Selagi masih bisa, sebagai petani apapun upaya yang bisa membuat tanaman terhindar dari penyakit akan kita lakukan. Terutama pada saat musim hujan. Yang ternyata setiap perawatan cabe musim hujan pada tanaman saling berkesinambungan dengan perawatan berikutnya. Atau dengan kata lain jika perawatan dari awal tidak dilakukan dengan benar, meski cara perawatan berikutnya sudah benar tidak akan memberikan hasil yang maksimal.
Berikut ini adalah 10 kebutuhan tanaman cabe yang seharusnya kita aplikasikan dalam merawat cabe di musim hujan.
-
Bedengan yang Tinggi
Pada musim kemarau tinggi bedengan biasanya cukup sampai dengan 50 cm. Namun pada saat musim hujan bedengan tanaman perlu dibuat lebih tinggi. Tinggi bedengan dapat dibuat menjadi 60 – 70 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelembaban tanah akibat banyaknya air di musim hujan.
Mungkin ini terlihat sepele, padahal merupakan hal dasar yang memang sudah seharusnya diperhatikan. Kalau dari wadahnya saja belum diperbaiki, perawatan selanjutnya juga akan menjadi sia-sia. Tentunya ini ada kaitannya dengan drainase, usahakan tidak ada air yang menggenang.
2. Jarak Tanam yang Lebar
Masih berkaitan dengan kelembaban, jarak tanam juga perlu diatur agar lebih lebar. Karena jika terlalu rapat, membuat cahaya matahari yang diperoleh tanaman menjadi lebih sedikit. Padahal belum tentu tanaman tersinari matahari dengan cukup, kalau setiap hari diguyur hujan. Sementara kalau kita lakukan pemupukan nitrogen, daunnya menjadi banyak dan saling menutupi sehingga lingkungan akan menjadi lembab.
Nah, lingkungan yang seperti inilah yang merupakan tempat favoritnya jamur. Banyak nitrogen sebagai makanan jamur, dan didukung dengan lingkungan yang lembab. Kalau aman, ya harus pakai jarak tanam yang ideal. Jarak tanam yang disarankan adalah 60 cm x 70 cm atau 60 x 80 cm.
3. Plastik Mulsa Pelindung
Penggunaan plastik mulsa pada bedengan berfungsi menghalangi air hujan untuk langsung meresap kedalam tanah. Air akan mengalir ke saluran irigasi yang disiapkan. Selain itu, plastik mulsa meminimalisir tanaman lain untuk tumbuh di sekitar tanaman cabai. Berkaitan dengan itu, lakukan juga sanitasi lahan dari gulma atau tanaman liar pengganggu.
4. Jamur Baik Trichoderma
Kita memang masih susah untuk lepas dari penggunaan obat atau fungisida kimia sebagai pengendali penyakit yang cepat, termasuk juga dalam perawatan cabe musim hujan. Namun untuk pencegahan, agar tidak boros pengeluaran bisa Juragan gunakan agen hayati Trichoderma. Selain melindungi tanaman dari jamur patogen penyebab layu, penggunaan trichoderma sebagai pupuk hayati juga akan memperbaiki kualitas tanah, agar lebih subur.
Aplikasinya bisa ditaburkan secara merata di bedengan yang masih setengah jadi, bukan diberikan di atas bedengan yang telah jadi bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.
Atau dengan cara menaburkan Trichoderma di tiap lubang tanam. Jadi saat nanti bibit ditanam, maka posisi Trichoderma akan tepat langsung mengenai perakaran tanaman.
5. Cara Pemupukan yang Tepat
Saat curah hujan tinggi, sebaiknya pupuk diberikan dengan cara semprot atau tugal. Pemberian pupuk dengan cara tugal (benamkan pupuk dalam lubang perakaran tanaman) harus kita tutup kembali dengan tanah. Hindari pemberian pupuk dengan cara kocor untuk menghindari kondisi tanah yang semakin lembab. Sementara pemberian pupuk secara tabur di sekitar tanaman juga meningkatkan risiko pupuk terbuang dan tercuci ke lingkungan.
6. Pupuk Rendah Nitrogen
Pemupukan ada kaitannya dengan serangan jamur. Sama halnya seperti tanaman, jamur juga butuh protein dalam perkembangbiakannya. Selain unsur nitrogen, sebenarnya ada unsur hara lain yang menjadi penyusun protein. Meliputi adalah fosfor, magnesium, dan sulfur. Logikanya, saat terjadi serangan jamur, kalau pemupukan unsur-unsur hara ini kita lakukan dalam jumlah yang banyak, bukan hanya sel-sel tanaman saja yang tumbuh. Jamur juga ikut-ikutan semakin banyak.
7. Pangkas Daun Tua
Daun-daun di bawah cabang utama sebaiknya kita hilangkan pada saat tajuk tanaman telah optimal. Tajuk tanaman tersebut optimal bila menutupi seluruh ruangan pertumbuhan tanaman, yaitu pada saat tajuk tanaman yang satu bertemu dengan yang lainnya, baik dalam satu baru maupun antar baris. Perempelan daun ini umumnya pada umur 75 HST di dataran rendah dan 90 HST di dataran tinggi.
[Tajuk adalah keseluruhan bagian tumbuhan, terutama pohon, perdu, atau liana, yang berada di atas permukaan tanah yang menempel pada batang utama]
Daun-daun di bawah cabang utama perlu kita rempel karena telah tua dan tidak produktif lagi. Daun tersebut banyak menyerap zat makanan daripada menghasilkan dan bisa menjadi penular serangan penyakit.
Baca juga : 5 BENIH CABE RAWIT PANAH MERAH PALING LEBAT
8. Pupuk Tinggi Kalium
Seperti yang kita tahu, kondisi tanah yang banyak mengikat air dapat menyebabkan daun menjadi rontok. Saya rasa banyak dari Juragan yang mengalami hal ini. Maka dari itu, dalam perawatan cabe musim hujan semestinya kita perkuat ketahanan cabe kita dengan pupuk tinggi kalium.
Bisa Juragan lakukan dengan cara semprot misalnya dengan Kalinet. Pupuk Dewa Dewi, atau Been Sae.
Untuk pemupukan secara tugal, bisa Juragan lakukan dengan pupuk yang berbentuk kristal, agar tidak mudah tercuci dengan air. Misalnya seperti pupuk Mutiara Kalinitra, PNC Kristal Pak Tani, atau KNO3 DGW.
Nantinya, unsur kalium akan membantu pembentukan protein, karbohidrat, dan gula, juga Membantu pengangkutan gula dari daun ke buah. Poin penting yang harus kita perhatikan, kalium juga akan memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
9. Pupuk Tinggi Kalsium
Sebagai pupuk pada fase generatif, fungsi dari pupuk tinggi kalsium hampir sama dengan pupuk kalium. Di sini fokus kita adalah agar tanaman lebih tahan serangan penyakit. Karena kalsium juga akan mempertebal dinding sel, baik pada batang maupun daunnya.
Aplikasi pupuk ini bisa Juragan lakukan dengan produk misalnya Cal Ha. Yang mengandung tinggi kalsium dan humid acid sebagai pembenah tanah.
Untuk tanaman muda, dosis penyemprotannya adalah 1 gram per liter air. Sedangkan untuk tanaman dewasa, dosis penyemprotannya adalah 2 gram per liter air.
Sesuai keterangan pada kemasan produk ini, apabila terjadi hujan di awal musim, baiknya pada keesokan harinya semprotkan dengan konsentrasi 2 gram per liter air.
10. Gabungan Fungisida Sistemik dan Kontak
Dalam pengendalian sejak awal ini, sebaiknya kita menggunakan gabungan dari fungisida sistemik untuk mengendalikan jamur dari dalam tanaman. Dan menggunakan fungisida kontak untuk mengendalikan infeksi jamur secara langsung.
Berikut saya contohkan beberapa produk untuk Juragan.
Tanaman cabe sendiri, pertumbuhannya terbagi menjadi 2 fase. Pada fase vegetatif Juragan bisa menggunakan Antracol dengan bahan aktif propineb sebagai fungisida kontak untuk pencegahan.
Jangan lupa gunakan bahan perekat, agar fungisida atau bakterisida tidak mudah tercuci air hujan. Lalu sebagai fungisida sistemik Juragan bisa menggunakan fungisida berbahan aktif metil tiofanat seperti Topsin. Atau dengan Antigermen Plus yang juga bisa berfungsi sebagai bakterisida.
Sebagai rollingan dari fungisida metil tiofanat, bisa dengan fungisida besromil dengan bahan aktif metalaksil. Dengan 3 atau 4 kali aplikasi.
Lalu pada fase generatif, salah satu dari Topsin atau Besromil rolling dengan fungisida Triazol. Misalnya seperti Amistartop.
Dari 10 kebutuhan tanaman tadi, bisa kita simpulkan perawatan cabe musim hujan semestinya kita lakukan secara runtut. Mulai dari kondisi lingkungannya yang mendukung, memberikan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan, selalu menjaga kelembaban, dan mencegah infeksi jamur sejak awal dengan fungisida.
DAPATKAN PRODUKNYA
Trico-Z – Link Shopee
Antracol 70 WP – Link Shopee
Topsin M – Link Shopee
Antigermen Plus – Link Shopee
Besromil – Link Shopee
Amistartop – Link Shopee