Berbagai cara kita lakukan agar hasil pertanian maksimal. Berdasarkan hal tersebut, para ahli membuat berbagai produk dan produsen mengembangkannya. Salah satu yang banyak manfaatnya adalah Pupuk Biofosfat. Mari kita review pupuk bio fosfat.
Pupuk kategori hayati atau organik yang bentuknya granul dan mempunyai kekuatan meluruhkan fosfat di alam untuk kebutuhan tanaman, melalui kandungan dan mikroba yang ada.
Kali ini kami akan mereview pupuk fosfat tersebut dari segi keunggulan, kandungan dan manfaatnya masing-masing, cara menggunakan, dan dosisnya untuk tanaman hortikultura.
Baca juga : 6 PRODUK CARA MEMULIHKAN TANAMAN CABE KERDIL, BIKIN RIMBUN DAN KUAT
SPESIFIKASI PUPUK
Yang pertama kita bahas adalah spesifikasi pupuk biofosfat yang membuat tanaman menjadi lebih subur, yaitu:
-Kandungan P2O5 sekitar 17 sampai 20 persen
-Kandungan kalsium yang berada di kisaran 30 persen
-PH cukup netral, yakni 7
-Unsur hara lain, seperti S atau belerang, MgO atau Magnesium, Zinc atau seng, Cu atau tembaga, Mn atau Mangan, B atau Boron, dan mikroorganisme yang fungsinya akan kita bahas satu per satu.
-Bentuk granul dengan ukuran 2 sampai 4 mm
-Aroma tidak berbau
Kandungan tadi terbilang cukup lengkap sebagai unsur hara yang tanaman butuhkan. Namun, semua bisa habis karena terus diserap oleh tanaman agar bisa tumbuh optimal.
Di sinilah perbedaan Biofosfat dengan pupuk biasa. Pupuk mengandung mikroba yang dapat mengikat unsur hara. Zat yang sebenarnya ada di sekitar makhluk hidup tetapi tidak dapat langsung digunakan.
Dengan adanya mikroba, ketersediaan unsur hara menjadi lebih terjamin dari mulai masa pembenihan hingga panen melimpah.
MIKROBA dalam BIOFOSFAT
Mikroba yang terdapat pada pupuk Biofosfat dan kegunaannya, dijelaskan sebagai berikut.
1. Tricodherma harzianum, mikroorganisme yang dapat dengan cepat menguraikan bahan organik tanah. Dengan demikian, daun-daun di sekitar yang jatuh dan lainnya dapat segera menjadi unsur hara.
Selain itu, Trichoderma juga melindungi akar tanaman dari serangan hama dan penyakit, seperti Fusarium dan lainnya.
2. Aspergilus niger, mikroba alias mikroorganisme yang juga dapat menggemburkan tanah dan menguraikan bahan organik di dalamnya.
Bersama Trichoderma, tentu saja kebutuhan nutrisi tanaman akan lebih cepat terpenuhi.
3. Azotobacter, bakteri yang mengikat nitrogen dari udara dan mampu melarutkan Phospate Kalium. Ini membuat kebutuhan posfat, kalium, dan nitrogen tumbuhan lebih terjamin.
Juragan tidak perlu menambah pupuk lain yang mengandung nitrogen.
4. Pseudomonas, merupakan bakteri baik untuk tanaman yang juga melarutkan posfat dan kalium.
Bersama Azotobacter, ketersediaan posfat dan kalium bagi lahan dan tanaman hortikultura lebih banyak.
Baik Nitrogen, Posfat, dan Kalium memang sangat tumbuhan butuhkan. Nitrogen membantu tumbuhan untuk menghasilkan energi pada masa vegetatif.. Zat ini mensintesa klorofil, protein, dan asam amino sehingga akar, batang, dan daun berfungsi maksimal. Produksi bunga dan biji juga lebih baik.
Sementara itu, Kalium tanaman perlukan dalam proses fisiologis tanaman, seperti fotosinteisis, transportasi karbohidrat, dan mengatur distribusi air ke jaringan dan sel. Demikian pula posfor dalam berbagai bentuk termasuk posfat, yang membantu pembentukan buah, bunga, dan biji; memperkuat batang, mempercepat pematangan buah; memperbaiki kualitas tanaman; dan meningkatkan ketahanan tumbuhan terhadap penyakit.
KEUNGGULAN APLIKASI BIOFOSFAT
Selanjutnya, kita akan membicarakan berbagai keunggulan memakai Biofosfat.
Yang pertama tentu saja aman bagi lingkungan, karena pupuk ini berkategori alami atau hayati atau organik.
Kedua, membuat unsur hara tersedia terus dan lebih cepat. Unsur hara yang biasanya hilang menguap, tercuci atau terbawa air, dan terserap tanaman dapat langsung tergantikan. Juragan tidak perlu menambahkan pupuk Nitrogen Posfat Kalium (NPK) lagi jika sudah menggunakan Biofosfat karena ada mikroba yang bekerja.
Ketiga, meningkatkan kesuburan tanah. Ini keunggulan otomatis yang terjadi karena zat-zat yang dibutuhkan tanaman selalu ada dengan bantuan mikroba.
Keempat, meningkatkan jumlah koloni mikroba bermanfaat.
Kelima, menyerap residu pestisida yang masuk ke dalam tanah dan logam berat. Lingkungan menjadi lebih aman dan panen tidak mengandung pestisida.
Keenam, menghambat perkembangan Nematoda atau cacing tanah di bagian akar tanaman. Meski hewan ini perlu untuk menggemburkan, tapi kalau dalam jumlah berlebihan akan ikut menyerap nutrisi yang ada.
Ketujuh, memperbaiki struktur tanah dan membuatnya lebih gembur dengan mikroba yang ada.
Kedelapan, menetralkan tanah. Kita tidak perlu memakai Kaptan atau kapur pertanian untuk menaikkan PH tanah atau menjadikannya lebih netral agar tidak mudah ditumbuhi jamur, karena sudah ada kandungan kalsium.
Kesembilan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Kesepuluh, dengan semua fungsi tadi, penggunaan Biofosfat membuat energy dan biaya lebih hemat. Juragan tidak memerlukan berbagai jenis pupuk dan penyemprotan pestisida yang memakan waktu, tenaga, dan biaya.
DOSIS dan CARA PAKAI
Pertama, Biofosfat tidak bisa dicampurkan dengan pupuk NPK lain. Hal ini dapat membuat fungsinya tidak optimal atau bahkan hilang.
Kedua, pupuk ini juga tidak dapat campur dengan insektisida dan fungisida.
Ketiga, jika Juragan tetap ingin menambahkan pupuk lain atau insektisida atau fungisida, maka gunakan minimal 1 hari, sebelum atau setelah aplikasi pupuk Biofosfat.
Keempat, Biofosfat dapat digunakan sebagai pupuk dasar sebelum menanam dengan cara ditabur di tanah. Selain itu, dapat pula diaplikasikan dengan kocor alias pencairan saat aplikasi lanjutan sekitar 1 bulan setelah penanaman cabe, tomat, dan tanaman sayur lain.
Kelima untuk dosis hampir sama pada semua jenis tanaman sayuran atau hortikultura. Untuk tanaman cabe dan sejenisnya butuh sekitar 600 kg per hektar. Paling cocok untuk aplikasi pupuk dasar.
Pas dan cocok ya, penggunaan Biofosfat untuk lahan hortikultura? Juragan sudah mencobanya?
DAPATKAN PRODUKNYA
Bio Fosfat 5 kg – Link Shopee
BioFosfat 50 kg – Link Shopee
Bio Fosfat 1 kg – Link Shopee