back to top

Jamur Phytopthora Mati, 8 Fungisida Atasi Semua Busuk Cabe

Jenis penyakit busuk-busukan pada tanaman cabe, sebenarnya penyebabnya bukan hanya 1 jenis jamur saja. Tapi, yang paling banyak mendatangkan penyakit, adalah jamur phytopthora.

Akibat satu jamur ini, gejala penyakit bisa muncul pada semua bagian tanaman, bisa pada akar, batang, atau buah. Infeksi pada bibit menyebabkan rebah kecambah atau rebah semai. Pada tanaman yang lebih tua, infeksi sering terjadi pertama kali pada pangkal batang, sehingga namanya busuk pangkal batang.

Bagian akar yang terinfeksi menimbulkan gejala bercak seperti bekas tersiram air dan berubah warna menjadi coklat.

Sementara busuk buah sering terjadi terutama pada buah yang bersentuhan dengan tanah. Pada buah terlihat busuk basah berwarna krem dan pada bagian yang terinfeksi tertutup lapisan seperti cendawan putih. Buah yang terinfeksi menjadi layu, namun umumnya tidak gugur.

Dan bila menginfeksi daun, menimbulkan gejala busuk melingkar dengan tepi coklat dan pusat berwarna coklat. Bintik daun berwarna bulat kecil tidak beraturan dan membesar seiring waktu.

Penyebarannya, selain akibat dari kelembaban, tidak adanya rotasi tanaman, pupuk N terlalu tinggi, dan pupuk kandang yang tidak matang, penyebarannya juga bisa akibat ada banyak nematoda. Nematoda menyerang tanaman menyebabkan luka kecil sehingga menjadi pintu gerbang bagi phytophthora.

Kalau sudah terlanjur tanam, yang perlu kita lakukan hanya pengendalian dengan fungisida kimia. Rolling antara fungisida sistemik dan kontak. Fungisida sistemik untuk mencegah jamur dari dalam, dan fungisida kontak untuk membunuh jamur secara langsung. Berikut ini, beberapa rekomendasi produknya.

Simoksanil

Bahan aktif simoksanil bekerja secara sistemik pada tanaman. Rekomendasi produknya untuk cabe adalah Nicexil, dengan 50% simoksanil. Dosisnya untuk cabe 1 atau 2 gram per liter. Kemasan 400 gram harganya 60 ribuan.

Dimetomorf

Bahan aktif ini bisa Juragan temukan pada fungisida Acrobat dengan 50% Dimetomorf. Dalam prakteknya, penggunaan bahan aktif ini dapat campur dengan bahan aktif lain, yaitu azoksistrobin. Dengan catatan bukan yang ada golongan triazolnya. Campuran ini bisa untuk fase vegetatif karena tidak termasuk golongan triazol yang bila kita aplikasikan pada fase vegetatif akan membuat tanaman menjadi kerdil. Dosisnya untuk mencegah busuk batang adalah 2 atau 4 gram per liter. 40 gram fungisida sistemik ini, harganya sekitar 36 ribuan.

Baca juga : BUKAN PUPUK BUKAN OBAT, 6 ANTIVIRUS PENGENDALI VIRUS CABE SEHARGA INSEK MAHAL

Propamokarb

Propamokarb bisa Juragan temukan pada fungisida Previcur. Dosis pemakaiannya 3 atau 6 mili per liter. Cara kerjanya sistemik untuk mencegah dan mengatasi penyakit. Boleh aplikasikan secara semprot atau kocor.

Bahan aktif ini juga cocok untuk Juragan gunakan sebagai fungisida perlakuan benih sebelum semai. Ataupun untuk pengendalian OPT selama bibit masih di persemaian. Bila kita gunakan sebagai perlakuan benih dosisnya 1,5 sampai 2 mili per liter. Berikan dengan cara siram pada waktu sebar, bukan dengan cara semprot agar secara sistemik masuk lewat akar. Harganya sekitar 33 ribu per kemasan 100 mili.

Difenokonazol

Penggunaan bahan aktif ini memang tidak bisa pada fase vegetatif. Tapi, di antara bahan aktif golongan azol lainnya, difenokonazol adalah yang paling aman. Tidak lupa, zpt di dalamnya juga akan membantu daun tanaman menjadi lebih hijau pada fase generatif. Bahan aktif difenokonazol juga termasuk bahan aktif yang kuat untuk pengendalian jamur dengan cara kocor. Resiko resistensinya juga sedang, tidak terlalu berbahaya dalam beberapa kali aplikasi.

Contoh produknya adalah fungisida Score 250 EC buatan Syngenta yang harganya sekitar 46 ribuan per kemasan 80 mili. Untuk tanaman cabe, dosis pemakaiannya 0,5 mili per liter. Pada tanaman hortikultura lainnya, dosisnya juga hampir sama.

Propineb

Antracol, merupakan fungisida bahan aktif propineb 70% generasi baru, karena sudah lengkap dengan unsur Zinc. Di mana fungsi dari Zinc ini dapat membantu proses pengeluaran bunga dan buah. Selain itu, Zinc juga bisa berfungsi sebagai pencegah terjadinya kekurangan nutrisi pada tanaman. Harga fungisida ini, sekitar 40 ribuan. Dosis penggunaannya 2 gram per liter air.

Antracol sangat tepat untuk tindakan preventif atau pencegahan. Akan tetapi, fungisida ini kurang efektif apabila tanaman telah terinfeksi jamur. Dalam prakteknya, penggunaan bahan aktif ini biasanya pada tanaman yang masih muda.

Klorotalonil

Revus Opti memiliki dua bahan aktif, yaitu mandipropamid 40 gram per liter dan klorotalonil 400 gram per liter. Revus Opti sebenarnya bekerja secara sistemik dan kontak pada tanaman. Bisa mencegah, dan bisa juga mengendalikan. 250 mili fungisida ini harganya sekitar 100 ribuan.

Untuk dosis pemakaiannya dalam mencegah busuk batang cabe, gunakan 2,5 atau 4 mili per liter.

Ziram

Bahan aktif ziram ada di fungisida Ziflo sebanyak 90%, yang masuk golongan dimetil ditiokarbamat. Dosis penggunaannya 1 atau 2 gram per liter.

Keuntungan lain yang bisa di dapat dari fungisida ini, sifatnya juga repellent terhadap hama tikus. Penggunaannya sebagai perlakuan benih atau dengan cara kocor tidak bisa. Harganya relatif lebih murah ketimbang fungisida kontak lainnya. Resiko terjadinya resistensi juga paling rendah daripada fungisida lainnya. Harganya cukup murah, hanya 20 ribuan saja per kemasan 200 gram.

Mankozeb biru

Dithane biru juga merupakan fungisida protektif, yang efektif untuk pencegahan serangan penyakit. Bahan aktifnya adalah mankozeb 80%. Lebih tinggi dari kandungan mankozeb yang ada pada Curzate, Ridomil, atau Bion M.

80% itu terdiri dari mangan 16%, zinc 2%, dan 62% ethylenebis dithio karbamat.

Fungisida Dithane ini juga bisa untuk keriting daun cabe yang disertai dengan bercak, lalu kuning dan gugur. 1 kg Dithane saat ini harganya sekitar 140 ribu.

Dosis penggunaannya adalah 6 gram per liter air.

8 bahan aktif di atas ada yang termasuk sistemik, ada juga yang kontak. Untuk mengatasi gejala phytophthora secara kocor, saya sarankan pakai bahan aktif yang kuat sekalian, yaitu difenokonazol. Sebenarnya boleh saja pakai azoksistrobin, tapi resiko resistensinya lebih tinggi dari difenokonazol. Kalau Juragan gunakan sekali-kali tidak masalah.

Beberapa bahan aktif kontak tadi ada yang mengandung zinc. Ada keunggulannya pada daun nanti, dan pemulihan daun untuk menjadi hijau kembali juga akan lebih cepat dengan zinc.

Aplikasinya silakan Juragan selang-seling. Lakukan penyemprotan fungisida ketika intensitas serangan busuk batang melewati ambang kendali. Gunakan maksimal 2 atau 3 jenis fungisida dengan bahan aktif berbeda. Sebaiknya, lakukan penyemprotan di pagi hari, dengan interval setiap 2 atau 3 hari sekali.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Acrobat 50 WP – Link Shopee 
Previcur N 722 SL – Link Shopee 
Score 250 EC – Link Shopee 
Antracol 70 WP – Link Shopee 
Revus Opti 440 SC – Link Shopee 
Ziflo 90 WP – Link Shopee 
Dithane M 45 – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });