back to top

Kombinasi Pupuk NPK dan Ultradap Masa Pertumbuhan

Apakah Juragan di sini termasuk petani yang hanya menggunakan pupuk kandang saja sebagai pupuk dasaran? Tanpa menggunakan pupuk kimia sedikitpun?

Tidak ada yang salah dengan itu. Pemberian pupuk kandang pada lubang tanam, selain sebagai sumber unsur hara bagi tanaman cabe, sebenarnya juga untuk menjaga agar tanah tetap lembab pada musim kemarau.

Mungkin ada kekhawatiran pupuk tidak terserap dengan baik oleh tanaman, dan malah terjadi penguapan pupuk. Karena terurai lama, jika pupuk P diaplikasikan tanpa penutup tanah, maka risiko penguapan yang penyebabnya adalah udara panas dan pengairan akan semakin besar. Begitu juga dengan pupuk unsur Kalium seperti KCL yang mudah larut dalam air. Sehingga jika tidak tertutup, maka pupuk bisa hilang menguap menjadi gas.

Dalam kondisi ini, ketika tanaman sudah mulai besar dan mulai bisa menyerap unsur hara, pada usia 7 HST, mulai lakukan pengocoran pupuk kimia. Rekomendasi campurannya, adalah sebagai berikut.

Baca juga : 4 CARA PAKAI PUPUK KALSIUM BERBAGAI MACAM BENTUK, WAKTU DAN DOSISNYA

Kombinasi NPK untuk Kocor

Pada awal fase vegetatif, untuk memberikan hara lengkap NPK pakai NPK seimbang 16 16. Untuk takaran 16 liter air, menggunakan dosis 2 gelas. Pupuk NPK tadi, ditambah dengan pupuk kalsium. Tenang saja, dua jenis pupuk ini boleh campur, asalkan kalsium tepung yang kita gunakan hanya sedikit saja. Lagipula, kebutuhan pupuk kalsium pada fase pertumbuhan tidak sebanyak pada saat fase generatif.

Alasan penambahan pupuk kalsium ini, karena tidak sedikit tanaman yang mudah layu di musim panas. Kalsium akan membuat tanaman lebih kebal terhadap stress dan panas, dan memperkuat sel tanaman sehingga tak mudah sakit.

Ada banyak merk nya. Sebagai contoh misalnya dengan Manohara. Sebenarnya, dosis asli pengocoran dengan Manohara adalah 10 gram per liter, seperti yang tertera pada kemasannya. Tapi karena campur dengan pupuk NPK, agar tidak terjadi penekanan unsur hara, pupuk kalsium diberikan dalam dosis 2 sendok makan saja untuk takaran 1 tangki 16 liter.

Asam humat, juga ditambahkan untuk menjaga lahan pertanian Juragan agar tetap subur. Juga untuk mengikat pupuk NPK agar tidak cepat menguap dan terserap oleh tanaman secara perlahan. Biar irit pupuk ya Juragan.

Dosis penggunaan asam humat nya, adalah 2 sendok makan. Penggunaan asam humat ini sangat disarankan apalagi untuk lahan Juragan yang kering, liat, atau kurang subur.

Jadi, yang dibutuhkan adalah 2 gelas NPK 16 16, 2 sendok makan kalsium tepung, dan 2 sendok makan asam humat. Campurkan dalam 1 tangki 16 liter air, dan aplikasikan secara kocor. Berikan campuran pupuk tadi 3 kali, mulai dari usia 7 HST, 14 HST, dan sekitar 30 HST.

Kombinasi Pupuk Daun dan Pengendalian Hama Penyakit

Untuk penyerapan yang lebih cepat, pupuk kimia masih bisa kita berikan secara semprot pada daun. Masih berkaitan dengan fase vegetatif, pupuk yang digunakan yang memiliki kandungan N dan P. Itu bisa kita temukan pada pupuk Ultradap yang kandungannya 12% nitrogen dan 60% fosfat. Itupun 100% larut dalam air. Sehingga sudah pasti memudahkan daun tanaman dalam penyerapan pupuk.

Selain itu, alasan menggunakan pupuk Ultradap adalah karena kandungan fosfatnya yang sangat tinggi. Fosfat sendiri, termasuk unsur hara yang immobile bila berada dalam tanah. Maksudnya, tidak mudah berpindah. Maka dari itu kita bantu dengan pupuk daun. Fosfat juga memiliki peran penuh dalam mempercepat sekaligus memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa.

Di lain sisi, bukan hanya pupuk yang diperlukan tanaman. Serangan hama penyakit juga bisa datang kapan saja. Oleh sebab itu, tambahkan juga fungisida sekaligus insektisidanya.

Karena masih dalam fase pencegahan saja, gunakan bahan aktif kontak yang tidak mudah resisten. Itu adalah mankozeb, dan abamektin. Dengan begitu patogen jamur dan hama jenis kutu bisa dihindari, termasuk juga ulat. Karena abamektin juga menunjukkan cara kerjanya pada hama ulat. Meski tidak sehebat emamektin.

Bagaimana dosis kombinasi pupuk npk?

Juragan membutuhkan 2 sendok makan Ultradap, 1 sendok makan mankozeb, dan 1 tutup botol abamektin. Tidak perlu banyak-banyak. Lagipula, tanaman masih dalam fase vegetatif. Campur kesemuanya itu dalam satu tangki ukuran 16 liter.

Ingat, larutkan sendiri-sendiri dulu dalam wadah terpisah. Cara mencampurnya juga mulai dari yang tidak larut dalam air dulu. Jadi, pertama masukkan larutan mankozeb dulu, lanjutkan dengan mencampurkan larutan abamektin. Baru setelah itu, tambahkan larutan Ultradap.

Lakukan penyemprotan selang sehari setelah pengocoran dengan kombinasi pupuk NPK tadi, dengan interval 1 minggu sekali.

Dengan begitu, pemenuhan nutrisi pada tanaman tetap berjalan dengan baik dan lengkap.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

NPK Mutiara – Link Shopee 
Kalsium Manohara – Link Shopee 
Powersoil – Link Shopee 
Ultradap – Link Shopee 
Barozeb – Link Shopee 
Demolish – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });