back to top

Hama Virus Susah Dikendalikan? Ternyata Hama Resisten

Beberapa petani, menggunakan insektisida yang sama berulang kali dalam satu kali aplikasi. Alasannya demi menghemat tenaga, waktu, dan efektivitas aplikasi yang lebih baik. Padahal, bukan tidak mungkin malah menyebabkan hama resisten. 

Pada faktanya, melakukan pencampuran beberapa macam insektisida untuk mendapatkan hasil efikasi yang sesuai harapan, tidaklah sesederhana itu. Jika tidak sesuai aturan, akan berdampak negatif di lahan Juragan.

Kembali lagi, pencampuran insektisida yang tidak memperhatikan aturan ini, dapat menyebabkan hama di sekitaran Juragan resisten, atau kebal. Sehingga tetap bisa merugikan. 

 

Apa yang Penyebab Hama Resisten?

Kita ini menghadapi serangga. Makhluk kecil yang memiliki sistem metabolisme sederhana. Oleh karenanya, mereka sangat mudah dan cepat dalam beradaptasi mengembangkan sistem resistensi dalam waktu relatif singkat.

Ibarat seorang petinju yang sudah terbiasa terkena pukulan berkali-kali sehingga menjadi kebal pukul.

Insektisida kehilangan efektivitasnya, karena serangga, telah mengembangkan resistensi terhadap insektisida tersebut. Ada keragaman genetik dalam populasi serangga manapun.

Keragaman ini bisa memberikan suatu perlindungan alami terhadap insektisida. Jika insektisida yang sama selalu digunakan, beberapa serangga yang memiliki kekebalan masih bisa bertahan hidup. 

Serangga yang resisten ini, bereproduksi, dan meneruskan keunggulan yang ada, pada keturunannya. 

Baca juga : Kurang Kalium atau Hama Thrips? Penyebab Daun Kuning Keriting

 

Mengatasi Hama Resisten/Kebal

Untungnya, ada jenis insektisida lain, yang memiliki cara kerja berbeda. Artinya, insektisida ini menyerang serangga dengan cara yang berbeda. 

Jika menyemprotkan insektisida dengan cara kerja yang berbeda secara bergiliran, sepanjang musim tanam, serangga bisa dikendalikan. Dan kemungkinan berkembangnya resistensi, bisa berkurang, secara signifikan. 

Lalu, Bagaimana cara mengetahui cara kerja suatu produk? 

Juragan bisa menemukan informasi tentang cara kerja insektisida pada kemasan. Semua insektisida dengan nomor yang sama, memiliki mode tindakan yang sama, atau serupa. Sehingga Juragan harus memastikan memilih insektisida, dengan angka indikator yang berbeda. 

Dalam tiap kemasan insektisida, memiliki kode yang menunjukkan cara kerja berbeda. Untuk mencegah resistensi, gunakan insektisida dengan nomor yang berbeda. Akan saya beri tahu. 

 

  • Pertama. Insektisida tabel biru dengan target syaraf dan otot. Terdiri dari grup 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 14, 19, 22, 28, 29, 30, dan 32. Biasanya, insektisida golongan ini yang cara kerjanya cepat. 
  • Kedua. Insektisida tabel hijau, pengganggu pertumbuhan serangga. Terdiri dari grup 7, 10, 15, 16, 17, 18, 23. 
  • Ketiga. Insektisida tabel oranye, pengganggu sistem pencernaan. Terdiri dari grup 11 dan 31. 
  • Keempat. Insektisida tabel merah, pengganggu pernafasan serangga. Terdiri dari grup 12, 13, 20, 21, 24, 25.
  • Kelima. Insektisida tabel abu-abu, kelompok non spesifik. Terdiri dari grup 8, UN, UNB, UNE, UNF, dan UNM.

 

Huruf setelah angka, menunjukkan perbedaan kimia antara insektisida dengan cara kerja yang sama. Insektisida ini hanya boleh digunakan untuk manajemen resistensi jika tidak ada insektisida lain, dengan cara kerja berbeda, yang tersedia. 

Juragan bisa menggunakan insektisida dalam waktu yang ditentukan, sebelum beralih ke insektisida dengan cara kerja lain. Periodenya, biasanya sekitar 1 bulan. Biasanya dihitung berdasarkan berapa lama waktu yang dibutuhkan serangga hama untuk berproduksi. 

Jangan lupa, patuhi rekomendasi produk yang tertera pada kemasan. 

Juragan, juga perlu bekerja sama dengan petani setempat, untuk mengetahui produk apa yang sudah resisten dengan hama. Saling membantu, tidak ada ruginya bukan? 

 

Contoh Rotasi Insektisida

Saya beri contoh bagaimana cara memilihnya. Misalkan sekarang Juragan akan mengendalikan hama kutu daun dan trips. Sementara petani di sekitar Juragan menggunakan bahan aktif imidakloprid, yang termasuk grup 4A, dan abamektin, yang termasuk grup 6, avermektin. Kedua bahan aktif tadi termasuk racun syaraf. 

Lihat juga : Cara dan 3 Racikan Insektisida Atasi Hama Trips Bandel dan Resisten

Juragan sebaiknya mengambil langkah berbeda, dengan memilih menggunakan racun syaraf, dikombinasikan dengan racun penghambat tumbuh serangga. 

Rotasi insektisida kimia, merupakan elemen penting untuk mengurangi resistensi bersama dengan pemantauan hama, lokasi tanaman, pengolahan tanah, dan menggunakan predator alami. 

 

Tindakan ini, bisa menghemat pengeluaran, dengan meningkatkan hasil tanam, dan mutu produknya. Dengan cara ini, Juragan tidak lagi perlu menggunakan insektisida dalam waktu yang lama.

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });