Teknik pencampuran insektisida dan fungisida harus memperhatikan golongan masing-masing bahan aktif yang digunakan. Tidak bisa satu golongan, juga melihat aturan campur menurut bentuk formulasi pestisida. Bagaimana cara insektisida mix fungisida yang efektif?
Untuk mengatasi hama jenis kutu, yang sudah kebal dengan bahan aktif seperti dimetoat, klorpirifos, deltametrin, dan lainnya, kita gunakan bahan aktif lain dengan cara kerja berbeda. Seperti imidakloprid dan abamektin. Dua bahan aktif tersebut bukan berasal dari golongan yang sama. Cara kerjanya pun juga berbeda. Gabungan insektisida ini akan bekerja secara sistemik dan kontak. Bahan aktif apa yang bagus untuk layu?
IMIDAKLOPRID
Imidakloprid, bekerja secara sistemik dan dapat bekerja dengan langsung menembus jaringan akar dan daun. Insektisida akan langsung masuk kedalam tubuh hama atau sasarannya. Hal tersebut mengakibatkan hama atau serangga mati setelah terkena semprotan cairan ini. Bahan aktif ini sangat tepat untuk menanggulangi kutu, wereng dan lalat buah.
Karena insektisida bahan aktif abamektin rata-rata bentuknya cair, sementara dalam kaidah campur insektisida EC tidak bisa campur dengan EC, maka, imidakloprid yang digunakan adalah dalam bentuk WP.
Pada merk terkenal misalnya dengan Avidor, yang memiliki kandungan 25% imidakloprid. Harganya sekitar 30 ribuan per kemasan 100 gram. Untuk dosis yang digunakan adalah 1 gram per liter air. Itu berarti membutuhkan 15 gram untuk takaran 1 tangki semprot, atau sekitar 2 sendok makan.
Meski termasuk bahan aktif yang sudah lama dikenal, tapi cara kerjanya berbeda dengan bahan aktif golongan piretroid, organofosfat, dan karbamat. Imidakloprid termasuk golongan Neonikotinoid seperti Diafentiuron dan Tiametoksam. Seperti yang Juragan tahu, kebanyakan insektisida bahan aktif tiametoksam harganya mahal-mahal. Dengan cara kerja yang mirip, kita bisa gunakan imidakloprid.
Baca juga : KOCOR FUNGISIDA 3 BAHAN AKTIF SISTEMIK INI, SISTEMIK LAINNYA NGGAK MAMPU
ABAMEKTIN
Selanjutnya, mengenai bahan aktif abamektin. Bahan aktif ini, juga masih menjadi primadona bagi banyak petani. Baik dengan harga yang murah atau mahal.
Abamektin bekerja dengan menghambat transmisi syaraf pada serangga, sehingga menyebabkan lumpuh syaraf pada serangga. Selain itu, abamektin juga berperan dalam menghentikan proses makan dan peletakan telur serangga. Serta mengganggu proses pelepasan kulit larva, dan pupa serangga hama. Wow, 3 cara kerja dalam 1 bahan aktif.
Hama yang bisa mati dengan abamektin tidak lain adalah semua jenis kutu, mulai dari tungau, trips, kutu kebul, dan aphid. Abamektin juga mengatasi wereng, dan banyak jenis ulat. Kaitannya dengan keamanan, aplikasinya sebaiknya sampai 2 minggu sebelum panen.
Kalau mau hemat, abamektin yang digunakan adalah abamektin hitam. Di dalamnya ada bahan tambahan campuran. Kalau menurut Juragan dengan abamektin yang hitam saja bisa mengatasi, silakan diaplikasikan.
Beda tempat, beda pula kondisi serangannya. Pada beberapa kejadian, abamektin hitam kurang mampu untuk mengendalikan hama trips dan tungau. Justru membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Maka dari itu, ini menyesuaikan dengan kondisi juga.
Sebagai contoh saja, kita pakai abamektin hitam merk Besgrimex. Sekitar 130 ribu per kemasan 500 mili. Meski merupakan abamektin hitam, tapi kandungannya ada 36 gram per liter abamektin. Dosisnya pakai 1 mili per liter, atau sekitar 1 sendok makan, untuk takaran 1 tangki semprot.
Sementara bahan aktif imidakloprid mengendalikan hama jenis kutu, wereng, dan lalat buah, bahan aktif abamektin akan membantu mengatasi hama jenis kutu dan jenis ulat. Maka selama masa pertumbuhan, harapannya tanaman cabe bebas dari semua hama tersebut.
BENOMIL
Benomil, sebut saja bahan aktif ini serba bisa. Cara kerjanya sistemik pada tanaman. Bisa mencegah, juga bisa mengobati sebelum atau setelah infeksi. Bahkan, bahan aktif ini juga bisa menjadi fungisida perlakuan benih.
Dari sekian banyak bahan aktif fungisida, Benomil masuk dalam kategori bahan aktif yang bisa mengatasi banyak jenis penyakit. Melengkapi bahan insektisida mix fungisida. Langsung saja pada contoh, misalnya pada merk Benlox, dengan 50% benomil. Harganya 75 ribu per kemasan 250 gram.
Jenis penyakit yang bisa dikendalikannya adalah penyakit yang memang paling banyak menyerang, yaitu masalah fusarium, busuk batang akibat jamur phytophthora, dan busuk daun. Menurut DPPP Bangka Selatan, pengendalian pada penyakit patek juga bisa dengan bahan aktif benomil.
Sekalipun dari banyak kelebihannya, bahan aktif benomil ini juga tidak boleh terlalu sering aplikasinya. Karena resiko resistensinya tinggi, lebih tinggi jika kita bandingkan dengan fungisida multisite seperti mankozeb.
Tapi, daya kerja sistemiknya tetap kita butuhkan. Jamur sejenis fusarium dan phytopthora punya pintu gerbang lewat akar. Di mana itu akan masuk dalam jaringan tanaman.
Dosis aplikasi Benomil dalam campuran ini 2 sendok makan.
Panjang lebar sudah dijelaskan, seberapa penting dari masing-masing bahan aktif tadi dalam mengatasi. Campuran insektisida mix fungisida ini, bisa Juragan jadikan sebagai campuran utama. Untuk penyemprotan selanjutnya, silakan bisa Juragan sesuaikan. Dengan bahan aktif lain, atau dengan produk yang lebih murah jika campuran tadi sudah termasuk mahal.
Agar lebih mantap lagi, tambahkan penembus untuk memastikan benar-benar terserap. Produk yang direkomendasikan adalah Spreader. Harganya 60 ribu per botol 500 mili. Setiap 1 tangki sprayer membutuhkan 10 mili.
Semoga penjelasan tadi bermanfaat, dan memberikan hasil sesuai harapan.
DAPATKAN PRODUKNYA
Avidor 25 WP – Link Shopee
Besgrimex 36 EC – Link Shopee
Benlox 50 WP – Link Shopee
Spreader – Link Shopee