Penyakit busuk akar sudah pasti membuat kita gagal panen. Penyebarannya cukup cepat dan kalau tidak segera di atasi membuat kerugian dalam jumlah yang besar. Busuk akar sendiri penyebabnya bisa macam-macam. Hanya saja, banyak dari kita yang masih sulit mengidentifikasinya. Cara mengatasi busuk akar harus berdasarkan penyebabnya.
Mengatasi Busuk Akar akibat Layu Fusarium
Kalau layu fusarium, gejalanya mudah di pahami karena layunya terjadi pada siang hari dan pada pagi, sore, atau malam daun kembali segar, kecuali ketika serangan sudah parah. Biasanya butuh waktu 7 sampai 10 hari hingga tanaman mati. Kalau kasusnya seperti ini, pencegahannya pertama kali dilakukan dengan kocor atau tebar dolomit.
Selang dua hari, aplikasikan jamur trico, dan insektisida seperti furadan. Agen hayati trico sebagai pelindung dan furadan atau marshal sebagai nematoda. Sebab, hama dalam tanah bisa menimbulkan luka, di mana ini akan menjadi pintu gerbang bagi jamur fusarium untuk bisa menginfeksi. Yang perlu kita perhatikan, penggunaan trico sendiri baiknya di barengi dengan gula sebagai makanan jamur, agar ketika aplikasi jamur trichoderma bukan dalam keadaan dorman. Ini juga biasanya yang menjadi masalah mengapa aplikasi trichoderma kadang tidak mempan. Aplikasikan dolomit dan agen hayati sebulan sekali atau selang 2 minggu sekali.
Pada lahan yang sudah terkena layu fusarium, untuk mengatasi busuk akar aplikasikan fungisida bahan aktif mankozeb atau klorotalonil, aplikasikan dua minggu atau satu bulan sekali. Bahan aktif karbendazim juga bisa mengatasi. Aplikasinya kocor di sekitar tanaman yang terkena layu. Waktu aplikasinya selang 3 atau 4 hari sekali, sampai tanaman sembuh. Dan kalau sudah sembuh cukup pakai agen hayati saja.
Mengatasi Busuk Akar akibat Layu Bakteri
Sementara untuk infeksi layu bakteri, bakteri mula-mula berkembang biak pada perakaran mengakibatkan tanaman layu. Gejalanya bisa kita lihat dari daun yang menggulung ke atas, kemudian meluas secara cepat di sertai dengan daun yang menguning dan berubah menjadi coklat. Pada tanaman cabai, biasanya tanaman layu tapi daunnya masih hijau. Hanya butuh waktu 2 atau 3 hari saja bagi bakteri bisa membuat tanaman mati total.
Pencegahannya mirip dengan layu fusarium. Kita butuh dolomit untuk kocor untuk mengatasi busuk akar, dan kocor lagi dengan agen hayati trichoderma atau m21. Kalau tanaman Juragan sudah ada yang terkena layu bakteri, segera cabut dan kocor dengan bakterisida. Misalnya dengan baktosin atau dengan kuproxat sekalian, yang fungsinya juga bisa sebagai fungisida.
Baca juga : 2 PRODUK PENGGANTI KAPUR DOLOMIT, APA BISA NAIKKAN PH TANAH DENGAN CEPAT?
Akibat Phytophthora
Pada kasus lain, akibat serangan jamur yang awalnya juga dari bawah, bisa membuat batang tanaman cabe menjadi terkelupas. Biasanya infeksi mulai dari bagian akar, dan masuk pada pangkal batang. Setelah sebagian besar sistem akarnya mati, daun akan layu dan pada akhirnya tanaman mati.
Perbedaan gejalanya dengan layu fusarium dan bakteri adalah pada perubahan warna pada pangkal batang yang berubah dari coklat, menjadi coklat kekuningan dan menjadi sedikit merah. Pada akhirnya, pangkal batang ini menjadi berwarna hitam dalam keadaan busuk. Berikutnya, mulailah kulit batang terkelupas dan pada jaringan kayu terlihat coklat kehitaman. Infeksi ini terjadi pada lahan yang basah atau tergenang. Kalau fusarium, biasanya akibat ph yang rendah.
Pencegahannya adalah dengan agen hayati trichoderma atau hidrogen peroksida. Pilih salah satu saja, karena sudah jelas tidak bisa kita lakukan pencampuran antara trichoderma dan hidrogen peroksida.
Sementara untuk pengendaliannya adalah dengan penyepraian dengan fungisida bahan aktif klorotalonil dengan mankozeb, atau dengan bahan aktif benomil. Bahan aktif mankozeb juga bisa kita sandingkan dengan simoksanil.
Ketiga penyakit yang baru saja kita bahas, menyebabkan busuk pada akar tanaman. Melihat produk-produk yang digunakan untuk mengatasi 2 jenis penyakit akibat tadi, sebenarnya hampir sama. Karena layu dan phytophthora sama-sama jamur, pengendaliannya tidak lain dengan fungisida.
Kalau Juragan memilih untuk tidak menggunakan agen hayati, untuk mengatasi busuk akar gunakan hidrogen peroksida sebagai sterilisasi lahan dari jamur, selain murah juga bisa memberantas semua jenis jamur dan bakteri.
Itu tadi adalah cara pencegahan setelah tanam. Ada baiknya kalau pencegahannya juga kita lakukan mulai sebelum tanam.
Dilakukan dengan cara memberikan bakterisida pada saat persemaian. Misalnya dengan Acrobat atau Agrept. Pada media tanamnya pun juga pastikan harus steril. Kalau berlu berikan juga mikoriza sejak semai dan trichoderma. Bila memerlukan penyemprotan, pakai saja pupuk organik cair, bukan dengan pupuk kimia. Karena dengan pupuk organik, umumnya di cuaca ekstrem tanaman lebih bisa bertahan.
Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah pengaturan jarak tanam, drainase, melakukan rotasi tanaman, dan selalu menjaga kebersihan lahan.
Untuk penyemprotan fungisida, pastikan 3 jam setelah penyemprotan tidak terjadi hujan.
DAPATKAN PRODUKNYA