back to top

5 Teknik Perawatan Cabe Rawit Master, Lengkap!

Benih cabe rawit Master termasuk benih unggul. Perawatannya tidak akan sesulit benih cabe lainnya yang belum tahan penyakit. Sekarang kita bahas apa saja yang perlu dilakukan untuk perawatan cabe rawit master.

  • Penggunaan Mulsa Plastik

Manfaat plastik mulsa untuk cabe adalah untuk menjaga keasaman dan kandungan air dalam tanah. Dalam perawatan cabe rawit, ini juga akan mencegah gulma tumbuh di sekitar tanaman cabe master. Di musim hujan, penggunaan plastik mulsa juga akan mencegah bedengan erosi.

  • Pengairan

Lakukan pengairan cabe rawit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Jika Juragan menggunakan sistem leb, cukup 15-30 menit saja. Setelah itu keluarkan dari petakan melalui saluran drainase. Pastikan saluran drainase Juragan buat dengan baik supaya aliran air berjalan lancar sehingga akar tanaman cabai tidak tergenang air terlalu lama.

Baca juga : Bibit Cabe Master, Kualitas Unggul Hasil Maksimal

  • Pemangkasan

Bagian yang dipangkas adalah pucuk tanaman cabe agar percabangannya semakin banyak. Pemangkasan ini sebaiknya Juragan lakukan pada usia kurang lebih 30 HST ketika muncul bakal bunga.

  • Pemupukan Susulan

Salah satu pupuk yang disarankan adalah pupuk KNO3 yang mudah larut dalam air. Pada fase vegetatif Juragan bisa menggunakan pupuk KNO3 Merah yang mengandung unsur hara Nitrogen 15% dan Kalium 14%. Penggunaan pupuk cabe fase vegetatif ini akan merangsang pertumbuhan tunas.

Untuk cabe master, dosisnya adalah 4 sendok makan untuk 10 liter air. Dosis tersebut bisa untuk 50 tanaman. Aplikasinya bisa dengan cara kocor dalam waktu 7-10 hari sekali.

Masuk fase generatif dimana mulai terbentuk bunga, pemupukan difokuskan pada pembentukan buah. Pupuk cabe fase generatif yang Juragan butuhkan misalnya pupuk KNO3 Putih yang mengandung unsur hara Nitrogen 13% dan Kalium 45%. Tujuannya agar dapat mencegah bunga dan buah rontok dan meningkatkan kualitas hasil panen dengan bobot buah yang lebih terisi.

Lihat juga : Mantap Bosku! Pembuktian Benih Cabe Rawit Master di Jawa Timur

Dosisnya untuk cabe master sama dengan waktu fase vegetatif. Untuk penggunaan pupuk KNO3 Putih, Juragan hanya perlu 4 sdm untuk 10 liter air. Dosis ini juga untuk 50 tanaman. Aplikasinya juga dengan cara kocor dengan interval 7-10 hari.

  • Pengendalian Hama Penyakit

Cabe master sendiri sudah tahan penyakit layu dan beberapa hama, seperti trips, tungau, dan kutu kebul. Serangan hama lalat buah pun juga aman. Jadi perawatan yang akan Juragan lakukan ini tidak akan terlalu susah.

Agar lebih aman dari jamur, Juragan dapat aplikasikan fungisida untuk cabe rawit berbahan aktif mankozeb. Rutin lakukan penyemprotan mankozeb selama 2 hari sekali. Apalagi untuk lahan cabe yang lembab.

 

Mudah bukan? Dengan 5 teknik perawatan cabe rawit tadi sudah cukup untuk menghasilkan cabe rawit master sesuai dengan harapan Juragan. Semoga ulasan ini dapat membantu Juragan.

 

Jangan lupa kunjungi juga katalog produk kami atau dapat temukan rekomendasi produk dari kami.

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });