Semakin berkembangnya teknologi pertanian, mau tidak mau untuk hasil yang lebih baik kita perlu menyesuaikan diri. Berbagai macam bahan aktif yang masuk dalam kategori kelas atas mulai banyak digunakan. Sebagai petani, paling tidak kita harus tahu perbedaan dari cara kerjanya. Berikut ini perbandingan amistartop vs nativo vs score.
Amistartop
Dalam fungisida Amistartop, bahan aktif yang mendominasi adalah azoksistrobin. Bahan aktif ini memiliki daya serapan yang kuat, lebih kuat dari piraklostrobin. Baik pada daun, batang, maupun akar. Saking kuatnya daya sistemiknya itu, azoksistrobin bisa untuk aplikasi secara kocor. Sebenarnya, azoksistrobin juga merupakan fungisida yang sifatnya sebagai antibiotik.
Kemampuannya dalam mengendalikan dan mempertahankan diri dalam tanaman sangat baik. Hanya saja, kelemahannya adalah mudah menyebabkan fitotoksisitas. Selain itu, karena sifat sistemiknya yang kuat, justru tidak bisa campur dengan fungisida lain.
Dosisnya untuk tanaman cabe adalah 0,5 atau 1 mili per liter, aplikasikan setiap 7 atau 14 hari sekali. Saat ini harganya sekitar 80 ribu per kemasan 100 mili.
Ada bahan aktif yang bisa lebih baik dari azoksistrobin dalam segi pencampuran, yaitu trifloksistrobin. Bahan aktif ini dapat kita temukan pada fungisida Nativo.
Baca juga : KEUNGGULAN CABAI RED KRISS YANG PERLU DIKETAHUI
Nativo
Trifloksistrobin, efisiensinya tinggi, spektrum luas, memiliki aksi perlindungan, pengobatan, dan pemberantasan. Pada saat yang sama, ia juga memiliki karakteristik permeabilitas yang kuat, penyerapan sistemik yang baik, ketahanan terhadap pencucian hujan, dan periode tahan lama.
Kalau kita bandingkan azoksistrobin, trifloksistrobin merupakan fungisida metoksi akrilat yang memiliki efek peracikan yang baik. Puluhan insektisida dan fungisida, seperti propikonazol, thifluzamide, difenoconazole, dan cymoxanil, bila campur, dan efek sinergisnya sangat jelas. Terutama senyawa dengan tebuconazole telah menjadi formula fungisida senyawa terbaik.
Kombinasi tersebut juga dapat mengatur penyerapan kalsium oleh tanaman, mencegah terjadinya defisiensi kalsium fisiologis, mengatur penyerapan nitrogen dan fosfor oleh tanaman, dan membuat tanaman tumbuh lebih sehat, dengan hasil tinggi dan kualitas yang baik.
Ia memiliki efek pencegahan dan pengendalian penyakit yang berkelanjutan. Masa berlakunya bisa mencapai lebih dari 15 hari. Fungisida trifloxystrobin adalah efisiensi tinggi dan toksisitas fungisida rendah. Selain toksisitas tinggi terhadap organisme air, itu adalah toksisitas rendah untuk burung, lebah, ulat sutra dan cacing tanah, dan memiliki sedikit polusi lingkungan. Hama cacing tanah tetap bisa bekerja untuk tetap menyuburkan tanah.
Dosisnya pada tanaman cabe adalah 100 sampai 150 gram per liter. Harganya sekitar 65 ribuan per kemasan 50 gram.
Score
Bagaimana dengan bahan aktif 250 gram per liter difenokonazol yang ada pada fungisida Score?
Ini dapat terserap oleh tanaman dan memiliki efek osmotik yang kuat. Serapan tersebut hanya dalam waktu 2 jam setelah aplikasi. Ini juga memiliki karakteristik konduksi ke atas, yang dapat melindungi daun muda, bunga dan buah dari kerusakan penyakit.
Difenokonazol yang menempel pada permukaan daun tahan terhadap pencucian hujan, Menguap sangat sedikit dari daun, dan menunjukkan aktivitas fungisida yang lebih tahan lama bahkan di bawah kondisi suhu tinggi, yang berlangsung 3 sampai 4 hari lebih lama dari fungisida umum.
Bahan aktif difenokonazol juga memiliki pencampuran yang baik . Untuk mencegah patogen berkembang menjadi resistensi terhadap difenokonazol, sarannya jumlah penyemprotan difenokonazol tidak lebih dari 4 kali dalam setiap musim tanam. Hanya saja, karena memang merupakan golongan azol, tidak saya sarankan penggunaannya pada fase vegetatif.
Saat ini harganya sekitar 50 ribuan per kemasan 80 mili. Dosis untuk tanaman cabe 0,5 mili per liter. Segera lakukan tindakan preventif, begitu gejala penyakit muncul, langsung semprot dengan interval penyemprotan 7 sampai 10 hari sekali.
Kesimpulan
Sampai sini bisa kita ambil kesimpulan. Fungisida dengan satu bahan aktif difenokonazol Score, cocok untuk fase generatif. Dari segi daya kerjanya, Amistartop dan Nativo lebih unggul dari Score. Jelas karena ada dua bahan aktif yang bekerja.
Selain dari cara kerja tadi, banyaknya kandungan bahan aktif juga mempengaruhi pada bagaimana efikasi fungisida tersebut. Dalam fungisida Amistartop ada 200 gram per liter azoksistrobin, atau sekitar 20%. Dengan tambahan golongan triazol difenokonazol 125 gram per liter. Sementara pada fungisida Nativo ada 25% trifloksistrobin 50% tebukonazol.
Amistartop vs Nativo sama-sama memiliki bahan aktif dari golongan triazol, sebagai tambahan selain mengatasi jamur, karena dalam bahan aktif azol ada zat pengatur tumbuhnya, akan membuat tanaman lebih cepat dalam pemulihan.
Yang perlu menjadi perhatian dengan bahan aktif golongan azol ini, adalah bisa menghambat pertumbuhan fase vegetatif. Maka untuk pencegahan di fase vegetatif memang kurang tepat. Tapi, kalau memang serangan yang sudah terjadi cukup parah, penggunaan dengan dosis yang lebih rendah bisa membantu.
Antara Tebukonazol dan Difenokonazol, sebenarnya yang lebih aman adalah difenokonazol, yang ada pada Amistartop. Sehingga bisa kita ambil kesimpulan, kalau efek penghambatan pada fungisida Amistartop, lebih rendah ketimbang Nativo. Ini kalau dalam konteks tanaman fase vegetatif. Kalau kita gunakan pada fase generatif, tidak ada efek penghambatan, justru golongan azol membuat daun menjadi lebih hijau dan tebal.
Kalau kita membandingkan antara azoksistrobin dalam Amistartop dengan trifloksistrobin dalam Nativo, daya sistemiknya lebih kuat azoksistrobin. Oleh karena itu untuk penyembuhan memang lebih kuat azoksistrobin. Namun kalau bicara pencegahan, trifloksistrobin lebih unggul.
Dari ketiga fungisida sistemik tadi, tidak ada yang jelek. Semuanya bagus sesuai dengan kebutuhan. Tinggal bagaimana kita menyesuaikannya.
DAPATKAN PRODUKNYA
Amistartop 325 SC – Link Shopee
Nativo 75 WG – Link Shopee
Score 250 EC – Link Shopee