Fungisida azol, jika penggunaannya pada fase pertumbuhan vegetatif memiliki efek penghambatan. Tapi jika penggunaannya di fase generatif memiliki efek merangsang pertumbuhan generatif tanaman. Maka aplikasinya pada saat tanaman mulai berbunga.
Bahan aktif difenokonazol, merupakan fungisida triazol yang paling aman, dan spektrumnya luas pada hampir semua penyakit jamur. Penggunaan dari difenokonazol ini, memiliki efek perlindungan dan pengobatan yang baik. Hanya saja, kekurangannya adalah pada kecepatan sterilisasi yang lambat. Pada artikel ini, akan saya perkenalkan bahan aktif yang cocok untuk di sandingkan dengan difenokonazol, sehingga kombinasinya memiliki spektrum pengendalian yang luas, sterilisasinya cepat, aman dan efisien. Bahan aktif tersebut adalah propikonazol.
Saat ini, di antara jenis bahan aktif fungisida golongan triazol yang lainnya, propikonazol merupakan bahan aktif yang kerjanya paling cepat. Bila campur dengan difenokonazol, campurannya kaan sinergis dan saling melengkapi.
Keunggulan
Produk dengan gabungan 2 bahan aktif azol ini, memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai perlindungan, perawatan sistemik, dan pemberantasan. Setelah aplikasi, bahan aktifnya dengan cepat terserap oleh akar, batang, dan daun tanaman. Juga akan menyebar ke atas dan kebawah di tubuh tanaman. Hanya butuh 2 atau 3 jam saja dalam penyerapan gabungan dua bahan aktif ini. Umumnya, penyakit dapat di kendalikan sepenuhnya dalam 1 atau hari. Terutama pada kasus penyakit yang serius, efeknya akan lebih jelas.
Produk dengan 2 bahan aktif ini, bisa bertahan lebih dari 20 hari. Durasi efek obatnya bisa lebih lama, itu pun relatif stabil dalam tubuh tanaman. Obat tersebut dapat di hidrolisis menjadi asam amino setelah aplikasi, yang memiliki efek meningkatkan kehijauan dan pemupukan tanaman. Interval yang aman untuk tebukonazol pada sayuran adalah 14 hari.
Baca juga : INFO LENGKAP BENIH CABE MASTER
Pada bagian akar tanaman, juga dapat meningkatkan fungsi akar, fotosintesis tanaman, meningkatkan fungsi daun, dan mencegah penuaan dini. Namun, jika penggunaan dosis tidak terkontrol dengan baik bisa mengakibatkan fitotoksisitas yang akan sangat menghambat pertumbuhan tanaman.
Untuk tindakan pencegahan, penyemprotan difenokonazol yang tepat waktu setelah hujan dapat menghilangkan sumber jamur awal. Dalam aplikasinya, hindari penggunaan bahan aktif tembaga. Dan untuk mencegah jamur kebal terhadap difenokonazol, penggunaannya baiknya tidak lebih dari 4 semprotan per musim tanam. Pemakaiaannya harus secara bergantian dengan pestisida lain.
Pada stadium awal penyakit, gunakan dosis rendah dengan interval penyemprotan yang panjang. Bila penyakitnya parah, gunakan dosis tinggi dengan interval pendek. Kalau untuk tanaman buah seperti semangka, jumlah maksimum penggunaanya adalah 3 kali.
Yang juga perlu menjadi perhatian, dalam kasus suhu rendah dan cahaya yang tidak mencukupi, dosis dan frekuensi tebukonazol harus di kurangi. Karena fungsi fotosisntesis dan metabolisme tanaman yang lemah.
Sinergy
Bahan aktif dalam fungisida Sinergy ada dua, yaitu 150 gram per liter difenokonazol dan 150 gram per liter juga propikonazol. Perpaduan antara 2 bahan aktif ini bersifat sistemik, mengandung zat pengatur tumbuh tanaman, sehingga dapat meningkatkan produksi dan kualitas panen. 250 mili fungisida Sinergy harganya sekitar 143 ribuan.
Untuk tanaman padi, dosisnya adalah 250 sampai 375 mili per hektar. Pada tanaman cabe 2 mili per liter untuk pengendalian bercak daun. Pada tanaman tomat 1 atau 4 mili per liter. Sementara pada tanaman bawang, dosisnya 1 atau 2 mili per liter.
Emerge
Harga fungisida Emerge 300 EC per kemasan 250 mlil seperti Sinergy lebih murah. sekitar 119 ribu per botolnya. Padahal, kadar bahan aktifnya sama tingginya, yaitu masing-masing pada bahan aktif difenokonazol dan propikonazol 150 gram per liter.
Kemungkinan harganya lebih mahal karena Sinergy pamornya di lingkungan petani memang lebih tinggi, ketimbang fungisida Emerge. Untuk mengatasi hawar pelepah dosisnya cukup tinggi, 1,5 sampai 2 mili per liter.
Recor Plus
Kalau kita bandingkan dengan Sinergy, Recor Plus malah lebih mahal lagi. Per kemasan 250 mili harganya 150 ribuan. Padahal juga dengan konsentrasi bahan aktif yang sama, yaitu difenokonazol 150 gram per liter dan propikonazol 150 gram per liter. Kalau Juragan mau tahu, fungisida ini buatan Cap Kapal Terbang yang biasa nya hasil produksi benihnya juga kita tanam.
Pada tanaman cabe bisa mengatasi antraknosa akibat jamur colletotrichum dengan penyemprotan volume tinggi 0,3 atau 0,5 mili saja per liter. Sementara pada tanaman padi, bisa mengatasi penyakit busuk batang dengan dosis sedikit lebih tinggi, yaitu 0,5 atau 0,75 mili per liter.
Arytop
Kandungan bahan aktif yang sama juga ada pada fungisida Arytop. Mungkin hanya beberapa dari Juragan yang baru mengenalnya. Tapi penggunaannya juga bisa mengatasi jenis penyakit yang sama. Harganya sekitar 150 ribuan per kemasan 250 mili.
Penggunaannya bisa mengatasi penyakit bercak ungu pada bawang merah, hanya dengan dosis 0,15 sampai 0,30 mili per liter saja. Dosis utnuk tanaman jagung hanya 0,3 atau 0,5 mili per liter untuk mengatasi hawar daun.
Penyakit busuk kering pada tanaman kentang juga bisa teratasi dengan 0,20 mili saja. Dan pada tanaman padi, sekitar 70 mili per hektar. Sampai sini, dosis pada setiap produk tidak ada yang sampai 1 mili per liter. Padahal amistartop yang terkenal ampuh saja, pada tanaman padi membutuhkan dosis 150 sampai 300 mili per hektar, untuk sekali penyemprotan.
4 Fungisida tadi bahan aktifnya termasuk golongan azol semua. Dan seperti yang sudah kita ulas tadi, sterilisasinya pada jamur lebih cepat. Hanya saja, memang tidak bisa untuk fase vegetatif. Tapi kalau kita gunakan pada fase generatif, karena disertai dengan ZPT, zat ini berguna untuk meningkatkan klorofil sehingga membuat daun menjadi lebih tebal dan hijau.
Sekarang Juragan bisa memilih mana fungisida yang baik, berdasarkan bahan aktifnya
DAPATKAN PRODUKNYA
Sinergy 300 EC – Link Shopee
Emerge 300 EC – Link Shopee
Recor Plus 300 EC – Link Shopee
Arytop 300 EC – Link Shopee