back to top

Semprot Manohara atau Kalsium Nitrat? Tidak Semua Pupuk Kalsium Aplikasinya Sama

Ada banyak jenis pupuk kalsium. Pupuk yang paling ribet cara pakainya karena susah campur dengan pupuk lain. Salah satu merk yang banyak dipakai, adalah Manohara. Apa bisa semprot manohara?

Tujuan utama penggunaan pupuk kalsium, selain untuk meningkatkan ph tanah, juga untuk meningkatkan daya tahan tanaman, membuatnya lebih kuat dalam menghadapi serangan penyakit, dan meningkatkan kualitas buah.

Bentuk pupuk kalsium tersebut merupakan bubuk, dengan kandungan 95% CaCo3 atau kalsium karbonat, dan beberapa unsur hara mikro, termasuk boron 1,2%. Memang tinggi ya Juragan, kandungan kalsiumnya. Jenis kalsium dalam pupuk ini, sama dengan Kaptan, yang biasanya untuk meningkatkan ph tanah.

Merk yang memiliki kandungan mirip dengannya adalah pupuk Kalsigro 98, Top Calsium 98, atau Supercals 900. Ketiga pupuk tadi rata-rata harganya 20 ribu per kg.

Apakah Pupuk Manohara bisa Untuk Semprot?

Secara umum, kegunaan dari pupuk CaCo3 ini, adalah untuk mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini, membantu menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni, meningkatkan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, dan meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk-pupuk organik.

Kalau kita perhatikan, fungsinya berkaitan dengan tanah dan akar tanaman. Itu berarti, aplikasi dari pupuk kalsium yang kandungannya dominan kalsium karbonat atau CaCo3 ini, lebih baik dengan cara kocor.

Alasan itu, juga didukung dengan bagaimana jenis pupuk kalsium ini yang meningkatkan ph secara cepat. Seperti halnya kapur pertanian. Kalau melakukan pencampuran dengan air pun juga ada endapan setelahnya. Artinya, tidak 100% larut air.

Pupuk kalsium karbonat, erat kaitannya dengan penggunaan pupuk organik. CaCo3 meningkatkan efektivitas pupuk organik, sehingga penyerapannya pada tanaman akan lebih optimal. Hal ini juga dapat membantu menghindari pencucian hara, serta meningkatkan retensi penggunaan air.

Jadi, apakah pupuk sejenis Manohara aplikasinya bisa dengan cara semprot?

Cara aplikasi paling tepat dengan kalsium bubuk CaCo3, adalah dengan kocor. Untuk pengocoran, rata-rata dosisnya 10 gram per liter.

Kalau mau meningkatkan hasil tanaman, membangun daya tahan terhadap penyakit dan hama, dan memperpanjang umur penyimpanan buah, kalsium dalam bentuk nitrat yang lebih baik digunakan, dengan cara semprot.

Baca juga : INSEKTISIDA SPEKTRUM LUAS LUFENURON DAN KLORFENAPYR, MANA YANG LEBIH KUAT?

Semprot Kalsium Nitrat

Jenis kalsium dalam pupuk kalsium nitrat merupakan kalsium oksida. Lengkap dengan nitrat yang mempercepat penyerapan. Karena disemprotkan pada daun, pupuk yang lebih cepat terserap akan lebih cocok.

Fungsinya tidak seperti kalsium karbonat. Tapi lebih untuk mengurangi serangan jamur pada tanaman dengan memperkuat dinding sel tanaman, mengurangi serangan busuk ujung buah, meningkatkan hasil dan kualitas panen, dan meningkatkan daya tahan dan umur buah.

Dosisnya 2 gram per liter, atau sekitar 2 sampai 3 sendok teh per 10 liter air.

Contoh merknya, adalah pupuk Canita yang harganya per kg 25 ribuan. Merk Karate plus boroni juga merupakan kalsium nitrat plus boron, yang harganya 18 ribuan. Atau pada merk CNG yang kandungannya mirip pupuk Canita, juga dengan harga yang mirip.

Jenis pupuk kalsium nitrat, kalau diberikan sejak awal tanam rasanya kurang tepat. Sebab, pada saat penyiapan lahan, kebutuhan unsur N masih tersuplai oleh pupuk lain yang sifatnya slow release. Yang mana tidak cepat higroskopis. Kalau pupuk kalsium nitrat, dia higroskopis.

Sampai sini, bisa kita tarik kesimpulan kalau pupuk kalsium nitrat yang bisa untuk semprot.

Kalsium karbonat, sifatnya lebih slow release jika kita bandingkan dengan pupuk kalsium nitrat. Kecepatan serapan pupuk kalsium nitrat cocok untuk musim kemarau.

Kalsium karbonat hanya untuk meningkatkan ph tanah dan mengatasi gejala kekurangan kalsium. Mengatasi gejala kekurangan kalsium sebenarnya bisa juga dengan kapur dolomit. Dengan kandungan kalsium yang tinggi, ini lebih baik.

Dengan cara kocor, kalsium karbonat juga bisa memaksimalkan penyerapan pupuk lain. Maka dari itu bisa juga campur dengan pupuk NPK. Tapi, bukan dengan pupuk tunggal. Tidak perlu takut kalsium akan menekan kalium. Pupuk NPK sendiri memiliki bahan pembawa, tidak seperti pupuk tunggal yang apabila campur pupuk lain menunjukkan gejala ketidaksesuaian.

Apakah dua pupuk tadi aplikasinya harus dalam satu musim tanam? Kalau sudah kocor dengan kalsium karbonat, tidak memakai kalsium nitrat tidak masalah. Sebenarnya sudah mencukupi, dan untuk alasan menghemat juga.

Paling tidak Juragan sudah memahami bagaimana perbedaannya, dan bisa memilih pupuk kalsium sesuai dengan tujuan penggunaannya.

 

DAPATKAN PRODUKNYA

Pupuk Manohara – Link Shopee 
Kalsium Nitrat Cap Tawon – Link Shopee 

Hot News

Jenis dan Dosis Pemupukan Semangka Dari Awal sampai Akhir!

Pada artikel kali ini, akan kita bahas bagaimana pemupukan semangka yang tepat, tepat jenis, dan tepat dosis. Mulai dari persiapan lahan, sampai pupuk pembuahannya....
Kabar Tani
2
minutes

Ini Tanda Tanaman Cabe Kekurangan 5 Unsur Hara Makro

Tanaman cabe tidak tumbuh dengan normal, bisa disebabkan oleh kekurangan unsur hara. Unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman cabe rawit, adalah unsur hara...
Kabar Tani
2
minutes

Hidrogen Peroksida Solusi Bertani Murah, Ini Contoh Produknya

Saat ini, semakin banyak petani yang beralih ke produk-produk pertanian yang lebih aman untuk lingkungan, tidak meninggalkan residu. Produk-produk pertanian tersebut juga relatif lebih...
Kabar Tani
3
minutes

Harus Urut! Cara Panen Cabe yang Benar di Musim Hujan

Apa kabarnya yang kemarin baru tanam cabe musim hujan? Sudah mendekati panen ya gan. Nah, saya rasa Juragan perlu tahu nih apa saja yang...
Kabar Tani
2
minutes
spot_img
const columns = document.querySelectorAll('.column'); columns.forEach(column => { column.addEventListener('dragover', event => { event.preventDefault(); column.classList.add('drag-over'); }); column.addEventListener('dragleave', () => { column.classList.remove('drag-over'); }); column.addEventListener('drop', event => { column.classList.remove('drag-over'); const draggingCard = document.querySelector('.dragging'); column.appendChild(draggingCard); }); }); const cards = document.querySelectorAll('.card'); cards.forEach(card => { card.addEventListener('dragstart', () => { card.classList.add('dragging'); }); card.addEventListener('dragend', () => { card.classList.remove('dragging'); }); });