Pada saat musim kemarau, kebutuhan pupuk nitrogen pada tanaman bisa kita berikan dalam jumlah yang lebih, tidak seperti pada saat musim hujan. Termasuk juga pada saat pemberian pupuk dasar. Dan prioritas dalam pemupukan yang utama, adalah bagaimana agar tanaman tetap bisa menyerap pupuk dengan baik. Meski dalam kondisi tanah yang umumnya kurang gembur.
Sebelum pemberian pupuk dasar ini, alangkah baiknya jika melakukan sterilisasi lahan pada cabe dulu. Misalnya dengan H2O2, seperti pada video ini.
Kohe Kambing
Pemberian pupuk dasar, tidak membutuhkan pupuk yang cepat terserap tanaman. Justru yang lebih pas, adalah pupuk yang sifatnya slow release. Tanaman yang masih kecil, tidak akan menghabiskan banyak nutrisi dalam waktu yang cepat. Salah satu pupuk slow release yang banyak digunakan adalah kohe kambing.
Wajib hukumnya memakai kohe kambing yang sudah terfermentasi. Di dalam kotoran ternak ini juga terkandung bakteri patogen yang dapat merusak tanaman, apabila langsung kita gunakan sebagai pupuk. Oleh karena itu sangat perlu fermentasi dulu untuk membunuh bakteri parasit atau bahan berbahaya lainya.
Kalau untuk musim hujan, cukup setengah kilo. Tapi, untuk musim kemarau dosisnya adalah 1 kg per tanaman. Berikan dengan cara sebar saja secara merata.
Arang Sekam
Karena untuk musim kemarau, penggunaan arang sekam sangat disarankan. Sebelum sebar pupuk kandang, arang sekam ini dulu yang diberikan. Fungsinya, untuk menjaga kondisi tanah tetap gembur, memacu pertumbuhan mikroorganisme, mempertahankan kelembaban, menekan jumlah mikroba patogen, juga meningkatkan daya serap dan daya ikat tanah terhadap air.
Dalam arang sekam juga ada silika, mampu memperbaiki fisik tanaman agar lebih kokoh, dan memperbaiki sifat fisik tanaman yang berpengaruh pada kelarutan pupuk fosfat dalam tanah.
Kapur Pertanian / Dolomit
Pada tanah yang pH-nya asam, berikan juga kapur, bersamaan dengan kohe dan arang sekam ini. Baru setelah itu aduk. Sehingga nanti tanahnya gembur untuk membantu akar tanaman lebih leluasa.
Baca juga : 3 KONDISI MENGHARUSKAN PUPUK DAUN PAKAI TAMBAHAN PUPUK PEMULIHAN
NPK Slow Release
Seperti yang sudah dikatakan tadi, pupuk slow release adalah yang cocok untuk pupuk dasar. Contoh merknya pada pupuk NPK Pelangi. Jenis pupuk ini tidak mudah hanyut dan langsung meresap ke tanah. Atau dengan NPK 15 15, bukan dengan 16 16 yang nitrogennya ada kandungan nitrat.
Aplikasi kohe, arang sekam, dolomit, dan NPK bisa bersamaan, campur jadi satu dengan tanah. Selanjutnya biarkan dulu 1 minggu, tanpa ditutup dengan mulsa.
Fertiphos dan KCL
Boleh saja kalau mau pakai SP 36 atau TSP. Tapi, kalau mau membandingkan mana yang lebih unggul, lebih baik pakai Fertiphos. Dengan pupuk fertiphos ini, pemakaian kapur bisa dikurangi karena ada kandungan 15% kalsium oksida. Kebutuhan pupuk kalsium bisa dihemat. Fertiphos juga lebih cepat hancur daripada dua pupuk tadi.
Seminggu setelah aplikasi pupuk sebelumnya, lakukan aplikasi pupuk fosfat di tengah bedengan. Mengingat bentuk dari pupuk fosfat yang paling susah terserap tanaman. Pada saat penyiraman nanti, pastikan bagian tengah tersebut terkena air.
Pupuk yang digunakan selanjutnya KCL, bisa juga menggunakan K2O. Yang penting pupuk kalium. Kalau aplikasi pupuk kalium, berikan pada tempat yang berbeda lagi dari pupuk fosfat.
Pada saat membuat lubang tanam, usahakan ada 3 lubang. Lubang yang tepat di tengah bedengan untuk pupuk fosfat, lubang tanam utama, dan satu lagi lubang pupuk kcl ini di tengah-tengah, antara lubang tanam utama.
Mikoriza
Satu lagi tambahan pupuk untuk musim kemarau, adalah pupuk hayati mikoriza. Kalau pupuk ini, pemberiaannya pada saat pindah tanam bibit.
Mikoriza di sini, fungsinya memberi perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur toksik. Jamur mikoriza sejatinya melepaskan antibiotik yang dapat mematikan patogen. Kalau pun dari pupuk kohe belum terfermentasi dengan baik, patogen jahatnya bisa mati dengan mikoriza ini.
Yang lebih penting di musim kemarau, mikoriza akan masuk dalam akar tanaman muda, dan membuatnya lebih banyak. Dengan mikoriza, jangkauan perakaran tanaman akan lebih luas, sehingga penyerapan pupuk atau air otomatis lebih luas.
Mikoriza ini membutuhkan inang untuk bisa hidup, yaitu akar tanaman. Maka jika kita aplikasikan sebelum tanam dan dalam waktu yang lama bibit belum pindah tanam, kemungkinan besar mikoriza akan mati.
Tidak seperti mikroba dalam EM 4 yang rentan mati ketika terkena sinar matahari, asalkan aplikasinya langsung didekatkan pada akar, di mana mikoriza langsung bertemu dengan inangnya, mikoriza bisa dimanfaatkan. Kalau dalam waktu yang lama tidak bertemu dengan akar, mikoriza bisa mati.
Cara pakainya hanya dengan cara taburkan saja pada sekitar perakaran, bukan dengan cara kocor karena sejatinya mikoriza tidak larut air. Atau dengan cara pembenaman dalam tanah, baru siram.
Gabungan dari beberapa pupuk tadi, bisa membuat tanaman lebih rimbun di musim kemarau. Bantuan arang sekam membuat tanah lebih gembur. Pupuk yang bekerja slow release tersedia perlahan sesuai kebutuhannya, dan bantuan mikoriza membuat tanaman bisa memaksimalkan penyerapan pupuknya.
DAPATKAN PRODUKNYA