back to top

Kombinasi Pupuk 2 Fase Vegetatif Cabe Kocor Semprot

Bukan hanya fase generatif yang dibagi menjadi dua, antara fase bunga dan buah. Fase vegetatif, juga dibagi menjadi dua. Yaitu fase pertumbuhan awal dan vegetatif lanjut. Dari dua fase yang berbeda, kombinasi pupuk juga berbeda pula. Baik dari kocor, sampai semprotnya. Akan kita bahas secara detail.

KOCOR – Fase Pertumbuhan Awal

Pada fase adaptasi, antara 5 hingga 1 minggu setelah tanam, sebenarnya belum banyak pupuk yang harus diberikan. Selain hanya menjaga kondisi tanah tidak kering, yang perlu kita lakukan adalah antisipasi hama-hama awal tanam saja. Pada saat adaptasi ini, tanaman cukup sensitif.

Ketika mulai nampak tunas-tunas bermunculan, saat itulah baru bisa dikatakan Fase Pertumbuhan Awal. Pada dasarnya, kebutuhan pupuk pada fase ini tidak terlalu banyak. Karena masih terbantu dengan pupuk dasar yang Juragan berikan sebelumnya. Maka, pemupukan susulan pertama kali semestinya pada umur 15 hari setelah tanam.

Komposisinya terdiri dari pupuk NPK seimbang 800 gram (boleh 16 16 atau 15 15), ZA 100 gram, dan KNO3 Putih 100 gram. Dosis tersebut untuk takaran 100 liter air. Dan untuk menjaga tanah tetap sehat, juga pupuknya benar-benar terserap oleh tanaman, tambahkan asam humat sebanyak 100 gram. Setiap tanaman di fase pertumbuhan awal, membutuhkan kocoran 200 ml dari campuran ini.

Baca juga : KENAPA BENIH TIDAK TUMBUH? SEPELE TAPI TIDAK BISA DISEPELEKAN

SEMPROT – Fase Pertumbuhan Awal

Lain lahan, lain keadaannya. Pada kondisi tertentu, tanaman juga membutuhkan pupuk semprot. Di fase pertumbuhan awal ini, saya sarankan menggunakan pupuk organik cair saja, yang memiliki kandungan enzim metabolisme. Enzim, adalah salah satu zat yang berfungsi sebagai katalisator dalam metabolisme tanaman. Yang mana, apabila kandungan enzim dalam tanaman maksimal, maka proses penyerapan hara menjadi lebih cepat. Dan akibatnya, tanaman menjadi terlihat lebih sehat.

Misalnya dengan Orbios, yang harganya 50 ribuan. Atau dengan Vigorin yang harganya 60 ribuan. Aplikasikan pada tanaman secara semprot setiap 7 hari sekali saja.

Bila perlu, boleh aplikasikan ZPT Giberelin dan Sitokinin. Dua jenis hormon pengatur tumbuh ini kalau kita jadikan satu, akan mempercepat pertumbuhan tunas baru. Cukup berikan 1 kali saja ya Juragan, tidak perlu berlebihan.

Gabungan antara giberelin dan sitokinin ini bisa Juragan temukan dalam merk Spin. Harganya hanya 30 ribuan per 100 mili. Berikan hanya dengan dosis 0,5 mili per liter saja. Aplikasinya baik di sore hari agar lebih efektif.

KOCOR – Fase Vegetatif Lanjut

Tanda tanaman sudah memasuki fase vegetatif lanjut, adalah ketika tanaman sudah membentuk jaringan kayu secara jelas, dan membentuk cabang-cabang pertumbuhan tunas-tunas lateral. Umumnya mulai pada 22 hari setelah pindah tanam. Ada kalanya sudah ada bunga yang muncul, meskipun belum banyak.

Campuran kombinasi pupuk pada fase ini masih menggunakan NPK seimbang seperti tadi dalam dosis yang dinaikkan. Juga dalam kombinasi yang berbeda.

Pupuk yang tanaman butuhkan adalah NPK seimbang sebanyak 1200 gram, ZA 250 gram, MAP atau sejenis Ultradap 75 gram, dan asam humat 200 gram. Dosis tersebut juga untuk 100 liter air. Untuk kocor 250 mili per batang. Interval aplikasinya 7 sampai 10 hari sekali, hingga tanaman masuk fase berbunga.

SEMPROT – Fase Vegetatif Lanjut

POC yang memiliki kandungan enzim metabolit bisa diaplikasikan lagi, untuk penyemprotan daun setiap 7 hari sekali. Saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif, adalah waktu yang paling tepat untuk aplikasi POC.

Nah, di fase vegetatif lanjut ini, juga mulai aplikasikan pupuk kalsium. Pupuk kalsium mempengaruhi pengangkutan air dan hara-hara lain. Bekerja sama dengan kalium dalam menjaga tata fungsi air dalam sel tanaman. Jadi, bisa terhindar dari kekeringan. Pupuk kalsium juga penting untuk pembentukan sel-sel baru bagi tanaman, pemanjangan sel-sel, sintesis protein, dan pembelahan.

Kalsium diberikan dengan cara semprot dalam 2 kali aplikasi kalau di fase ini. Interval 7 hari dengan dosis 1 gram per liter.

Kalau bisa kalsium yang digunakan juga memiliki hara mikro, sehingga tidak perlu menambahkan pupuk mikro lagi. Seperti pada pupuk Black Calsium. Harganya 35 ribuan per kg-nya. Kandungannya terdiri dari kalsium oksida 53%, humat 2,2% dan beberapa hara mikro.

Sedari awal, perlu kita bedakan dulu fase vegetatif tanaman. Untuk bisa memberikan pupuk yang sesuai dengan kapasitas penyerapan tanaman. Agar tidak terjadi yang namanya overdosis pupuk.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

NPK 16 16 Pak Tani – Link Shopee 
KNO3 Putih Prill – Link Shopee 
ZA Pak Tani – Link Shopee 
Orbios – Link Shopee 
ZPT Spin – Link Shopee 
Asam humat Powersoil – Link Shopee
Black Calcium – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });