Kocor Dolomit Musim Hujan, Dicampur Pupuk Nitrogen Hemat Tenaga Biaya

Mengapa perlu kocor dolomit musim hujan? Tanah ketika diguyur curah hujan tinggi, kebanyakan pH-nya akan berubah menjadi masam. Hal ini karena hilangnya kation-kation garam seperti, K+, Na+, Ca2+, Mg2+ dan garam lainnya. Ion-ion tersebut adalah unsur hara bagi tanaman. Namun, karena tercuci hujan atau terbawa jauh kedalam air tanah, maka tanah menjadi asam.

Tanah masam sebenarnya juga bisa disebabkan oleh karena belum tepatnya pemupukan. Akibat dari pemupukan nitrogen seperti urea terus menerus bisa menjadikan tanah asam. Sama halnya dengan pemberian pupuk organik atau kandang yang belum matang sempurna. Itu juga berpotensi membuat tanah asam.

Untuk menetralkan itu kita butuh pupuk dolomit. Dolomit sama halnya dengan pupuk organik yang dapat mengembalikan kesuburan tanah. Bahkan sebenarnya dolomit juga sudah bagian dari pupuk organik dan bukan pupuk kimia.

Dolomit juga beda dengan batu gamping, karena di dalamnya ada magnesium. Magnesium ini dalam tanaman menjadi hara dalam inti klorofil tanaman. Maka dari itu, dibandingkan kapur lainnya, untuk pertanian memang bagusnya pakai dolomit yang bisa membantu fotosintesis daun. Dolomit yang recommended adalah yang lembut.

KOCOR ATAU TABUR DOLOMIT?

Ketika sudah terlanjur tanam, menetralkan ph ini juga harus kita lakukan untuk mencegah layu. Karena layu akan mudah menyerang ketika keasaman meningkat. Cara yang paling murah dan mudah adalah dengan memberikan dolomit di sekitar tanaman.

Cara tabur, akan lebih aman pada musim hujan untuk menghindari keadaan lembab yang berlebihan. Dosisnya cukup seperempat genggaman tangan, atau satu sendok makan penuh, taburkan saja langsung pada lubang tanam.

Tapi kalau drainase di lahan Juragan baik, kocor dolomit musim hujan tidak masalah. Banyak petani sudah membuktikan dengan kocor dolomit dan berhasil.

Untuk kocor dolomit musim hujan ini dosisnya bisa gunakan dua gelas air minum dari kapur dolomit, campurkan ke 10 liter air. Nantinya, satu lubang tanaman bisa kocor sebanyak 1 gelas. Untuk skala lebih banyak, bisa pakai 3 kg dolomit, larutkan ke dalam 200 liter air. Kemudian kocorkan ke cabe sebanyak 250 ml setiap tanaman. Sebaiknya berikan dolomit sebelum pemberian pupuk kimia lainnya.

Aplikasi kocor dolomit musim hujan ini bisa Juragan ulang 2 sampai 3 kali, tapi dengan pengurangan dosis. Misalnya pada minggu pertama, berikan satu gelas. Selang dua minggu, berikan setengah gelas saja, dan pada minggu ke lima berikan seperempat gelas. Beri jarak aplikasi sampai dua minggu, bukan interval 7 hari sekali.

Apa alasannya? Karena dolomit membutuhkan waktu yang cukup untuk bisa bereaksi dengan tanah. Sebenarnya, peningkatan pH dolomit ini bisa dipercepat.

Campuran asam humat

Penggunaan kapur dolomit yang tinggi kalsium juga bisa campur dengan asam humat sebagai pembenah tanah. Sebab asam humat akan bekerja lebih optimal jika pH tanahnya normal. Dengan penambahan asam humat juga akan mempercepat kenaikan pH tanah.

Misal dengan penggunaan kapur dolomit 1 kg, dan sebagai contoh kita gunakan merk Powersoil atau asam humat lain sebanyak 10 atau 20 gram. Dua jenis pupuk tadi tinggal campur saja. Dengan campuran ini juga akan menghindarkan tanaman dari penyakit layu fusarium atau layu bakteri.

Selanjutnya, berikan campuran tadi pada lubang tanam sebanyak 1 sendok makan.

Baca juga : BIBIT LOMBOK MASTER, SOLUSI BENIH CABE UNGGULAN!

DOLOMIT CAMPUR ZA

Sekaligus melakukan pemupukan pada tanaman, dolomit bisa campur dengan pupuk ZA. Memang, dalam pupuk ZA ada kandungan nitrogennya. Tapi seperti yang sudah saya katakan tadi, penggunaan nitrogen dengan pupuk Urea yang kadar nitrogennya tinggi bisa membuat keracunan. Jadi harus kita kurangi penggunaan pupuk urea, ganti dengan pupuk ZA yang komposisi nitrogennya hanya setengah dari urea.

Daripada pupuk Urea, pupuk ZA lebih tidak Volatil (tidak mudah menguap ke udara) dan tidak higroskopis sehingga lebih tahan lama. Meskipun dalam penyimpanan pupuk ZA harus di tempat yang cukup kering dan jauh dari sumber air. Pasalnya, pupuk ZA mampu menarik uap air yang berada dalam kelembaban ruangan sekitar 80%, dalam suhu kurang dari 30 derajat celcius.

Dalam pupuk ZA ini memang mengandung unsur sulfat nitrogen atau sulfur yang berlawanan kerjanya dengan dolomit. Di mana dolomit meningkatkan pH, sementara sulfur atau belerang menurunkan pH tanah.

Akan tetapi, karena kebanyakan kondisi tanah kita terlalu asam, dan Juragan ingin biaya pupuk yang murah kan? Komposisi dolomit yang digunakan 80%, sementara ZA hanya 24%. Jadi, perbandingannya lebih banyak dolomit. Dengan begitu, tidak akan membuat tanah asam.

Cara aplikasi terbaik

Pemberiannya dengan cara sebar merata dalam larikan sejajar baris tanaman, di sekeliling batang tanaman, atau tempatkan pada lubang yang ada di kanan kiri tanaman. Sekali lagi saya tegaskan, pemakaian kombinasi dolomit dan ZA mampu memasok hara magnesium dan sulfat nitrogen pada tanaman tanpa mengasamkan tanah.

Lagipula, salah jika kita menggunakan dolomit bersamaan dengan pupuk Urea. Sebab Urea sendiri merupakan pupuk yang mudah menguap menjadi amoniak. Apalagi ketika bertemu dengan dolomit yang memiliki kandungan unsur kalsium karbonat. Maka dari itu, ketika melakukan pupuk dasaran saja, ada jarak dalam pemberian dolomit dan pupuk dasar Urea, itupun dalam waktu yang panjang.

Dalam menggunakan pupuk dolomit ini juga hati-hati. Saya harap Juragan bisa membedakan dolomit yang asli dan palsu. Memang dolomit mudah dipalsukan. Kapur ditumbuk dan digerus saja sudah seperti dolomit. Perlu kita kenali kalau fisik dolomit itu lebih putih, lembut, dan kering. Hati-hati kalau Juragan mendapat tawaran harga yang lebih murah. Karena tidak ada manfaatnya nanti, malah bisa saja menjadi racun.

 

Link Produk

Asam Humat Powersoil – Shopee