back to top

Aturan Cara Campur Pestisida dengan Tepat

Apa boleh pestisida campur dengan pestisida lainnya? Penggunaan pestisida yang tepat, akan memberikan hasil terkendalinya serangan hama dan penyakit sebagaimana yang kita harapkan. Namun jika kita tidak bijak, dalam penggunaannya cara campur pestisida bisa mengakibatkan pestisida tidak efektif, bahkan bisa membuat tanaman jadi keracunan.

Baca juga : 5 OBAT ABAMEKTIN HITAM TERBAIK, HARGA 40 – 100 RIBUAN

Aturan Cara Campur Pestisida

Agar manjur, Juragan perlu memperhatikan beberapa aturan campur pestisida, yaitu sebagai berikut.

  • Mengenali organisme pengganggu tanaman dengan baik. Pastikan, Juragan tidak salah mendiagnosis tanaman Juragan rentan penyakit apa.
  • Campur pestisida, yang memiliki cara kerja berbeda. Hindari juga, menggunakan 2 atau lebih pestisida yang segolongan, atau sama bahan aktifnya. Pencampuran pestisida yang berasal dari golongan sama, hanya akan menambah biaya namun tidak efektif. Silahkan lihat tabel berikut, untuk mengetahui mana saja yang boleh dan yang tidak boleh campur.

  • Hindari juga pemakaian pestisida dengan cara kerja yang sama. Misalnya, golongan piretroid berbahan aktif A, campur dengan piretroid berbahan aktif B. Untuk mengetahui cara kerja biasanya tercantum pada label pestisida.
  • Perlu menjadi perhatian, tujuan pencampuran pestisida, adalah untuk mematikan lebih dari 1 organisme pengganggu. Maka, perlu pestisida yang berbeda pula.

    Untuk tiap jenis OPT yang menggunakan lebih dari 1 pestisida, sebaiknya aplikasikan dengan cara berselang-seling. Misalnya untuk serangga thrips, antara insektisida kontak dan sistemik sebaiknya selang-seling, bukan campur jadi satu.

7 Hal Harus Diperhatikan

  • Jangan lakukan pencampuran pestisida dalam konsentrasi pekatan, yang langsung dari kemasan. Sebaiknya, campurkan pestisida ke dalam ember berisi air dan aduk rata terlebih dulu. Baru kemudian encerkan lagi dalam tangki semprot.
  • Agar pestisida tercampur dengan sempurna, jangan mencampurkan 2, atau lebih pestisida yang berbentuk fisik sama atau yang berbentuk formulasi sama. Misalnya yang larut air dengan larut air. Selengkapnya, perhatikan tabel berikut ini.

    Contohnya, kita akan mengaplikasikan 3 pestisida sekaligus. Misal untuk kutu daun, ulat, dan jamur. Untuk kutu daun, kita kendalikan dengan abamektin, golongan avermektin yang berbentuk formula EC.

    Untuk hama ulat menggunakan insektisida asefat, atau organofosfat berformula SP yang larut air. Dan fungisidanya menggunakan propineb berformula WP.

  • Pengendalian hama penyakit dengan pestisida ini, memang sebaiknya beriringan dengan pemulihan tanaman. Oleh karena itu, Juragan boleh mencampurnya, dengan pupuk daun.

    Dengan catatan, asal tidak mengandung nitrogen. Karena, justru malah bisa ikut menutrisi penyakit.

    Sama halnya, ketika Juragan mencampur pupuk organik cair, yang mana mengandung mikroorganisme, dengan fungisida. Maka ini boleh-boleh saja. Asalkan Juragan hanya membutuhkan unsur haranya saja di pupuk organik. Karena kemungkinan besar, dengan pencampuran fungisida, mikroorganisme dalam pupuk organik akan mati.

  • Fungisida dan insektisida, sebaiknya juga tidak campur dengan kalsium. Karena, kalsium dapat menyebabkan fungisida atau insektisida tadi tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
  • Pencampuran pestisida ini, juga tidak berarti boleh mengurangi dosis masing-masing, dengan anggapan agar tanaman tidak keracunan. Apabila campuran pestisida Juragan tepat, variannya tidak terlalu banyak, maka penggunaan sesuai dosis anjuran tidak akan menyebabkan tanaman keracunan.

Lihat juga : Campur Fungisida Amistartop + Kalinet + Ultradap

  • Untuk menghindari resistensi OPT, sebaiknya menggunakan 2 atau 3 pestisida dengan bahan aktif dan cara kerja yang berbeda untuk tiap jenis OPT, dan aplikasinya selang-seling, bukan campur jadi satu.

    Misalnya saat ini kita aplikasi insektisida sistemik campur dengan fugisida kontak. Maka, aplikasi berikutnya ganti dengan insektisida kontak, sedangkan fungisidanya yang sistemik.

  • Pestisida yang sudah tercampur dan encer dengan air, harus Juragan gunakan sampai habis. Ini tidak bisa disimpan untuk digunakan lain hari karena dalam beberapa jam, bahan aktif akan terdegradasi dan berkurang daya kerjanya.

Kurang lebihnya seperti itu saja Juragan. Semoga dapat menambah wawasan baru, dan bermanfaat untuk Juragan.

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });