Di musim kemarau, kebutuhan pupuk nitrogen bisa disuplai lebih banyak. Tidak seperti pada saat musim hujan. Pemupukan nitrogen semestinya dalam dosis yang pas, untuk membuat tanaman lebih vigor dan gemuk. Hanya saja, pemilihan jenis pupuk nitrogen ini juga harus tepat, biar tidak sia-sia. Secara lengkap akan kita bahas, tidak luput juga mengenai cara penggunaan pupuk subsidi nitrogen murah sebagai pupuk susulan, untuk melebatkan buah.
Ada dua pilihan pupuk subsidi yang memiliki kandungan nitrogen. Yaitu ZA dan Urea. Apa perbedaannya?
Perbedaan Urea dan ZA, untuk Musim Kemarau
Meskipun sama-sama dikenal sebagai pupuk nitrogen, tapi, dari kandungannya saja sudah berbeda. Urea, mengandung 46% nitrogen dalam bentuk ion nitrat. Sementara ZA, kandungan nitrogennya hanya ada 21% nitrogen dalam bentuk ion amonium. Tapi dalam pupuk ZA ada tambahan 24% sulfur.
Tentu ada manfaatnya. Unsur hara sulfur membantu proses pembentukan asam amino, membantu pertumbuhan tunas, merangsang pembentukan bintil akar tanaman, dan meningkatkan kekebalan tanaman terhadap cendawan patogen.
Jika dibandingkan dengan pupuk ZA, pupuk Urea lebih mudah tercuci. Sebab ion nitrat cenderung mengikuti aliran air. Sedangkan ion amonium dalam pupuk ZA, lebih terikat pada humus dalam tanah.
Melihat cara aplikasinya, pupuk Urea lebih mudah mengalami penguapan. Selain mudah tercuci, juga mudah menguap. Walaupun serapan pupuk Urea pada tanaman lebih cepat. Namun, kalau pupuk ZA, lebih sukar menguap, sehingga ketersediaannya lebih lama.
Sampai sini, bisa kita lihat pupuk ZA terlihat lebih bagus untuk menyediakan pupuk. Di balik itu, tetap ada syaratnya. Kandungan sulfur dalam pupuk ZA cenderung mengasamkan tanah. Pupuk ZA, tidak cocok untuk lahan yang asam. Oleh sebab itu, syarat utama dari penggunaan pupuk ZA ini, pH tanah perlu dikondisikan.
Ketika kita mengaplikasikan pupuk ZA sebanyak 100 kg dalam satu hamparan, membutuhkan 110 kg kapur pertanian, untuk bisa menetralisir asam dari pupuk ZA tersebut.
Kalau pH tanah sudah tidak menjadi masalah, maka pilihan terbaik agar ketersediaan nitrogen selalu ada di musim kemarau, adalah menggunakan pupuk ZA.
Kombinasi Pupuk ZA dan Fosfat
Kombinasi antara pupuk ZA dan Fosfat, cocok diberikan untuk tanaman cabe yang baru mulai memunculkan bunganya, sekitar umur 50 hari setelah tanam. Pupuk fosfat yang saya rekomendasikan, adalah Fertiphos.
Dari pupuk Fertiphos ini, yang penting adalah kandungan fosfatnya, ada 20%. Kalau pakai pupuk fertiphos, keuntungannya ada unsur hara lain. Ada kalsium 15% yang membantu mencegah rontok bunga, dan silika 10% yang cenderung membuat tanaman lebih kuat dan tahan terhadap serangan hama penyakit.
Baca juga : KEUNGGULAN FUNGISIDA MERIVON SPESIALIS PATEK PLUS ZPT
Sebenarnya masih ada lagi hara mikro lainnya. Di antaranya adalah magnesium oksida 0,5%, sulfur 1%, dan boron 0,5%.
Kombinasinya dengan pupuk ZA, sangat berpengaruh untuk melebatkan bunga cabe. Namun, cara melarutkannya harus urut.
Cara dan Dosis Campur
Kebutuhannya untuk campuran 10 liter air, adalah 5 kg fertiphos. Tambah dengan 3 kg pupuk ZA.
Yang harus dilarutkan terlebih dahulu adalah pupuk Fertiphos nya. Karena karakter dari pupuk fosfat hitam ini lumayan keras. Sehingga perlu kita aduk biar sepenuhnya larut dulu. Setelah itu baru campurkan pupuk ZA-nya.
Hasil dari campuran pupuk 10 liter tadi, digunakan 4 gelas per 20 liter air. Nah, ini bisa Juragan kocorkan pada lubang tengah, di antara dua tanaman. Kocoran sebanyak 200 ml atau sekitar 1 gelas dari pupuk ini, bisa untuk 2 tanaman. Idealnya seperti ini.
Pupuk ini diaplikasikan satu minggu sekali. Menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Yang juga perlu menjadi perhatian, adalah kondisi tanah. Jangan sampai kekurangan air di musim kemarau. Kalau kondisi tanah di lahan Juragan sekarang cenderung kering, selain pemupukan dengan cara kocor tadi seminggu sekali, lakukan juga penyiraman air biasa 3 hari sekali.
Kiranya itu saja dari saya, saya harap bisa membantu Juragan menghemat penggunaan pupuk kimia.