back to top

Pupuk Booster Untuk Cabe Fase Pertumbuhan

Tanaman cabe di setiap fasenya bisa kita percepat pertumbuhannya dengan booster. Pada aplikasinya, pupuk booster ini juga untuk mengatasi tanaman yang lambat tumbuh, kerdil, atau kurang hijau daunnya. Beda dengan pupuk susulan yang kita berikan dengan cara kocor, pupuk booster ini aplikasinya secara semprot. Maka dari itu, semua jenis pupuk yang termasuk booster, harus larut 100% dalam air.

Mulai dari persemaian, booster sudah bisa dilakukan. Yaitu dengan pupuk organik cair yang relatif lebih aman. Di fase selanjutnya, pupuk apa saja yang bisa digunakan?

Baca juga : CAMPURAN KCL FASE GENERATIF SEKALIGUS PERKUAT TANAMAN

Pilihan 1 – Fase Vegetatif

Pada fase vegetatif, ada dua pilihan pupuk booster untuk Juragan. Pertama menggunakan campuran antara Ultradap dan Magnesium Sulfat. Dua jenis pupuk ini aman dicampurkan. Efeknya pada tanaman akan memperkuat batang dan membuat daun lebih rimbun sekaligus hijau. Karena ada nitrogen dan magnesium sulfat yang bekerja sinergis. Juga agar lebih tahan terhadap serangan hama penyakit dengan batang yang lebih kokoh karena ada fosfat.

Campuran dua jenis pupuk ini cocok untuk aplikasi pada tanaman yang daunnya kurang hijau dan kurang rimbun. Hijau daunnya dibentuk oleh nitrogen dari Ultradap dan magnesium oksida dari Magnesium Sulfat. Tidak sepenuhnya dari nitrogen. Karena daun yang memiliki kandungan nitrogen lebih banyak, lebih menarik di mata hama kutu.

Dosis campurannya membutuhkan 2 sendok makan Ultradap dan 2 sendok makan Magnesium Sulfat, aplikasikan secara spray. Interval penyemprotannya seperti biasa, seminggu sekali. Untuk membeli 1 kg dari dua jenis pupuk ini, paling tidak Juragan membutuhkan dana sekitar 70 ribuan.

Pilihan 2 – Fase Vegetatif

Kalau tanaman Juragan sedang dalam musim kemarau, di mana kondisi air dalam tanaman juga harus menjadi prioritas, di fase vegetatif masih membutuhkan pupuk kalium. Pupuk kalium ini, fungsinya untuk membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh tanaman. Kalium juga dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap cekaman serangan hama maupun penyakit.

Maka pilihan keduanya, adalah menggunakan pupuk KNO3. Biasanya, pupuk KNO3 yang digunakan di fase vegetatif adalah KNO3 merah. Meskipun bentuknya merupakan prill, tapi pupuk ini 100% larut dalam air tanpa menghasilkan endapan sama sekali. Berbeda dengan pupuk prill lain seperti NPK seimbang atau sejenisnya. Itu tidak bisa larut 100% dalam air.

Sekaligus untuk mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya, cabe di fase vegetatif masih memerlukan pupuk tinggi fosfat. Itu masih bisa didapatkan dari pupuk Ultradap atau pupuk MAP.

Antara KNO3 Merah dan Ultradap ini juga bisa kita campurkan. Kalau rekomendasi dari perusahaan pembuatnya, menggunakan dosis 4 sendok makan KNO3 Merah, tambah dengan 3 sendok makan Ultradap dalam larutan 10 liter air. Itu bila dengan aplikasi secara kocor.

Bila aplikasinya secara semprot, saran saya, bisa menggunakan dosis 2 sendok makan KNO3 Merah. Kalau tanaman sudah semakin tinggi, bisa dosis bisa nambah menjadi 3 sendok makan. Sementara untuk Ultradapnya, pakai 1 sendok makan saja sudah cukup bila untuk aplikasi secara spray. Interval penyemprotannya juga sama, yaitu seminggu sekali.

Untuk membeli dua jenis pupuk ini per kg, paling tidak Juragan perlu menyiapkan dana sekitar 90 ribu. Walaupun lebih mahal daripada campuran tadi, tapi ini lebih kita butuhkan cabe Juragan yang ada lahan kering.

Campuran Pupuk Kalsium Nitrat

Apabila perlu, campuran antara KNO3 Merah dan Ultradap ini bisa Juragan campur lagi dengan kalsium nitrat. Dengan CNG misalnya. Dari adanya kalium tadi, kalau campur dengan kalsium akan bekerja sama untuk mengatur kondisi air dalam tanaman. Maka tambahkan 1 sendok makan saja.

Jadi, total pupuk dengan pilihan kedua ini menggunakan 2 sendok makan KNO3 Merah, 1 sendok makan Ultradap, dan 1 sendok makan kalsium nitrat.

Kalau pada pilihan pertama, yaitu campuran antara Ultradap dan Magnesium Sulfate, tidak saya rekomendasikan bila campur dengan kalsium nitrat. Sebab sudah dibuktikan, campuran antara magnesium sulfat dan kalsium nitrat itu bermasalah. Akan terjadi gumpalan bila magnesium sulfat campur dengan kalsium nitrat.

Kecuali, jika cara mencampurnya dengan larutkan dulu dalam wadah yang terpisah, baru jadikan satu. Dengan cara ini, tidak akan terjadi gumpalan. Perlu kita perhatikan, kalau di fase vegetatif jangan terlalu banyak mencampur pupuk. Batas ppm dalam campuran vegetatif hanya 800 sampai 1500 ppm saja.

Sekarang, tentukan campuran pupuk mana yang akan Juragan gunakan untuk penyemprotan besok. Dengan rekomendasi tadi, saya harap bisa membantu Juragan menaikkan hasil panen.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Ultradap – Link Shopee 
Magnesium Sulfat – Link Shopee 
KNO3 Merah – Link Shopee 
CNG Pak Tani – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });