back to top

Interaksi Fungisida dan Pupuk, 6 Fungi Tingkatkan Serapan Nitrogen Seng

Pemupukan, bisa saja menyebabkan peningkatan atau penurunan ketahanan tanaman terhadap penyakit, yang berdampak pada efek pencegahan penyakit dari fungisida. Itu berarti, ada interaksi antara fungisida dan pupuk.

Ini tergantung pada jenis pupuk yang digunakan. Contoh nyatanya saja, ketika terjadi serangan penyakit. Penggunaan pupuk tinggi nitrogen justru akan membuat pemulihan dari serangan penyakit menjadi lebih lama. Sebab nitrogen sendiri juga menjadi makanan bagi jamur. Di sini, pupuk nitrogen akan menurunkan ketahanan tanaman terhadap serangan jamur.

Pupuk yang bisa meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan jamur adalah pupuk kalsium. Ketika ada gejala serangan, pupuk kalsium memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.

Interaksi Fungisida dan Pupuk

Itu tadi contoh dampak dari penggunaan pupuk terhadap fungisida. Bagaimana efek sebaliknya? Bagaimana, dampak dari penggunaan fungisida terhadap pupuk?

Bukan hanya mengatasi jamur, penggunaan fungisida dengan bahan aktif tertentu ternyata juga memiliki dampak pada nutrisi mineral tanaman. Seperti pada bahan aktif ziram dan mankozeb biru, yang dapat mengurangi penyerapan pupuk mangan. Sebaliknya, dua bahan aktif tadi malah menaikkan potensi terserapnya unsur hara seng dan bisa meningkatkan berat segar tanaman.

Seng atau yang biasa disebut sebagai unsur hara zinc, bermanfaat dalam memaksimalkan penyerapan unsur hara makro NPK. Juga berfungsi untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan buah. Zinc akan mengaktifkan enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat. Dampaknya nanti pada pemanjangan sel dan ruas batang.

Zinc juga berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh yaitu auksin. Ia berperan dalam pembentukan hormon IAA, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Pada daunnya akan menjadi lebih hijau karena zinc atau seng terlibat dalam perkembangan kloroplas. Juga, meningkatkan toleransi tanaman terhadap penyakit. Hijaunya daun karena zinc tidak membuat virus kuning mudah menginfeksi tanaman Juragan.

Sementara itu, bahan aktif metil tiofanat dan karbendazim, adalah bahan aktif yang dapat meningkatkan nitrogen paling banyak. Aplikasi karbendazim, seng dan ziram konsentrasi tinggi juga meningkatkan kandungan fosfor dan kalium dalam daun.

Berikut ini adalah beberapa fungisida yang memiliki manfaat meningkatkan hara seng, juga fungisida yang meningkatkan nitrogen.

Ziflo 90 WP

Bahan aktif ziram ada di fungisida ini sebanyak 90%, yang masuk golongan dimetil ditiokarbamat. Kerjanya multisite mencegah banyak jamur dengan cara kerja kontak. Gunakan untuk mengendalikan penyakit bercak daun dan antraknosa, dalam dosis penggunaan 1 atau 2 gram per liter.

Keuntungan lain dari pemakaian fungisida ini, sifatnya juga repellent terhadap hama tikus. Kalau kita gunakan sebagai perlakuan benih atau dengan cara kocor tidak bisa. Harganya relatif lebih murah ketimbang fungisida kontak lainnya. Resiko terjadinya resistensi juga paling rendah daripada fungisida lainnya. Harganya cukup murah, hanya 20 ribuan saja per kemasan 200 gram.

Baca juga : 8 PUPUK KALSIUM + MIKRO, PELENGKAP YANG PALING KOMPLIT

Dithane M45 80 WP

Bahan aktif Dithane M45 adalah mankozeb 80%, yang masuk golongan alkylene bis dithiocarbamate. Kerjanya multisite mengendalikan banyak jamur dengan cara kerja kontak, juga sebagai protektan seperti Ziflo. Hanya untuk pencegahan saja.

Fungisida bahan aktif ini tidak memiliki efek repellent pada hama tikus seperti Ziflo. Berfungsi sebagai fungisida perlakuan benih atau dengan cara kocor juga tidak bisa. Harga 200 gram fungisida ini, sekitar 40 ribuan. Resiko resistensinya seperti Ziflo, paling rendah.

Bahan aktif mankozeb yang terkandung dapat menjadi andalan dalam mengendalikan penyakit bercak daun, busuk buah, busuk akar, busuk batang, penyakit karat, dan penyakit lainnya.

Untuk tanaman cabai, fungisida ini bisa membantu mengatasi penyakit bercak daun dengan dosis sebanyak 3, sampai 6 gram.

Dense 520 SC

Cara kerja fungisida Dense sistemik pada tanaman termasuk golongan 1. Produk ini buatan DGW. Untuk mengatasi patek, dosis kebutuhannya adalah 1,5 sampai 3 mili per liter. Fungsinya bisa untuk melindungi dan menyembuhkan tanaman dari serangan penyakit. Karena bukan hanya protektif, tapi juga kuratif pada tanaman. Keunggulannya, tidak terakumulasi dalam tanaman dan mudah terurai di alam.

Selama penggunaannya sesuai dosis, tidak akan menimbulkan fitotoksisitas pada tanaman. Bahan aktif ini termasuk dalam kelas bahaya, yaitu kelas III.

200 mili fungisida ini, harganya sekitar 40 ribuan.

Bendas 50 WP

Bendas bisa mengatasi penyakit patek antraknosa pada cabe. Bahan aktifnya termasuk dalam kategori yang memiliki potensi resistensi tinggi, seperti bahan aktif benomil, metalaksil, atau trifloksistrobin. Karbendazim termasuk bahan aktif kelas 3, atau cukup berbahaya yang diberi label warna biru tua. Tapi, spektrumnya luas, bisa mengatasi banyak penyakit dengan cara kerja sistemik.

Karbendazim pada fungisida ini ada 50%. Sebenarnya bahan aktif ini juga bisa untuk mengatasi penyakit lain seperti fusarium juga bercak daun. Kalau untuk tanaman cabe dosisnya kurang lebih 1 gram per liter.

Harganya 85 ribuan per kemasan 500 gram.

Antracol 70 WP

Antracol merupakan fungisida dalam bentuk tepung yang cara kerjanya kontak. Bahan aktifnya adalah propineb 70%. Bahan aktif ini satu golongan dengan Dithane M45. Juga tidak bisa menjadi pengusir hewan lain seperti tikus dan tidak bisa menjadi fungisida perlakuan benih. Semua fungisida kontak yang mulsite inhibitor seperti propineb, memiliki resiko rendah resistensi. Fungisida ini kerjanya lebih ke arah preventif, atau mencegah terjadinya serangan.

Jenis jamur yang bisa mati adalah cercospora penyebab bercak daun, phytophthora penyebab busuk tanaman, dan colletotrichum penyebab patek. Dosis penggunaannya sekitar 2 gram per liter. Harga 500 gram fungisida ini, hanya sekitar 70 ribuan saja.

Polycom 70 WG

Polycom merupakan fungisida dalam bentuk butiran, yang lengkap dengan zat pengatur tumbuh tanaman. Cara kerjanya kontak. Dengan bahan aktif metiram 70% dan 144 gram/kg unsur hara zinc.

Penggunaan fungisida ini bisa mengendalikan jamur jenis colletotrichum, cercospora, dan phytophthora. Kurang lebih spesifikasinya mirip seperti Antracol.

Dosis semprotnya antara 1,5 sampai 2 gram per liter. Semprotkan apabila ditemukan gejala serangan penyakit ya Juragan.

Harga 250 gram Polycom 70 WG, sekitar 40 ribuan.

 

Dengan menggunakan 6 contoh fungisida tadi, akan membuat daun lebih hijau. Saya sarankan penggunaanya mulai pada fase vegetatif. Untuk bahan aktif karbendazim dan metil tiofanat yang kerjanya sistemik dan cukup mudah membuat resisten, baiknya aplikasinya rolling dengan fungisida kontak. Bisa ambil salah satu yang sudah kita review tadi.

Semoga rekomendasi tadi bisa membantu menyuburkan tanaman Juragan sekarang, terutama di fase vegetatif.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Ziflo 90 WP – Link Shopee 
Dithane M 45 – Link Shopee 
Dense 520 SC – Link Shopee 
Bendas 80 WP – Link Shopee 
Antracol 70WP – Link Shopee 
Polycom 70 WG – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });