tenggelam.

Perendaman juga bertujuan memutus masa dormansi sekaligus merangsang pertumbuhan akar sehingga dapat berkecambah secara efektif.

Cara menanam sawi terus berlanjut hingga proses penyemaian. Dalam hal ini, kamu harus menyiapkan media tanam yang sesuai, seperti campuran tanah, pupuk, dan sekam.

Benih lantas kamu sebar di media tanam dan disiram setiap hari. Benih sebaiknya juga kamu tutup plastik mulsa berwarna hitam untuk menjaga kelembaban sekaligus menghambat sinar matahari.

3. Memindahkan Bibit Sawi

Setelah 2 hingga 3 minggu, kamu dapat memindahkan bibit ke lahan yang diolah. Selain itu, kamu juga dapat menambahkan pupuk kandang untuk meningkatkan nutrisi.

Akan tetapi, jangan memberi pupuk secara berlebihan, sebab dapat menyebabkan sawi tumbuh tidak maksimal. Kemudian, buat lubang di bedengan untuk menanam bibit.

Jangan lupa, setiap lubang hanya kamu isi 1 bibit sawi saja. Tujuannya agar sawi memiliki ruang cukup untuk tumbuh dan berkembang.

Proses pemindahan juga membutuhkan ketelitian dan konsentrasi tinggi untuk menjaga akar supaya tidak mengalami kerusakan.

Nah, agar bibit tetap kokoh, sebaiknya tekan tepi-tepi tanah. Lantas, siram bibit secara berkala.

Akan tetapi, proses penyiraman memiliki interval yang panjang jika memasuki musim hujan. Hal ini sangat berbeda dengan musim kemarau, di mana harus menyiram sawi setiap hari.

Soalnya, jika kekurangan air, sawi menjadi layu. Namun, bukan berarti orang-orang dapat membuat air menggenang, sebab air yang banyak membuat sawi mengalami pembusukan.

4. Merawat Sawi

Dalam proses ini, terdapat beberapa tahap yang harus kamu lalui, seperti menyiram secara rutin, penjarangan, penyulaman, penyiangan, dan pemupukan.

Sawi tergolong tanaman yang tumbuh optimal di tanah yang lembab. Artinya, kamu benar-benar harus memerhatikan intensitas penyiraman setiap hari.

Cara menanam sawi juga membutuhkan tahap penjarangan atau pemotongan pada hari ke-15. Tujuannya agar tanaman tidak tumbuh terlalu rapat sehingga tidak optimal.

Kemudian, tahap penyulaman juga berperan penting untuk mengganti sawi yang mati atau terserang hama dan penyakit. Dengan demikian, sawi dapat dipanen dengan hasil yang melimpah.

Penyiangan juga dilakukan secara berkala, yakni membersihkan lahan dari gulma atau rumput liar.

Nah, agar sawi benar-benar tumbuh optimal, kamu dapat menambahkan pupuk susulan, khususnya saat sawi telah berusia 3 minggu setelah proses pemindahan.

Dalam hal ini, kamu bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk anorganik sesuai kebutuhan.

5. Panen

Sawi dapat dipanen setelah berumur 45 atau 60 hari setelah pemindahan.

Sebaiknya jangan sampai terlambat di tahap ini, sebab sawi dapat berbunga dengan cepat dan menurunkan harga jual.

Panen dapat dilakukan dengan mencabut atau memotong pangkal sawi. Kemudian, sawi disimpan di tempat teduh.

Hal ini dilakukan untuk mencegah agar sawi tidak terkena sinar matahari secara langsung, sebab dapat membuat sawi menjadi layu dan mempercepat proses pembusukan.

Nah, agar sawi tetap terlihat segar, kamu dapat menyipratkan air atau menyimpannya di tempat khusus dengan pendingin ruangan atau es.

Selain itu, cobalah meningkatkan harga jual dengan proses budidaya secara organik. Pasalnya, sawi organik lebih sehat dikonsumsi karena bebas dari bahan-bahan kimia.

Kamu juga dapat mengolah sawi menjadi makanan  sehingga memiliki nilai tambah. Misalnya keripik sawi yang tahan lama dan memiliki pasar yang lebih luas.

Demikian hal-hal yang harus diperhatikan ketika menanam sawi. Pada dasarnya, menanam sawi di pot, polybag, atau rak bertingkat cenderung lebih praktis, sebab kamu tidak membutuhkan lahan yang luas.

Oleh karena itu, cara menanam sawi cocok dipraktikkan di rumah.

 

Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.