back to top

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya. Selengkapnya, simak sampai habis.

 

Pertama, Persiapan Lahan

Agar lahan benar-benar subur, dan memiliki banyak unsur hara yang dibutuhkan tanaman, untuk tanaman semangka Juragan membutuhkan pupuk organik dan pupuk kimia.

Jika perlu, Juragan juga bisa menambahkan pupuk organik cair. Apalagi jika lahan juragan baru saja terserang hama, atau jamur bakteri.

Mikroorganisme dalam pupuk organik cair, dapat membantu menyerang patogen jamur atau bakteri yang bisa saja masih tersisa dalam tanah.

Dosis pupuk kandang yang Juragan butuhkan, adalah 1 kg per lubang tanam. Campur rata pada setiap lubang tanam.

Baca juga : 5 Perekat, Penembus, dan Perata Non Ionik, Cocok untuk Semprot Pupuk Daun

Selanjutnya, yang dibutuhkan adalah pupuk kimia. Di sini, saya contohkan menggunakan pupuk Z A sebanyak 15 gram, SP 3 36 sebanyak 30 gram, dan KCL 15 gram. Itu dosis untuk per lubang tanam ya.

Aplikasi pupuk kimia ini, dengan cara tabur pada lubang tanam, dan campur secara merata dengan tanah. Biarkan pupuk yang sudah diberikan selama kurang lebih 7 hari, sebelum menanam semangka.

 

Kedua, Pupuk Masa Vegetatif

7 hari setelah tanam, setiap tanaman semangka butuh pupuk. Yaitu, dengan pupuk Z A sebanyak 2,5 sampai 4 gram, Pupuk SP-3 6 sebanyak 1,25 sampai 2 gram per tanaman, dan Pupuk KCL, sebanyak 0,75 sampai 1,25 gram per tanaman.

Jika Juragan menggunakan pupuk NPK majemuk seperti Mutiara, Phonska, atau semacamnya, cukup gunakan 3-5 gram saja per tanaman.

Lakukan pemberian pupuk susulan ini, selama 7 hari sekali, sampai tanaman mulai berbunga. Atau sekitar 35 hari setelah tanam.

Lihat juga : 3 Pupuk Kocor Awal Tanam Cabe Musim Kemarau

 

Ketiga, Pupuk Masa Generatif

Ketika tanaman sudah berbunga, dosis pemupukan semangka yang dibutuhkan tanaman berbeda dengan fase vegetatif.

Jika Juragan menggunakan pupuk tunggal, maka perlu dosis, adalah Z A sebanyak 2,5 sampai 4 gram, Pupuk SP 3 6 sebanyak 1,25 atau 2 gram, dan Pupuk KCL sebanyak 3,75 sampai 6,25 gram per tanaman.

Pupuk kalium yang lebih banyak, dibutuhkan agar buah semangka bisa membuahkan hasil yang baik dan manis.

Jika Juragan menggunakan pupuk NPK majemuk yang seimbang, maka Juragan juga perlu penambahan pupuk KCL. Antara pupuk NPK dan KCL ini, masing-masing dosisnya 3-5 gram, per tanaman.

 

Itu tadi Juragan, jenis dan dosis pupuk yang Juragan butuhkan.

Bagaimana cara aplikasi pupuk vegetatif dan generatif? Juragan bisa menggunakan cara kocor atau tugal. Tergantung pada bagaimana kondisi tanah dan curah hujan di lahan Juragan. Tinggal sesuaikan saja.

Pada fase pembuahan, akan lebih baik jika Juragan menambahkan pupuk organik cair, sehingga hasilnya nanti, bisa berbuah besar dan manis.

Selamat mencoba, semoga berhasil, dan berbuah manis!

Hot News

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes

Harus Urut! 3 Cara Perbaiki Tanah Pakai 5 Jenis Pembenah Tanah

Pembenah tanah? Buat apa? Serapan pupuk mahal dan berkualitas yang kita berikan pada tanah untuk diserap tanaman, tidak akan berguna secara maksimal jika tanah sebagai...
Kabar Tani
4
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });