4 Tahapan Perawatan Cabe Rawit di Pembibitan

Bibit merupakan produk dari suatu proses pengadaan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi dan masa selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman cabe rawit. Melalui tahap perawatan cabe rawit di pembibitan ini, harapannya akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas, sehingga dapat memberikan hasil panen yang maksimal.

Salah satu faktor penyebab kurang maksimalnya produksi tanaman cabe rawit adalah penggunaan bibit cabe rawit yang tidak berkualitas tinggi, seperti terkena penyakit, layu, serangan hama ulat dan lainnya.

Pertanyaan yang sering kita jumpai yaitu, mengapa benih cabenya lama tumbuh / berkecambah dan mengapa bibit cabenya kuning??

Penyebab benih cabe rawit tidak tumbuh karena benih masih dalam masa dormansi. Dan bibit yang cabe kuning, bisa kita pastikan terkena penyakit gemini virus. Lantas bagaimana cara mencegahnya, agar bibit cabe rawit yang sehat dan berkualitas. Berikut langkah yang tepat dalam pembibitan cabe rawit.

1. Perkecambahan benih

Salah satu penyebab benih cabe rawit tidak tumbuh yaitu karena benih masih dalam masa dormansi dan benih kopong. Untuk memecah masa dormansi benih, yaitu dengan merendam benih dengan air bisa menggunakan air hangat suam suam kuku (40 – 50ºC) selama 1 malam.

Untuk mempercepat proses perkecambahan, air rendaman benih bisa Juragan tambahkan dengan larutan zpt yang mengandung hormon giberelin atau sitokinin.

Buang benih yang terapung, dan hanya benih yang tenggelam yang digunakan. Kecambahkan dalam baki kecambah yang beralaskan tisu atau kain basah. Baki harus selalu dalam keadaan lembab, namun tidak terlalu basah karena dapat menyebabkan benih menjadi busuk dan mati. Jika pakai tisu kering, semprot dengan larutan zpt tersebut. Tunggu kurang lebih 3 – 4 hari atau sampai radikula (calon akar) tumbuh.

2. Persiapan media semai

Media semai sebelum digunakan sebaiknya kita sterilkan terlebih dahulu. Lakukan sterilisasi dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas matahari. Kemudian dinginkan, lanjut masukan kedalam wadah penyemaian dan siram.

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya serangan penyakit dengan mematikan patogen penyebab penyakit yang masih hidup dalam media tersebut.

Baca juga : 6 FUNGISIDA PERLAKUAN BENIH CABE, BEBAS LAYU BIBIT

Media semai yang baik yaitu remah, halus, tidak mudah memadat, kaya bahan organik namun sudah terdekomposisi dengan baik. Media semainya pakai campuran cocopeat + kompos dengan perbandingan 3 : 1. Setelah itu, tambah dengan larutan pupuk NPK 2 g/liter.

Setelah media semai siap, masukkan ke dalam kantong semai berupa plastik berukuran 10 cm x 7 cm dengan lubang drainase di dasar plastik atau menggunakan tray semai. Kemudian tata rapih polybag atau tray dalam sungkup plastik.

3. Penanaman benih yang sudah berkecambah

Benih cabe rawit yang sudah muncul radikulanya tanam dalam media semai yang sudah siap sebelumnya. Tanam benih pada tiap lubang polybag dengan satu benih tomat ungu dan kedalaman 0,5 – 1 cm, kemudian tutup dengan media tipis saja. Dan siram dengan air yang sudah tercampur dengan fungisida trichoderma dengan dosis 1 gr/l. Boleh lakukan boleh tidak.

4. Pemeliharaan bibit

  • Penyiraman
    Perawatan cabe rawit selanjutnya, lakukan penyiraman bibit cabe rawit secara rutin setiap pagi dan sore hari. Agar media pembibitan tidak memadat dan bibit tomat jenis ungu tidak rusak sebaiknya menggunakan gembor. Siram persemaian untuk menjaga agar media selalu lembab tetapi tidak terlalu basah atau becek.
  • Pemupukan
    Pemberian pupuk guna untuk memberikan unsur hara pada bibit tanaman, sehingga bibit dapat tumbuh dengan subur. Pupuk yang diberikan yaitu NPK dengan dosis 1 sendok makan/1 liter air.

    Dalam pupuk phonska mengandung beberapa unsur hara seperti nitrogen, kalium, fosfor dan sulfur, salah satu manfaat dari unsur hara fosfor adalah dapat meningkatkan mutu benih dan bibit tanaman.

    Sedangkan pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar.

    Pupuk KCl diberikan guna untuk memperkuat batang tanaman, sehingga bibit cabe rawit kokoh dan tahan terhadap serangan penyakit layu seperti rebah semai. Pupuk KNO3 diberikan dengan maksud untuk meningkatkan kualitas rasa dan aroma buah.

    Saat diberikan pastikan pupuknya terlarut semua agar tidak menyumbat gembor dan mudah diserap oleh akar tanaman. Aplikasi pupuk ini dilakukan pada mulai tumbuh daun lembaga pertama atau sekitar umur 3-4 hari setelah semai, dan lakukan kembali 1 minggu setelahnya (interval 1 minggu) sampai bibit siap pindah tanam.

5. Pengendalian opt

Organisme pengganggu yang sering menyerang bibit cabe rawit adalah penyakit rebah semai, daun kuning, kutu daun, dan gulma. Gulma akan tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya bibit cabe, untuk itu harus ada pengendalian dengan cara manual yaitu dengan mencabutnya. Lakukan pengendalian gulma setiap 7 hari sekali.

Untuk mengendalikan penyakit rebah semai salah satunya memberikan trichoderma, bisa dengan fungisida Nopatek karena dalam kandungannya sudah tercantum agen pengendali hayati trichoderma.

Lihat juga : Keunggulan Benih Rawit Tipe RM Harga 100 Ribuan | Bibit Cabe Rawit Unggul

Dosis pemberian nopatek 3 tutup botol/15liter air, cara aplikasinya dengan cara semprot ke seluruh bagian tanaman. Lakukan pemberian ini 7-10 hari sekali sampai umur 30 hari setelah semai atau saat sudah siap pindah tanam. Obat ini juga bisa mengendalikan penyakit gemini virus/kuning. Penggunaannya juga sama untuk pengendalian penyakit rebah semai.

Kurang lebih seperti itu Juragan, cara lengkap perawatan cabe rawit di pembibitan. Harapannya, semua bibit cabe Juragan, tumbuh dengan sebagaimana mestinya.