3 Bahan Aktif Atasi Virus Kuning Cabe Musim Hujan, Pengganti Abamektin yang Kebal

Hama jenis kutu seperti kutu kebul dan kutu daun yang bisa membuat daun cabe menjadi kuning akibat virus, umumnya ledakan penyakit ini terjadi pada musim kemarau. Tapi melihat kenyataannya, virus kuning di musim hujan pun juga tidak kalah mengerikannya. Jadi semakin bingung, mana bahan aktif atasi virus kuning yang cocok. 

Meski sudah semprot bahan aktif yang terkenal, penyebaran virus ini masih bisa meluas. Beberapa petani juga mengeluh pada kami, harus pakai bahan aktif apa yang sudah kebal dengan abamektin. Padahal, bahan aktif tersebut sudah terbilang ampuh dalam mengatasi hama jenis kutu-kutuan.

Akibat dari penyemprotan pestisida tanpa memperhatikan sistem rolling, kebalnya hama bisa terjadi. Pada artikel ini akan saya perlihatkan bahan aktif yang memang bagus untuk mengatasi hama kutu pembawa virus kuning, selain abamektin.

Tiametoksam

Tiametoksam adalah bahan aktif atasi virus kuning yang tergolong baru yang termasuk dalam golongan Neonicotinoid seperti Imidakloprid, klotianidin, dinotefuran, asetamiprid, tiakloprid dan lain-lain. Golongan ini termasuk golongan yang kurang beracun untuk burung dan mamalia, memang untuk menggantikan golongan Organofosfat dan golongan bahan aktif insektisida lain yang mempunyai toksisitas tinggi.

Tiametoksam ini adalah insektisida neonikotinoid generasi kedua dengan mekanisme yang mirip dengan insektisida neonikotinoid generasi pertama seperti imidakloprid, tetapi dengan aktivitas yang lebih tinggi. Kerjanya sistemik sebagai racun kontak dan lambung.

Pada tanaman cabe, untuk mengatasi hama kutu kebul dan kutu daun dosisnya hanya 0,1 gram per liter atau sekitar 0,4 mili per liter. Contoh produknya yang sudah teruji efektif membasmi adalah Actara. Harganya 24 ribuan per kemasan 10 gram.

Kandungan tiametoksamnya ada sekitar 25%. Jika kita bandingkan dengan pesitisida dalam bentuk cair, biasanya kandungan bahan aktif dalam bentuk formulasi WP lebih banyak. Maka dari itu dosisnya lebih sedikit. Juragan hanya membutuhkan 0,1 gram per liter saja untuk mengatasi hama penyebab kuning yang bandel.

Selain Actara, bahan aktif tiametoksam ada dalam insektisida Alika, dengan tambahan bahan aktif lamda sihalotrin. Di daerah Jawa Tengah, harga Alika sekitar 60 ribuan per kemasan 100 mili. Tiametoksamnya 141 gram per liter, dan lamda sihalotrinnya 106 gram per liter. Dosis penggunaannya 0,2 sampai 0,4 gram per liter.

Untuk menjaga keefektifan dari bahan aktif insek tiametoksam, jangan simpan pada lingkungan di bawah 10 ° C dan di atas 35 ° C.

Diafenthiuron

Zat ini termasuk bahan aktif atasi virus kuning yang sangat beracun pada serangga dan ekosistem dalam air. Maka dari itu penggunaannya harus bijak dan jangan sampai mencemari ekosistem air. Bahan aktif diafentiuron merupakan salah satu dari sekian banyak zat yang bekerja secara sistemik dalam periode 10 sampai 15 hari sebagai racun kontak dan lambung. Yang mana bahan aktif ini akan bekerja apabila telah terjadi kontak dan juga telah tertelan oleh hama sasaran.

Toksisitasnya rendah, tetapi sangat beracun bagi ikan dan lebah. Ini diubah menjadi aktivitas insektisida di bawah sinar ultraviolet dan memiliki aktivitas yang kuat melawan hama yang telah mengembangkan ketahanan yang parah terhadap sayuran.

Baca juga : BIBIT CABE MASTER, KUALITAS UNGGUL HASIL MAKSIMAL

Pada hama tungau, efeknya mematikan dalam beberapa jam saja setelah penyemprotan. Hanya saja, kalau tanaman sedang berbunga, sebaiknya bahan aktif ini tidak diaplikasikan. Bahan aktif ini beracun pada lebah.

Contoh produknya dengan kandungan bahan aktif yang tinggi adalah Pegasus. Dengan kandungan bahan aktif sebanyak 500 gram per liter, harganya sekitar 70 ribuan per kemasan 80 mili. Dosisnya untuk pengendalian virus kuning pada tanaman cabe hanya 1 sampai 2 mili per liter. Silakan bisa Juragan sesuaikan dosisnya, tergantung pada kondisi serangan yang ada.

500 gram per liter dinotefuran juga bisa ada di insektisida Agus, 70 ribuan per kemasan 100 mili. Dosisnya tidak jauh berbeda dengan Pegasus, hanya 1 atau 2 mili per liter.

Imidakloprid

Imidakloprid ini bekerja secara sistemik dan dapat bekerja dengan langsung menembus jaringan akar dan daun. Insektisida akan langsung masuk kedalam tubuh hama atau sasarannya.

Usahakan waktu penyemprotan pada pagi hari. Lakukan penyemprotan saat cuaca cerah dan tidak terindikasi akan turun hujan. Serta jangan melebihi dosis yang sudah sudah ada. Aplikasi Imidacloprid pada umumnya dengan penyemprotan, namun akan lebih efektif jika aplikasinya pada tanah (khususnya pada hama penghisap).

Meski termasuk bahan aktif atasi virus kuning yang sudah lama dikenal dari lama, tapi cara kerjanya berbeda dengan bahan aktif golongan piretroid, organofosfat, dan karbamat. Imidakloprid termasuk golongan Neonikotinoid seperti Diafentiuron dan Tiametoksam.

Keunggulannya, dapat melindungi tunas dari gangguan hama. Contoh produknya yang terbaik adalah Confidor, tapi yang formulasinya cair. Kalau kita bandingkan dengan confidor yang bentuk tepung, Confidor yang cair kadar bahan aktifnya lebih tinggi. Harganya sekitar 50 ribuan per kemasan 60 mili. Dosisnya hanya sekitar 0,5 mili per liter pada tanaman cabe.

Kandungan imidakloprid yang cukup tinggi juga ada pada insektisida Avidor dengan 25% imidakloprid. Harganya sekitar 30 ribuan per kemasan 100 gram, lebih murah sekalipun dosisnya juga sedikit, yaitu 0,5 sampai 1 gram per liter.

Imidakloprid juga bagus jika kita gabungkan dengan bahan aktif lain. Seperti pada insektisida Movento dengan 120 gram per liter imidakloprid dan 120 gram per liter spirotetramat yang juga bisa mengendalikan hama kutu. Harganya sekitar 100 ribuan per kemasan 100 mili. Dosisnya 0,5 atau 1 mili per liter setiap penyemprotan.

Ketiga bahan aktif tadi, semuanya masuk dalam kategori Neonikotinoid, yang cara kerjanya pun hampir sama yakni bekerja pada sistem saraf serangga. Kerjanya yang sistemik membuatnya bisa untuk aplikasi kocor. Jadi, cukup efektif untuk mengendalikan hama serangga tipe penghisap seperti kutu daun, yang biasanya menghisap bagian daun yang masih muda.

Nozzle Terbaik untuk Penyemprotan

Untuk mengefektifkan penyemprotan pada musim hujan, pakai nozel cone yang menghasilkan pancaran menyebar seperti kerucut, supaya daerah luasan pestisida bisa meluas dan merata. Perhatikan juga usia nozzle, sebab butiran halus hasil semprotan bisa didapat kalau nozzle masih bagus dan tidak tersumbat. Apalagi kalau lubang nozzlenya membesar karena tertusuk-tusuk. Kalau sudah seperti ini, harus ganti baru.

Penyemprotan juga tidak boleh dilakukan sehabis hujan turun karena permukaan daun biasanya masih basah dan licin sehingga butiran pestisida sulit melekat di daun. Kalau penyemprotan pada musim hujan, pada permukaan daun tanaman yang berlapis lilin atau banyak ada bulu halus, maka perlu bubuhi pestisida dengan bahan perata perekat.

Memang ada banyak hal yang harus kita lakukan, penggunaan insektisida tadi juga semestinya rolling dengan insek yang cara kerjanya berbeda. Inilah pentingnya pemilihan benih yang toleran virus, toleran terhadap berbagai hama kutu layaknya pada benih Master.

Lebih baik mencegah daripada mengobati kan?

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Actara 25 WG – Link Shopee 
Alika 247 ZC – Link Shopee 
Pegasus 500 SC- Link Shopee 
Agus 500 SC – Link Shopee
Avidor 25 WP – Link Shopee
Movento Energy – Link Shopee