Salah satu hal penting yang jarang menjadi perhatian petani, sebelum proses penanaman, adalah sterilisasi lahan. Biasanya hanya ada ketika proses penyemaian bibit. Misalnya pada saat penyemaian benih cabe, sebagian petani sudah mempraktekkan, pada tanah atau media yang digunakan untuk penyemaian. Dengan mengukusnya terlebih dahulu untuk mensterilkan jamur, dan bakteri patogen dalam media tersebut.
Akan tetapi, ketika berbicara mengenai lahan penanaman, berupa hamparan lahan luas seperti sawah, kebun dan sebagainya, sterilisasi tanah ini sering terlupa.
Seperti contoh, pada lahan bekas penanaman padi yang baru saja panen. Umumnya, para petani akan langsung membajak, mengolahnya, dan langsung menanaminya kembali tanpa jeda.
Dari contoh tersebut, maka timbul pertanyaan apakah lahan tersebut sudah steril dari hal-hal yang mengganggu? Misalnya serangga, atau telur-telur serangga yang nantinya dapat berkembang untuk mengganggu tanaman, ataupun dari jamur-jamur patogen?
Jawabannya, tentu belum steril. Maka dari itu, sterilisasi lahan atau tanah penting, sebelum proses penanaman. Apalagi, untuk lahan Juragan yang baru saja, terserang habis-habisan oleh jamur atau bakteri.
Buat Apa Sih?
Sterilisasi lahan pertanian, memiliki 2 tujuan. Yang pertama, membasmi patogen berupa hewan-hewan, misalnya serangga, atau telurnya yang masih berada di lahan. Sedangkan yang kedua, adalah membasmi jamur, patogen, ataupun cendawan yang hidup di lahan.
Kita ambil contoh, pada tanaman padi. Dan terserang jamur oncom, yang menyerang bulir padi yang baru berkembang. Maka, setelah padi panen, kemungkinan besarnya akan tersisa spora jamur tersebut pada lahan. Sehingga, kemungkinan pada budidaya berikutnya, jamur oncom tersebut masih tetap ada di lahan. Kurang lebih seperti itu contohnya.
Dengan demikian, sterilisasi lahan ini sangat penting bukan!
Melakukan sterilisasi ini pada fase sebelum kita memasukkan bakteri baik, maupun jamur baik pada lahan. Jadi, terlebih dahulu kita pastikan bahwa materi, atau makhluk-makhluk yang bersifat patogen, sudah hilang dari lahan. Lalu, pada lahan tersebut baru kita beri jamur, atau bakteri baik.
Selain itu, perlu Juragan ketahui pula, bahwa sebagian besar persoalan dari proses penanaman dan perawatan tanaman, bersumber dari media tanam. Nah, hal ini terkadang kurang disadari sehingga kemudian, ketika tanaman baru tumbuh, tiba-tiba jamur sudah menyerang. Sumber jamur pada tanaman tersebut, bukan berarti berasal dari luar, namun bisa saja sudah ada, pada media tanam yang digunakan.
Baca juga : BENIH LOMBOK MASTER BERKUALITAS BERIKAN HASIL TERBAIK
Cara Sterilisasi Lahan
Adapun cara melakukan sterilisasi lahan tersebut, adalah dengan mengaplikasikan pestisida berupa insektisida dan fungisida, dengan cara mengocorkan atau menyemprotkan pestisida tersebut ke lahan.
Hal ini memang terdengar tidak lazim. Akan tetapi karena memang yang akan kita basmi, untuk proses sterilisasi adalah hewan berupa serangga, telurnya, dan juga jamur patogen, yang nantinya berpotensi membawa masalah pada tanaman, maka, mau tidak mau harus ada pestisida.
Nah, selanjutnya, pestisida apa yang harus diberikan?
Dalam hal ini, sebaiknya menggunakan pestisida berupa insektisida dan fungisida, yang bersifat organik. Alasannya, tidak lain karena lebih aman terhadap lingkungan, tidak berdampak negatif bagi tanah dan tanaman, serta akan lebih ekonomis jika kita bisa membuatnya sendiri.
Dan setelah proses sterilisasi ini selesai, usai jeda beberapa hari, maka kita bisa memberikan jamur baik pada lahan, misalnya mikoriza atau trikoderma.
Bila ada pertanyaan, mengapa harus steril dulu jika akan diaplikasikan trikoderma?, bukankah trikoderma bermanfaat untuk membasmi patogen?
Hal ini dilakukan, juga bertujuan untuk memaksimalkan kerja dari trikoderma tersebut. Misalnya, dalam suatu lahan sudah terlalu banyak jamur patogen, sehingga trikoderma yang kita masukkan tidak cukup, untuk melawan jamur patogen dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Maka dari itu, kita harus membantu kinerja trikoderma, dengan terlebih dahulu membersihkan lawan-lawannya, baru memasukkan trikoderma ke dalam lahan.
Dengan metode ini, bisa kita pastikan bahwa lahan penanaman telah benar-benar steril. Karena walau bagaimanapun, memasukkan tanaman yang sehat, misalnya yang sudah kita persiapkan di persemaian, dimasukkan ke tanah yang sakit, itu sama saja dengan memberikan penyakit kepada tanaman. Dengan demikian, sterilisasi pada media semai tidak akan banyak berguna, tanpa sterilisasi lahan penanaman.
Kurang lebihnya seperti itu Juragan. Lebih berhati-hati lagi ya! dalam melakukan pembersihan lahan, agar nantinya, usaha Juragan tidak berbuah sia-sia.